Respon Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Timur Indonesia

100 secara ekonomi respon perubahan jumlah penduduk miskin terhadap perubahan upah wilayah Jawa-Bali adalah inelastis baik dalam jangka pendek -0.118 dan jangka panjang -0.267. Begitu juga halnya dengan instrumen belanja pelayanan publik, tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali. Tabel 20. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Jawa-Bali Label Parameter Prob |t| Elastisitas Estimate E SR E LR Intersep kemiskinan Jawa-Bali 2888.311 0.0842 - - PDRB Jawa-Bali -0.002000 0.7889 -0.0692 -0.1563 Upah Jawa-Bali -6.403310 0.1298 -0.1182 -0.2670 Belanja pelayanan publik Jawa-Bali -0.028440 0.7425 -0.0284 -0.0642 Trend 483.3519 0.2569 - - Lag kemiskinan Jawa-Bali 0.557418 0.0241 - - Secara umum dari hasil pendugaan dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali memiliki kecenderungan yang menaik, dengan rata-rata kenaikan sebesar 483 orang untuk setiap tahunnya. Jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala, yang mengindikasikan bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Jawa-Bali relatif lama untuk menyesuaikan kembali kepada titik keseimbangannya dalam merespon situasi perubahan ekonomi.

5.2.5.3. Respon Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Timur Indonesia

Berdasarkan hasil pendugaan yang telah dilakukan terhadap persamaan jumlah penduduk miskin wilayah Timur Indonesia dapat diketahui bahwa PDRB berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin yang berada di wilayah Timur Indonesia. Walaupun secara statistik tidak signifikan dan secara ekonomi juga terlihat 101 bahwa responnya inelastis baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Artinya bahwa kenaikan PDRB wilayah Timur Indonesia sebesar satu persen, ceteris paribus, hanya mampu menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 0.061 persen dalam jangka pendek dan 0.118 persen dalam jangka panjang seperti terlihat pada Tabel 21. Hal ini mengindikasikan bahwa peningkatan PDRB suatu wilayah dapat menurunkan jumlah penduduk miskinnya, sehingga dibutuhkan upaya dari pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan tersebut. Tabel 21. Hasil Pendugaan Parameter dan Elastisitas Jumlah Penduduk Miskin Wilayah Timur Indonesia Label Parameter Prob |t| Elastisitas Estimate E SR E LR Intersep kemiskinan WTI 5799.700 0.0109 PDRB WTI -0.003770 0.7648 -0.0613 -0.1184 Upah WTI -2.235100 0.0504 -0.0834 -0.1612 Pertumbuhan BPP WTI -1.887790 0.6837 -0.0021 -0.0041 Trend 60.41293 0.6400 0.1018 0.1967 Lag kemiskinan WTI 0.482511 0.0146 Upah rata-rata yang diterima pekerja berpengaruh negatif terhadap jumlah penduduk miskin, secara statistik signifikan pada taraf kepercayaan 90 persen namun secara ekonomi respon perubahan jumlah penduduk miskin WTI terhadap perubahan upah adalah inelastis baik dalam jangka pendek -0.083 dan jangka panjang -0.161. Begitu juga halnya dengan instrumen belanja pelayanan publik, tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi penurunan jumlah penduduk miskin di wilayah Timur Indonesia dan secara ekonomi juga terlihat bahwa responnya inelastis baik dalam jangka pendek -0.002 maupun dalam jangka panjang -0.004. Artinya bahwa kenaikan pengeluaran belanja publik wilayah Timur Indonesia sebesar satu persen, 102 ceteris paribus, hanya mampu menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar 0.002 persen dalam jangka pendek dan 0.004 persen dalam jangka panjang. Dari hasil estimasi tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Timur Indonesia memiliki kecenderungan yang menaik, dengan rata-rata kenaikan sebesar 60 orang untuk setiap tahunnya. Jumlah penduduk miskin di wilayah Timur Indonesia juga dipengaruhi secara nyata oleh peubah bedakala, yang mengindikasikan bahwa jumlah penduduk miskin di wilayah Timur Indonesia relatif lama untuk menyesuaikan kembali kepada titik keseimbangannya dalam merespon situasi perubahan ekonomi.

5.2.6. Blok Migrasi