melaksanakan migrasi mempunyai harapan memiliki pendapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tidak bermigrasi. Dapat dikatakan bahwa migrasi
meningkatkan posisi ekonomi dari para migran. Hunt dan Kau 1985 menguji penerimaan pria muda yang bermigrasi.
Mereka menemukan bahwa 13 persen dari migran upah tahunan yang diterima meningkat. Hunt dan Kau menyimpulkan bahwa dengan skill yang dimiliki akan
membantu memperoleh pekerjaan di wilayah yang baru. Implikasi dari penemuan ini bahwa efisiensi dari migrasi meningkat dengan pengalaman para migran. Hal
ini dihipotesiskan bahwa jika seseorang bermigrasi akan memiliki tambahan pendapatan dengan adanya keahlian dan pengalaman para migran. Total
keuntungan sosial dari migrasi termasuk eksternalitas sulit dievaluasi. Migrasi dapat disebutkan sebagai keuntungan sosial jika penghasilan migran yang tinggi
merefleksikan output social yang tinggi. Efek sosial dari migrasi sulit untuk diakses karena efisiensi migrasi sulit untuk dievaluasi ketika kita membandingkan
biaya marginal sosial dengan keuntungan.
3.1.5. Mobilitas Kapital
Pengertian modal capital menurut ahli ekonomi yaitu input untuk produksi dalam menghasilkan barang. Yang termasuk dalam capital yaitu input
fisik untuk proses produksi, seperti bangunan, mesin dan human capital. Jumlah modal fisik diukur dengan nilai uang. Bagi individu, perbedaan
uang dengan modal fisik tidak selalu penting karena setiap individu dapat menukarkan modal fisik dengan uang tetapi masyarakat secara keseluruhan tidak
dapat menukarkan modal fisik dengan uang. Modal uang memiliki mobilitas yang tinggi antar-wilayah baik domestik dan internasional. Modal real capital
merupakan salah satu faktor produksi utama, dan dikombinasikan dengan tanah, tenaga kerja dan ketrampilan. Modal yang digunakan untuk proses produksi
kurang mobile jika dibandingkan dengan uang. Meskipun ada keterbatasan mobilitas real capital, individu dapat menjual asetnya dan mentransfer ke wilayah
lainnya. Dari perspektif individu, kapital dapat berpindah di suatu tempat meskipun aset fisik tidak dapat berpindah. Lagipula, karena real capital adalah
nilai dalam uang maka jumlah capital yang diinvestasikan di suatu wilayah dapat bergerak dengan cepat.
Ada tiga tipe perpindahan capital yang dapat diidentifikasi. Pertama, modal uang ditransfer dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, baik untuk
pertukaran terhadap barang dan jasa-jasa ataupun biaya investasi riil. Kedua, aset fisik dapat diangkut dari suatu tempat ke tempat lainnya, walaupun perpindahan
untuk beberapa aset fisik adalah terbatas. Ketiga, nilai modal fisik dapat berubah yang menggambarkan perubahan lingkungan ekonomi Blair, 1991.
3.1.6. Pendekatan Neraca Pembayaran untuk Pertumbuhan Ekonomi
Wilayah
Untuk mengerti latar belakang cara berpikir pendekatan neraca pembayaran wilayah untuk pertumbuhan ekonomi, perlu memperhatikan model
pendapatan dan pengeluaran wilayah berikut ini McCann, 2001. Yt = Ct + It + Gt + Xt - Mt
………………………….. 20
Tiga bagian pertama disisi bagian kanan persaman 3.20 menunjukkan agregat permintaan yang dihubungkan dengan kegiatan domestik dalam perekonomian
wilayah; disebut juga sebagai, regional domestic absorption, A
t
. Sementara itu dua bagian dari sisi kanan menunjukkan komponen dari agregat permintaan
wilayah yang dihubungkan dengan sektor perdagangan antar-wilayah. Bentuk umum, dari persamaan 3.20 dapat ditulis:
