Model Harris-Tadaro Model Gravitasi

3.1.4.3. Model Harris-Tadaro

Haris dan Todaro 1970 mengembangkan sebuah model untuk menjelaskan permasalahan migrasi yang dihadapi oleh negara-negara berkembang pada saat orang beramai-ramai masuk ke kota besar kendati tingkat pengangguran di kota sangat tinggi. Model tersebut juga menjelaskan adanya kecenderungan perbedaan upah yang tetap berlangsung kepada migrasi. Dalil yang dikemukakan oleh Haris-Todaro adalah migrasi terjadi ketika upah aktual di wilayah asal lebih rendah dibandingkan dengan upah yang diharapkan expected di daerah tujuan. Upah yang diharapkan adalah upah aktual dikali dengan peluang bekerja. Di dalam model mereka diasumsikan bahwa peluang bekerja untuk para pekerja adalah 1-U, dimana U adalah tingkat pengangguran. Dengan kata lain, penduduk baru percaya bahwa mereka mempunyai peluang memperoleh pekerjaan yang sama dengan penduduk setempat. Jika besarnya upah 10.000 per tahun dan angka pengangguran 20 persen, upah yang diharapkan 8.000. Untuk mengerti Model Harris dan Todaro diasumsikan ada wilayah dengan upah yang tinggi dan upah yang rendah. Juga diasumsikan bahwa upah di wilayah yang tinggi kelembagaan tidak berpengaruh seperti hukum, serikat dan kebiasaan. Upah perkotaan tidak menurun diperhadapkan dengan pengangguran yang besar. Jika ada full employment di kedua wilayah, para pekerja melakukan migrasi ke wilayah yang upahnya tinggi. Jika jumlah pekerjaan pada wilayah dengan upah yang tinggi sama, maka penggangguran akan bertambah. Para migran rela melakukan trade off antara resiko menganggur dengan potensi untuk upah yang tinggi. Tambahan migran mungkin akan memperoleh pekerjaan tetapi bagi pekerjaan lainnya akan kehilangan pekerjaan. Oleh karena itu migrasi dapat menyebabkan penggangguran yang tinggi sehingga produk nasional akan turun. Pekerja memilih menganggur daripada bekerja dengan upah yang rendah .

