99
publik, tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah Sumatera. Jika dibandingkan ketiga variabel PDRB, upah dan
belanja pelayanan publik terlihat bahwa peranan peningkatan output dalam hal ini PDRB wilayah Sumatera memiliki peranan yang lebih besar dalam menurunkan
jumlah penduduk miskin, terutama dalam jangka panjang, dimana elastisitasnya hampir mendekati satu.
Secara umum dari hasil pendugaan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Sumatera memiliki kecenderungan yang menaik. Jumlah penduduk
miskin di wilayah Sumatera dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala, artinya jumlah penduduk miskin di wilayah Sumatera relatif lama untuk menyesuaikan
kembali kepada titik keseimbangannya dalam merespon situasi perubahan ekonomi.
5.2.5.2. Respon Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Jawa-Bali
Berdasarkan hasil pendugaan yang telah dilakukan terhadap persamaan jumlah penduduk miskin wilayah Jawa-Bali dapat diketahui bahwa PDRB
berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin yang berada di wilayah Jawa- Bali. Walaupun secara statistik tidak signifikan dan secara ekonomi juga terlihat
bahwa responnya inelastis baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Artinya bahwa kenaikan PDRB wilayah Jawa-Bali sebesar satu persen, ceteris
paribus, hanya mampu menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 0.069 persen dalam jangka pendek dan 0.156 persen dalam jangka panjang.
Upah rata-rata yang diterima pekerja berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin, secara statistik signifikan pada taraf kepercayaan 85 persen namun
100
secara ekonomi respon perubahan jumlah penduduk miskin terhadap perubahan upah wilayah Jawa-Bali adalah inelastis baik dalam jangka pendek -0.118 dan jangka
panjang -0.267. Begitu juga halnya dengan instrumen belanja pelayanan publik, tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penurunan jumlah penduduk miskin
di wilayah Jawa-Bali. Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Jumlah Penduduk Miskin
Wilayah Jawa-Bali
Label Parameter
Prob |t| Elastisitas
Estimate E
SR
E
LR
Intersep kemiskinan Jawa-Bali 2888.311
0.0842 -
- PDRB Jawa-Bali
-0.002000 0.7889
-0.0692 -0.1563
Upah Jawa-Bali -6.403310
0.1298 -0.1182
-0.2670 Belanja pelayanan publik Jawa-Bali
-0.028440 0.7425
-0.0284 -0.0642
Trend 483.3519 0.2569
- -
Lag kemiskinan Jawa-Bali 0.557418
0.0241 -
-
Secara umum dari hasil pendugaan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali memiliki kecenderungan yang menaik, dengan rata-rata
kenaikan sebesar 483 orang untuk setiap tahunnya. Jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala, yang
mengindikasikan bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali relatif lama untuk menyesuaikan kembali kepada titik keseimbangannya dalam merespon situasi
perubahan ekonomi.
5.2.5.3. Respon Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Timur Indonesia