Jenis dan Sumber Data

11. Peningkatan Investasi Swasta sebesar 10 persen di wilayah Timur Indonesia 12. Peningkatan Investasi Swasta sebesar 10 persen di wilayah Sumatera, wilayah Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia. 13. Peningkatan Investasi Pemerintah sebesar 10 persen di wilayah Sumatera 14. Peningkatan Investasi Pemerintah sebesar 10 persen di wilayah Jawa-Bali 15. Peningkatan Investasi Pemerintah sebesar 10 persen di wilayah Timur Indonesia 16. Peningkatan Investasi Pemerintah sebesar 10 persen di wilayah Sumatera, wilayah Jawa-Bali dan wilayah Timur Indonesia.

4.3. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan periode waktu time series dari tahun 1975 sampai dengan tahun 2008. Sedangkan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari beberapa sumber seperti Supas, IRIO dan dari beberapa instansi terkait yaitu Biro Pusat Statistik, Bappenas dan Bank Indonesia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dan merupakan catatan bahwa dalam penelitian harga dideflasi dengan indeks harga sesuai dengan indeks harga masing-masing dengan tujuan untuk menghilangkan atau menghindari pengaruh inflasi. Sehingga harga nominal yang diperoleh secara langsung dapat menjadi harga riil. Secara umum sistem pelaporan keuangan daerah sampai pada tahun 2001, belanja daerah dikelompokkan kedalam belanja pengeluaran rutin dan belanja pengeluaran pembangaunan. Pada tahun 2002 telah mengalami perubahan format pelaporan, dimana belanja daerah dikelompokkan menjadi belanja aparatur daerah dan belanja pelayanan publik. Belanja aparatur daerah adalah belanja administrasi umum, belanja operasi dan pemeliharaan, serta belanja modalpembangunan yang dialokasikan pada atau digunakan untuk membiayai kegiatan yang hasil, manfaat dan dampaknya tidak secara langsung dinikmati oleh masayakat, sebaliknya belanja pelayanan publik langsung dinikmati oleh masyarakat BPS, 2005.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Model yang dirumuskan pada penelitian ini adalah model linear persamaan simultan, dengan metode pendugaan two stage least squares method 2SLS. Pada bagian ini akan dijelaskan hasil estimasi setiap persamaan struktural structural behavior berdasarkan pada tanda dan besarannya magnitude and sign, koefisien determinasi R², statistik probality t dan elastisitas.

5.1. Keragaan Umum Hasil Pendugaan Model

Hasil pendugaan keterkaitan wilayah di Indonesia dalam penelitian ini cukup baik sebagaimana terlihat dari nilai koefisien determinasinya R² dari masing-masing persamaan perilakunya yaitu berkisar antara 0.50 sampai 0.99 Lampiran 3. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum peubah-peubah penjelas exogenous variable yang ada dalam persamaan perilaku mampu menjelaskan dengan baik peubah endogen endogenous variable. Nilai statistik-t, digunakan untuk menguji apakah masing-masing peubah penjelas berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya. Hasil statistik-t yang diperoleh menunjukkan bahwa ada beberapa peubah penjelas yang tidak signifikan atau tidak berpengaruh nyata terhadap peubah endogennya pada taraf α=0.05. Namun demikian, persamaan struktural mempunyai besaran parameter dan tandanya sesuai dengan harapan dan cukup logis dari sudut pandang teori ekonomi. Berdasarkan hasil uji statistik terdapat beberapa persaman perilaku yang mempunyai masalah serial korelasi Lampiran 3.