3.1.4.4. Model Gravitasi

Arus perpindahan penduduk sering didekati dengan model gravitasi. Asumsi model gravitasi bahwa migrasi penduduk antara dua wilayah akan meningkat dan menurun terhadap jarak kedua wilayah. Pada model dasar, penduduk mewakili individu yang tinggal atau melakukan migrasi di tempat. Jarak adalah penghalang utama untuk berimigrasi. Rumus Model gravitasi sederhana yaitu: Blair, 1991 2 ab b a ab D P P M = ............................................................................ 19 dimana : M ab = Migrasi dari A ke B P a P b = Penduduk di A atau B D ab = Jarak antara A dan B Permasalahan utama dengan model gravitasi sederhana ialah bahwa migrasi diantara setempat selalu nol. Variabel lain telah masuk dalam perbedaan oportunitas. Perbedaan dalam upah, pendapatan dan angka pengangguran sering digunakan mengukur perbedaan opportunitas. Kritik lainnya terhadap model gravitasi adalah kelemahan spesifikasi, karena jarak sulit diukur dengan perjalanan, terutama dalam era tranportasi modern, sehingga waktu perjalanan telah disubtitusi terhadap jarak di beberapa model. Hambatan sosial dan politik, sama seperti ketidakpastian, merupakan penghalang yang penting. Faktor-faktor ini memiliki korelasi yang rendah dengan jarak. Salah satu alasan yang menyebabkan model gravitasi kurang akurat dikenal dengan dampak beaten-path. Dampak beaten-path menunjuk kepada kecenderungan observasi kepada individu terutama daerah asal melakukan migrasi pada tujuan yang sama. Beberapa “pendahulu” dari suatu wilayah pertama-tama melakukan migrasi. Setelah itu, menyusul yang lainnya, dan tujuan wilayah migrasi yang sama, karena telah memperoleh pekerjaan atau informasi tempat tinggal dan dukungan dari pendahulunya Dengan mengikuti beaten path, maka para migran mempunyai biaya rendah, ketidakpastian dan biaya sosial untuk realokasi. Efek beaten path dapat menolong menjelaskan kelompok etnik terkonsentrasi khususnya di beberapa kota. Biaya migrasi yang rendah, efek beaten path mempunyai dua implikasi penting, yaitu pertama, perpindahan para migran dapat menjadi terus-menerus sebagai migrasi berbiaya rendah dan faktor pendorong menambahan jumlah migrasi dan kedua, beaten path dapat perjalanan dengan dua cara, migrasi kembali ke daerah asalnya Blair, 1991. 3.1.4.5. Net dan Gross Migrasi Ketika ahli ekonomi mengumpulkan dan menganalisis data migrasi, fokus analisis terutama net migrasi, yaitu perbedaan migrasi ke dalam in migration dan migrasi keluar out migration. Bagaimanapun juga, net migrasi merupakan perbedaan substansi pada tingkat gros migrasi karena beberapa individu masuk ke suatu wilayah dan pada waktu yang sama ada yang keluar. Pada Tabel 6 dapat ditunjukkan empat pola perbedaan gross migrasi, yaitu: 1 migrasi masuk dan keluar sama-sama tinggi, 2 migrasi masuk tinggi, migrasi keluar rendah, 3 migrasi masuk rendah, migrasi keluar tinggi, dan 4 migrasi masuk rendah, migrasi keluar juga rendah. Kasus migrasi masuk dan keluar yang tinggi dan migrasi masuk dan keluar yang rendah akan menghasilkan migrasi net yang rendah tetapi dengan alasan yang berbeda. Tabel 6. Perpindahan Gross dan Net Migrasi dan Kondisi Ekonomi Lokal Migrasi keluar Tinggi Rendah Tinggi Migrasi net rendah Migrasi net masuk tinggi Migrasi ke dalam Rendah Migrasi net masuk negatif Migrasi net rendah Sumber: Blair, 1991 Kasus migrasi keluar dan masuk yang tinggi menghasilkan migrasi silang yang signifikan, yang merupakan peluang bagi penduduk keluar-masuk antarwilayah. Wilayah oportunitas dapat menarik perpindahan penduduk yang tinggi. Wilayah dengan oportunitas yang tinggi dapat menarik menghasilkan perpindahan penduduk melalui migrasi silang. Wilayah dengan migrasi masuk yang rendah dan migrasi keluar yang rendah akan memiliki net perubahan penduduk yang rendah. Daerah yang stabil atau penurunan perekonomian menjadi kesempatan migrasi masuk, tetapi mungkin ada faktor pendorong untuk memperoleh pekerjaan. Hasil studi terakhir menunjukkan bahwa faktor-faktor demografi dari masyarakat penting atau sangat penting dibandingkan dengan faktor-faktor pendorong kesempatan ekonomi yang hilang dalam menentukan migrasi keluar. Wilayah dengan migrasi masuk rendah dan migrasi keluar tinggi merupakan wilayah dengan opportunity rendah dengan perpindahan penduduk tinggi. Wilayah dimana proporsi umur 18-25 tahun yang tinggi, tetapi opportunity kesempatan kerja yang rendah. Net migration negatif disebabkan karena migrasi keluar tinggi dan migrasi masuk rendah. Wilayah dengan migrasi masuk rendah dan migrasi keluar tinggi, maka wilayah tersebut akan kehilangan penduduk karena perpindahan penduduk. Migrasi masuk tinggi dan migrasi keluar rendah disebabkan karena opportunity yang lebih besar, sementara penduduk yang ada memiliki karakteristik mobilitas yang rendah. Walaupun para migran pindah ke wilayah opportunity yang tinggi, mungkin ada kegagalan disana jika perpindahan penduduk menyebabkan perekonomian antar-wilayah menurun. Di beberapa kajian disebutkan bahwa migrasi menyebabkan perbedaan antar-daerah antara upah yang tinggi dan yang rendah sehingga menarik para migran ke daerah tujuan. Ada tiga cara para migran memberikan stimulasi pada perekonomian pada wilayah tujuan yaitu: 1 penduduk yang besar dan menyebar akan meningkatkan permintaan pekerja, menambah barang-barang dan jasa untuk penduduk lokal, 2 aktivitas ekonomi yang besar akan diikuti dengan aglomerasi perekonomian yang besar dan peningkatan produktifitas, dan 3 migrasi alami yang selektif mendorong pekerja lebih produktif, sehingga meningkatkan permintaan tenaga kerja. Di wilayah yang kurang berkembang, migrasi keluar akan menyebabkan penurunan opportunity perekonomian. Migrasi yang selektif, dimana penduduk yang tinggal lebih tua, bukan sarjana dan kurang trampil. Kondisi ini kurang menarik untuk mendorong kegiatan perekonomian yang baru. Jika upah rendah, maka wilayah tersebut memberi upah rendah kepada pekerja. Jika upah di wilayah kurang berkembang tinggi dan kaku, maka tidak ada daya tarik di wilayah tersebut tidak memiliki prospek dan jumlah perusahaan akan menurun. Gerking dan Weirick 1983 menentukan bahwa ada perbedaan upah yang persisten diantara wilayah di Amerika Serikat. Bagaimanapun juga, perbedaan tersebut tidak lengkap menjelaskan efek stimulasi dari migrasi. Upah regional dan perbedaan pendapatan secara luas diakibatkan oleh fakta bahwa wilayah mempunyai fungsi perekonomian yang berbeda, misalnya perbedaan skill pekerja. Penemuan Gerking dan Weirick mendukung teori bahwa perbedaan upah merupakan penentu utama migrasi.

3.1.4.6. Efisiensi Migrasi