Yt –At = Xt – Mt ……………………………………………
21 Dimana Yt-At adalah sama dengan tambahan aset bersih dari wilayah lainnya.
Untuk mengetahui tambahan aset bersih dari wilayah lainnya, sebagai perbedaan diantara pendapatan regional dan regional domestic absorption, dapat dilihat pada
model neraca pembayaran tingkat nasional, dan kemudian menterjemahkannya dalam kasus wilayah. Model sederhana neraca pembayaran pada tingkat nasional
didefinisikan sebagai berikut: CA
N
+ KA
N
+ BOF
N
= 0 ……………………………………….. 22
Dimana CA
N
adalah neraca pembayaran transaksi berjalan pada tingkat nasional, KA
N
adalah neraca pembayaran capital account pada tingkat nasional dan BOF
N
adalah neraca pembiayaan pegawai pemerintah. Neraca pembayaran pada transaksi berjalan menggambarkan arus uang
bersih dari perdagangan untuk seluruh barang dan jasa, ditambah arus bunga bersih dan deviden dari semua aset yang berada di luar negeri yang dimiliki oleh
penduduk domestik dan orang asing. Dengan demikian neraca pembayaran transaksi berjalan lebih luas daripada neraca perdagangan yang sederhana, yang
hanya menunjuk kepada perdagangan barang-barang. Jika transaksi berjalan pada posisi surplus, hal ini berarti bahwa negara
tersebut sedang membangun cadangan devisa yang berasal dari valuta asing yang didedominasi oleh mata uang lokal. Harga dari mata uang domestik meningkat
secara relatif terhadap mata uang asing. Sementara itu, neraca pembayaran dari
neraca modal menunjukkan pendapatan bersih negara dari aset asing melalui pinjaman dan meminjam dari keuangan internasional yang menunjukkan
penerimaan bersih dari penduduk setempat dalam hal kekayaan yang terletak diluar negeri. Jika neraca modal surplus, mengimplikasikan ada aliran uang
masuk dari negara-negara lain yang biasa digunakan untuk membeli aset domestik daripada digunakan untuk membeli aset dari negara lain. Keduanya secara
bersamaan transaksi berjalan dan neraca modal menunjuk surplus bersih dari neraca pembayaran total. Neraca keuangan pemerintah adalah jumlah yang
diperlukan untuk menjaga agar pendapatan dan pengeluaran internasional seimbang dan sama dengan perbedaan bersih antara uang permintaan dan
penawaran mata uang lokal dalam pasar valuta asing. CA
N
+ KA
N
= - BOF
N
………………………………………….. 23
Jika kita kembali menyusun persamaan 22 menghasilkan persamaan 23, kita dapat lihat bahwa sisi kiri persamaan 23 adalah positif, berarti neraca
pembayaran dalam kondisi surplus dan jika negative maka neraca pembayaran adalah defisit. Jika neraca pembayaran berada dalam surplus, cadangan aset asing
meningkat atau secara aternatif menurunkan hutang kepada penduduk asing. Jika neraca pembayaran defisit maka aset asing menurun maka hutang penduduk asing
meningkat. Penyesuaian kekayaan dimediasi melalui pasar valuta asing. Pada kasus perdagangan antar regional, dan karena transaksi dilakukan
dalam mata uang lokal, pembayaran pemerintah didominasi oleh mata uang yang sama. Kita mengetahui bahwa daerah tidak memiliki hambatan bea cukai dan
perdagangan. Tetapi pada prinsipnya, kita catat bahwa neraca pembayaran dari bagian kanan persamaan 24 harus selalu sama dengan nol. Ketika diterapkan
persamaan tersebut untuk antar-wilayah, maka neraca pembayaran antar-wilayah diformulasikan dalam:
CA
R
+ KA
R
= 0 …………………………………………………… 24
Dimana CA
R
adalah neraca pembayaran transaski berjalan pada tingkat regional dan KA
R
adalah neraca pembayaran capital account pada tingkat daerah, dan dapat diubah menjadi
CA
R
= - KA
R
……………………………………………………. 25
Dengan kata lain surplus bersih dari perdagangan barang dan jasa di suatu daerah dengan daerah lain Xt-Mt dalam persamaan 21 diseimbangkan dengan
pendapatan bersih dari aset wilayah dari wilayah yang lain Yt-At pada persamaan 21.
Sebagai contoh, jika suatu wilayah yang berbasis industri berhasil mengeksport, hal ini mengimplikasikan bahwa pendapatan yang diperoleh dari
ekspor dapat digunakan kedua-duanya untuk impor barang dan jasa dari wilayah - wilayah lain dan juga membeli aset-aset yang lebih dari daerah lain. Aset-aset
yang dibeli ini akan termasuk aset negara yang riil di wilayah - wilayah lain, sama seperti pangsa pendapatan di dalam perusahaan yang berlokasi di daerah lain.
Jika suatu wilayah neraca pembayaran defisit, itu harus dibiayai dengan penjualan bersih dari aset domestik kepada pembeli dari wilayah - wilayah lain. Jika neraca
pembayaran seimbang itu berarti bahwa pendapatan bersih yang ada di negara- negara lain adalah nol.
Wilayah yang mengalami defisit neraca pembayaran secara terus menerus akan menyebabkan cadangan devisanya terbatas. Untuk membiayai necara defisit
tersebut maka wilayah tersebut dapat menjual aset kepemilikan domestik ke pembeli luar. Sehingga daerah tersebut dapat memelihara neraca pembayaran
defisit dalam jangka panjang. Hal ini mengimplikasikan bahwa pendapatan regional dalam jangka panjang juga dipengaruhi oleh tingkat ekspor wilayah.
3.2. Kerangka Konseptual
Untuk menjawab tujuan penelitian ini, digunakan sebuah model ekonometrik-multiregional. Dalam beberapa literatur yang ada, keterkaitan
wilayah umumnya hanya menggunakan dua region atau tiga region karena alasan kompleksitas data arus migrasi dan arus perdagangan berdasarkan daerah asal dan
tujuan. Dalam penelitian ini wilayah dibagi menjadi 3 wilayah besar, yaitu wilayah Sumatera, wilayah Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia. Pada
Gambar 3 ditampilkan kerangka konseptual keterkaitan wilayah di Indonesia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa keterkaitan wilayah dapat
dilihat dari 7 aspek keterkaitan, yaitu physical linkages, economic linkages, population movement linkages, technological linkages, social interaction
linkages, service delivery linkages dan political, administrative, and organizational linkages
. Dalam penelitian ini tujuh keterkaitan tersebut, hanya menangkap dua aspek keterkaitan, yaitu economic linkages yang diwakili oleh
perdagangan antarwilayah dan population movement linkages yang diwakili oleh arus migrasi penduduk.
Migrasi akan memiliki dampak yang berbeda antarwilayah. Migrasi dapat memberikan stimulus ekonomi dan kemungkinan di wilayah lain dapat juga
menyebabkan pengangguran yang tinggi yang berdampak pada penurunan pendapatan wilayah.