183
wilayah mengalami penurunan, dan neraca perdagangan kedua wilayah juga mengalami surplus, masing-masing sebesar 0.949 persen dan 0.401 persen. Simulasi
kebijakan investasi pemerintah di wilayah Sumatera berdampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah, penjelasan ini sama dengan apa yang terjadi ketika
investasi swasta di shock di wilayah yang sama.
6.2.14. Dampak Kebijakan Perubahan Meningkatkan Investasi Pemerintah di
Wilayah Jawa-Bali
Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali berdampak positif bagi kinerja ekonomi wilayah Jawa-Bali. Hal ini terlihat
dari PDRB wilayah Jawa-Bali meningkat sebesar 3.243 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja meningkat. Meningkatnya permintaan
tenaga kerja akan direspon dengan kenaikan upah di wilayah Jawa-Bali sebesar 0.010 persen.
Pada pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Jawa-Bali terlihat mengalami peningkatan yang disebabkan oleh kenaikan upah, disamping karena
kenaikan upah tersebut, peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi bersih Jawa-Bali mengalami kenaikan sebesar 0.026 persen. Namun
demikian neraca perdagangan wilayah Jawa-Bali mengalami defisit sebesar 0.902 persen. Hal ini diduga bahwa kenaikan PDRB di wilayah Jawa-Bali tidak cukup
menutupi permintaan domestik sehingga impor wilayah Jawa-Bali dari wilayah Sumatera dan WTI mengalami kenaikan yang relatif besar masing-masing sebesar
6.624 persen dan 6.624 persen secara berturut-turut Tabel 60.
184
Tabel 60.
Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Jawa-Bali sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah
Keterangan satuan
Nilai Dasar Nilai
Δ PDRB Sumatera
Rp Miliar 355150.3
355833.0 0.1922 PDRB Jawa-Bali
Rp Miliar 1001703.0
1034188.0 3.2430 PDRB WTI
Rp Miliar 278977.3
279372.3 0.1416 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera
Ribu Orang 17775.48
17820.79 0.2549 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali
Ribu Orang 57595.73
57941.14 0.5997 Permintaan Tenaga Kerja WTI
Ribu Orang 17755.33
17773.75 0.1038 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera
Ribu Orang 20184.82
20184.99 0.0009 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali
Ribu Orang 65105.91
65109.12 0.0049 Penawaran Tenaga Kerja WTI
Ribu Orang 18929.51
18929.77 0.0014 Upah Sumatera
Rp Ribu 852.517
852.589 0.0085 Upah Jawa-Bali
Rp Ribu 837.839
837.929 0.0107 Upah WTI
Rp Ribu 1016.55
1016.65 0.0099 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera
Ribu Orang 8200.26
8195.52 -0.0578 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali
Ribu Orang 20718.9
20594.9 -0.5984 Jumlah Penduduk Miskin WTI
Ribu Orang 8483.91
8481.31 -0.0307 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali
Ribu Orang 287.536
287.481 -0.0191 Mig masuk Sumatera dari WTI
Ribu Orang 39.626
39.626 -0.0003 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera
Ribu Orang 701.401
701.485 0.0120 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI
Ribu Orang 467.480
467.542 0.0133 Mig masuk WTI dari Sumatera
Ribu Orang 15.930
15.930 0.0031 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali
Ribu Orang 166.798
166.786 -0.0073 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali
Ribu Orang 664.967
664.528 -0.0661 Mig keluar Sumatera ke WTI
Ribu Orang 15.892
15.893 0.0032 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera
Ribu Orang 320.174
320.122 -0.0162 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI
Ribu Orang 145.627
145.641 0.0098 Mig keluar WTI ke Sumatera
Ribu Orang 40.854
40.854 0.0003 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali
Ribu Orang 424.385
424.569 0.0434 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali
Rp Miliar 2840.98
2934.23 3.2824 Ekspor Sumatera ke WTI
Rp Miliar 2275.90
