Respon Upah Wilayah Sumatera

93 Migrasi bersih memberikan pengaruh positif bagi peningkatan penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia, namun responnya inelastis baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Artinya bahwa ketika selisih upah sekarang dan tahun sebelumnya meningkat satu persen, ceteris paribus, penawaran tenaga kerja di wilayah Timur Indonesia akan meningkat sebesar 0.0007 persen dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang meningkat sebesar 0.017 persen. Penawaran tenaga kerja wilayah Timur Indonesia berbeda secara statistik berbeda nyata dengan nol terhadap peubah bedakala pada tarf kepercayaan 95 persen. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat tenggang waktu yang relatif lambat para pekerja untuk menyesuaikan kembali pada titik keseimbangannya dalam merespon situasi perubahan ekonomi.

5.2.4. Blok Upah

Blok harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah upah rata-rata pekerja. Blok upah rata-rata pekerja terdiri dari 3 persamaan struktural, yaitu persamaan upah rata-rata pekerja wilayah Sumatera, upah rata-rata pekerja wilayah Jawa-Bali dan upah rata-rata pekerja wilayah Timur Indonesia. Berikut adalah hasil estimasi persamaan upah untuk setiap wilayah.

5.2.4.1. Respon Upah Wilayah Sumatera

Berdasarkan hasil pendugaan yang telah dilakukan terhadap persamaan upah rata-rata wilayah Sumatera dapat diketahui bahwa Upah Minimum Regional UMR wilayah Sumatera berpengaruh positif terhadap upah rata-rata yang diterima oleh 94 pekerja. Hal ini mengindikasikan bahwa Upah Minimum Regional yang ditetapkan pemerintah daerah berintegrasi dengan upah rata-rata yang diterima oleh para pekerja. Tabel 16. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Upah Wilayah Sumatera Label Parameter Prob |t| Elastisitas Estimate E SR E LR Intersep upah Sumatera 14.10745 0.6368 - - UMR Sumatera 0.302191 0.1382 0.1398 1.0241 PDRB Sumatera 0.000044 0.7102 0.0270 0.1975 Lag upah Sumatera 0.863449 .0001 - - Secara statistik terlihat bahwa UMR wilayah Sumatera berpengaruh nyata terhadap kenaikan upah pekerja pada taraf kepercayaan 85 persen, namun respon perubahan upah terhadap perubahan UMR adalah inelastis dalam jangka pendek tetapi elastis dalam jangka panjang. Hal ini dapat diintepretasikan bahwa kenaikan upah sebesar satu persen dalam jangka pendek hanya meningkatkan upah pekerja sebesar 0.145 persen, sedangkan dalam jangka panjang meningkat lebih dari satu persen yakni sebesar 1.003 persen. Jika dilihat lebih jauh bahwa kenaikan UMR dalam jangka panjang akan mendorong kenaikan pendapatan bagi para pekerja yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan. Namun demikian perlu diantisipasi bahwa tidak semua perusahaan dalam suatu industri mampu menanggung biaya tersebut, karena kenaikan upah tersebut dapat memicu rendahnya permintaan akan tenaga kerja yang akhirnya akan memperburuk kinerja perekonomian wilayah yang digambarkan pada meningkatnya jumlah pengangguran. Dari Tabel 16 diatas dapat dikatakan bahwa Produk Domestik Regional Bruto yang merupakan gambaran dari output wilayah berpengaruh positif terhadap 95 kenaikan upah di wilayah Sumatera, meskipun secara statistik tidak berbeda nyata dengan nol, dan secara ekonomi juga respon perubahan output wilayah Sumatera terhadap perubahan upah rata-rata yang diterima pekerja adalah inelastis, baik jangka pendek 0.026 maupun dalam jangka panjang 0.182, artinya bahwa kenaikan output sebesar satu persen, hanya berdampak pada peningkatan upah rata-rata pekerja kurang dari satu persen untuk setiap waktu. Upah rata-rata pekerja wilayah Sumatera dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala, yang mengindikasikan bahwa upah rata-rata yang diterima oleh pekerja memiliki tenggang waktu yang relatif lama dalam menyesuaikan kembali kepada titik keseimbangannya dalam merespon situasi perubahan ekonomi.

5.2.4.2. Respon Upah Wilayah Jawa-Bali