142
juga tidak mempunyai dampak terhadap peubah endogen lainnya. Simulasi yang dilakukan dalam studi adalah upah minimum regional disetiap wilayah, belanja
pelayanan publik untuk setiap wilayah, investasi swasta dan pemerintah di seluruh wilayah.
6.2.1. Dampak Perubahan Kebijakan Upah Minimum Regional di Wilayah
Sumatera Kebijakan meningkatkan upah minimum regional sebesar 10 persen di
wilayah Sumatera, akan berdampak pada kenaikan upah rata-rata yang diterima oleh para pekerja sebesar 5.402 persen di wilayah Sumatera. Kenaikan upah berdampak
pada penurunan permintaan tenaga kerja di Sumatera yang diikuti oleh turunnya PDRB wilayah Sumatera.
Tabel 47. Dampak Peningkatan Upah Minimum Regional di Wilayah Sumatera Sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah
Keterangan Satuan
Nilai Dasar Nilai
Δ PDRB Sumatera
Rp Miliar 355150.3
353696 -0.4095 PDRB Jawa-Bali
Rp Miliar 1001703.0
1001625 -0.0078 PDRB WTI
Rp Miliar 278977.3
278969.3 -0.0029 Permintaan Tenaga Kerja Sumatera
Ribu Orang 17775.48
17678.96 -0.5430 Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali
Ribu Orang 57595.73
57592.81 -0.0051 Permintaan Tenaga Kerja WTI
Ribu Orang 17755.33
17754.95 -0.0021 Penawaran Tenaga Kerja Sumatera
Ribu Orang 20184.82
20252.03 0.3330 Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali
Ribu Orang 65105.91
64850.61 -0.3921 Penawaran Tenaga Kerja WTI
Ribu Orang 18929.51
18929 -0.0027 Upah Sumatera
Rp Ribu 852.517
898.5713 5.4022 Upah Jawa-Bali
Rp Ribu 837.839
837.8381 -0.0001 Upah WTI
Rp Ribu 1016.55
1016.546 -0.0002 Jumlah Penduduk Miskin Sumatera
Ribu Orang 8200.26
8134.353 -0.8037 Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali
Ribu Orang 20718.9
20719.14 0.0012 Jumlah Penduduk Miskin WTI
Ribu Orang 8483.91
8483.962 0.0006 Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali
Ribu Orang 287.536
314.0386 9.2170 Mig masuk Sumatera dari WTI
Ribu Orang 39.626
39.98158 0.8974 Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera
Ribu Orang 701.401
679.9833 -3.0535 Mig masuk Jawa-Bali dari WTI
Ribu Orang 467.480
467.4809 0.0002
143
Tabel 47. Lanjutan
Keterangan Satuan
Nilai Dasar Nilai
Δ Mig masuk WTI dari Sumatera
Ribu Orang 15.930
15.19719 -4.5987 Mig masuk WTI dari Jawa-Bali
Ribu Orang 166.798
166.7976 -0.0002 Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali
Ribu Orang 664.967
665.4599 0.0741 Mig keluar Sumatera ke WTI
Ribu Orang 15.892
15.14624 -4.6947 Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera
Ribu Orang 320.174
341.4092 6.6325 Mig keluar Jawa-Bali ke WTI
Ribu Orang 145.627
145.0335 -0.4073 Mig keluar WTI ke Sumatera
Ribu Orang 40.854
41.44218 1.4401 Mig keluar WTI ke Jawa-Bali
Ribu Orang 424.385
424.3563 -0.0067 Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali
Rp Miliar 2840.98
2840.818 -0.0055 Ekspor Sumatera ke WTI
Rp Miliar 2275.90
2275.892 -0.0002 Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera
Rp Miliar 27304.3
27254 -0.1844 Ekspor Jawa-Bali ke WTI
Rp Miliar 55140.3
55139.84 -0.0008 Ekspor WTI ke Sumatera
Rp Miliar 826.273
825.87 -0.0488 Ekspor WTI ke Jawa-Bali
Rp Miliar 1039.99
1039.963 -0.0023 Impor Sumatera dari Jawa-Bali
Rp Miliar 577.331
576.6302 -0.1213 Impor Sumatera dari WTI
Rp Miliar 688.345
687.7629 -0.0846 Impor Jawa-Bali dari Sumatera
Rp Miliar 4622.23
4621.682 -0.0118 Impor Jawa-Bali dari WTI
Rp Miliar 6246.40
6245.688 -0.0114 Impor WTI dari Sumatera
Rp Miliar 177.306
177.3041 -0.0013 Impor WTI dari Jawa-Bali
Rp Miliar 91.295
91.29519 -0.0002 Jumlah Pengangguran Sumatera