2276.16 0.0116 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera
Rp Miliar 27304.3
27328.8 0.0897 Ekspor Jawa-Bali ke WTI
Rp Miliar 55140.3
55167.2 0.0488 Ekspor WTI ke Sumatera
Rp Miliar 826.273
826.471 0.0240 Ekspor WTI ke Jawa-Bali
Rp Miliar 1039.99
1055.63 1.5037 Impor Sumatera dari Jawa-Bali
Rp Miliar 577.331
577.668 0.0584 Impor Sumatera dari WTI
Rp Miliar 688.345
688.626 0.0408 Impor Jawa-Bali dari Sumatera
Rp Miliar 4622.23
4928.41 6.6242 Impor Jawa-Bali dari WTI
Rp Miliar 6246.40
6637.37 6.2591 Impor WTI dari Sumatera
Rp Miliar 177.306
177.431 0.0704 Impor WTI dari Jawa-Bali
Rp Miliar 91.295
91.302 0.0070 Jumlah Pengangguran Sumatera
Ribu orang 2409.34
2364.21 -1.8732 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali
Ribu orang 7510.18
7167.98 -4.5564 Jumlah Pengangguran WTI
Ribu orang 1174.19
1156.02 -1.5473 Ekspor Bersih Sumatera
Rp Miliar 3851.20
3944.10 2.4122 Ekspor Bersih Jawa-Bali
Rp Miliar 71576.0
70930.3 -0.9022 Ekspor Bersih WTI
Rp Miliar 1597.659
1613.364 0.9830
185
Tabel 60. Lanjutan
Keterangan Satuan
Nilai Dasar Nilai
Δ Migrasi Bersih Sumatera
Ribu orang -353.697
-353.314 0.1085 Migrasi Bersih Jawa-Bali
Ribu orang 703.080
703.264 0.0261 Migrasi Bersih WTI
Ribu orang -282.511
-282.707 -0.0694 Ketimpangan antarwilayah
9.0858 10.2210 12.4948
Secara keseluruhan terlihat bahwa dampak peningkatan investasi swasta di wilayah Jawa-Bali selain menurunkan jumlah penduduk miskin meskipun relatif
kecil, juga menurunkan jumlah pengangguran yang relatif besar yaitu 0.598 persen. Hal ini menunjukkan bahwa di wilayah Jawa-Bali peningkatan investasi pemerintah
dapat menciptakan dan menyerap tenaga kerja, hal ini beralasan karena meskipun migrasi bersih di wilayah Jawa-Bali meningkat, wilayah tersebut masih mampu
menurunkan jumlah pengangguran yang lebih besar. Dari simulasi ini dapat disebutkan bahwa investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali efektif untuk
meningkatkan kinerja ekonomi wilayah meskipun neraca perdagangannya negatif. Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di wilayah
Jawa-Bali terhadap wilayah Sumatera dan WTI berdampak positif bagi kinerja perekonomian ke dua wilayah tersebut. Hal ini ditunjukkan dari jumlah penduduk
miskin dan jumlah pengangguran di kedua wilayah tersebut mengalami penurunan. Dengan kata lain bahwa keterkaitan wilayah Jawa-Bali dengan Wilayah Sumatera
dan WTI memiliki keterkaitan yang relatif cukup kuat dilihat dari arus migrasi dan arus perdagangannya. Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang
menganggur, wilayah Sumatera dan WTI memiliki neraca perdagangan yang positif. Dari simulasi ini, temuan yang menarik perhatian adalah investasi pemerintah
di wilayah Sumatera atau di wilayah Jawa-Bali ternyata tidak dapat meningkatkan
186
kinerja perdagangan wilayah terrebut, ditandai dengan neraca perdagangan kedua wilayah tersebut adalah negatif. Hal ini dapat dijelaskan karena investasi pemerintah
secara keseluruhan memang mampu meningkatkan PDRB wilayah, yang akan mendorong pada peningkatan permintaan tenaga kerja dan upah di setiap wilayah.
Kenaikan upah yang merupakan salah satu faktor pendorong para migran masuk ke wilayah tersebut, sehingga jumlah penduduk akan meningkat karena arus migrasi
masuk tinggi sehingga kebutuhanan wilayah juga semakin tinggi. Kekurangan kebutuhan wilayah Jawa-Bali akan diimpor dari wilayah patner dagangnya dalam hal
ini adalah wilayah Sumatera dan wilayah Timur Indonesia. Simulasi kebijakan peningkatan investasi pemerintah di wilayah Jawa-Bali
juga memberikan dampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah sebesar 12.49 persen. Sekali lagi ini menjelaskan kepada kita bahwa akumulasi
kapital sebaiknya dialokasi di wilayah-wilayah yang akumulasi kapitalnya lebih rendah.
6.2.15. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah Timur