Ribu Orang 2409.34
2573.064 6.7953 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali
Ribu Orang 7510.18
7257.791 -3.3606 Jumlah Pengangguran WTI
Ribu Orang 1174.19
1174.046 -0.0119 Ekspor Bersih Sumatera
Rp Miliar 3851.20
3852.317 0.0291 Ekspor Bersih Jawa-Bali
Rp Miliar 71576.0
71526.47 -0.0692 Ekspor Bersih WTI
Rp Miliar 1597.659
1597.234 -0.0266 Migrasi Bersih Sumatera
Ribu Orang -353.697
-326.586 7.6651 Migrasi Bersih Jawa-Bali
Ribu Orang 703.080
661.0215 -5.9821 Migrasi Bersih WTI
Ribu Orang -282.511
-283.804 -0.4576 Ketimpangan antarwilayah
9.0858 9.0539 -0.3515
Meskipun nilai PDRB wilayah Sumatera mengalami penurunan, namun demikian jumlah penduduk miskin di wilayah Sumatera masih mengalami penurunan,
hal ini antara lain disebabkan karena naiknya upah rata-rata yang diterima oleh pekerja, yang searah dengan kenaikan pendapatan masyarakat wilayah Sumatera.
Penurunan output wilayah Sumatera yang diwakili oleh PDRB wilayah Sumatera akan berdampak pada penurunan nilai ekspor ke setiap daerah tujuan dan nilai impor
dari setiap wilayah asal. Namun demikian terlihat bahwa ekspor bersih Sumatera
144
masih mengalami kenaikan, hal ini disebabkan karena penurunan impor lebih besar dari penurunan ekspor itu sendiri. Secara keseluruhan ekspor Sumatera meningkat
0.029 persen. Simulasi kebijakan UMR di wilayah Sumatera membuktikan bahwa salah satu faktor utama para migran bermigrasi ke wilayah tertentu adalah harapan
memporelah upah yang lebih tinggi di wilayah yang dituju. Ketika kebijakan pemerintah berupa UMR berintegrasi dengan upah rata-rata
yang diterima pekerja, maka kebijakan dengan menaikkan upah akan berdampak kenaikan upah rata-rata yang akan mendorong para migran untuk masuk bermigrasi
ke wilayah Sumatera, hal ini terlihat dari migrasi bersih Sumatera meningkat sebesar 7.665 persen. Meningkatnya migrasi bersih wilayah Sumatera, akan menambah
besarnya jumlah penawaran tenaga kerja, dan hal ini secara makro tidak selalu berdampak baik bagi daerah yang dituju, dimana dalam kasus wilayah Sumatera
diketahui bahwa jumlah pengangguran meningkat sebesar 6.795 persen. Tentu perlu suatu evaluasi terhadap kebijakan tersebut, karena kenaikan ini
akan mendorong pada buruknya kinerja perekonomian wilayah yang digambarkan lewat rendahnya PDRB dan tingginya tingkat pengangguran. Dalam rangka
penerapan kebijakan kenaikan upah minimum regional harus diperhatikan potensi sumberdaya alam yang dimiliki wilayah Sumatera itu sendiri dalam menyediakan
lapangan pekerjaan bagi semua para migran karena expektasi para migran yang masuk ke wilayah Sumatera adalah untuk mendapatkan upah yang lebih besar, juga
dapat dilakukan dengan melakukan reformasi administrasi kependudukan dan
145
memperketat masuknya penduduk ke wilayah Sumatera untuk mengurangi tingkat dan jumlah pengangguran di wilayah Sumatera.
Dampak kenaikan upah minimum regional terhadap wilayah lain Wilayah Jawa-Bali dan Wilayah Timur Indonesia secara keseluruhan menurunkan PDRB, hal
ini disebabkan karena jumlah penduduk migrasi keluar lebih tinggi sehingga faktor produksi di wilayah tersebut semakin rendah dan pada akhirnya akan mengakibatkan
turunnya PDRB namun demikian tingkat kemiskinan di kedua wilayah mengalami penurunan meskipun penurunannya relatif kecil yaitu masing-masing sebesar 0.001
persen dan 0.0006. Peningkatan UMR di wilayah Sumatera berdampak pada menurunnya ketimpangan pendapatan antarwilayah.
6.2.2. Dampak Perubahan Kebijakan Upah Minimum Regional di Wilayah