180
Selain penurunan jumlah penduduk miskin dan penduduk yang menganggur, wilayah Sumatera, Jawa-Bali dan WTI juga memiliki neraca perdagangan yang positif. Dari
simulasi ini juga menunjukkan bahwa ketimpangan wilayah Jawa-Bali dapat diturunkan sedangkan indeks ketimpangan wilayah Sumatera dan wilayah Timur
Indonesia masih terlihat mengalami peningkatan. Stimulus kebijakan investasi swasta di seluruh wilayah ternyata tidak cukup untuk menurunkan ketimpangan, meskipun
pertumbuhan ekonomi dapat ditingkatkan. Jika hal ini dijadikan sebagai instrument kebijakan, maka sebaiknya investasi harus dialokasi di wilayah WTI atau diseluruh
wilayah tetapi prosentasenya lebih besar di WTI.
6.2.13. Dampak Perubahan Kebijakan Investasi Pemerintah di Wilayah
Sumatera
Simulasi kebijakan dengan meningkatkan investasi pemerintah di wilayah Sumatera berdampak positif bagi perbaikan ekonomi di wilayah Sumatera itu sendiri
dan wilayah lainnya. PDRB wilayah Sumatera meningkat sebesar 4.727 persen. Kenaikan PDRB tersebut menyebabkan permintaan tenaga kerja akan naik dan akan
searah dengan kenaikan upah di wilayah tersebut. Dilihat di pasar tenaga kerja, penawaran tenaga kerja di wilayah Sumatera mengalami peningkatan, hal ini
disebabkan karena upah yang meningkat, disamping kenaikan upah tersebut peningkatan penawaran tenaga kerja juga disebabkan karena migrasi masuk ke
Sumatera lebih besar dibanding dengan migrasi yang keluar dari Sumatera, yang digambarkan oleh kenaikan migrasi bersih di wilayah Sumatera. Namun demikian
ekspor bersih Sumatera mengalami defisit sebesar 0.337 karena nilai impor Sumatera
181
lebih besar dibandingkan nilai ekspornya sendiri. Defisit perdagangan ini antara lain disebabkan karena meningkatnya kebutuhan akan wilayah Sumatera karena
meningkat jumlah penduduk atau populasi di wilayah Sumatera melalui migrasi masuk yang tinggi dan secara keseluruh migrasi bersih wilayah Sumatera meningkat
sebesar 0.7172 persen Tabel 59. Tabel 59.
Dampak Peningkatan Investasi Pemerintah di Wilayah Sumatera sebesar 10 Persen terhadap Kinerja Perekonomian Wilayah
Keterangan satuan
Nilai Dasar Nilai
Δ PDRB Sumatera
Rp Miliar 355150.3
371940.7 4.7277 PDRB Jawa-Bali
Rp Miliar 1001703.0
1003169. 7 0.1464
PDRB WTI Rp Miliar
278977.3 279142.0 0.0590
Permintaan Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang
17775.48 17871.49 0.5402
Permintaan Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang
57595.73 57650.49 0.0951
Permintaan Tenaga Kerja WTI Ribu Orang
17755.33 17763.01 0.0433
Penawaran Tenaga Kerja Sumatera Ribu Orang
20184.82 20188.24 0.0170
Penawaran Tenaga Kerja Jawa-Bali Ribu Orang
65105.91 65090.91 -0.0230
Penawaran Tenaga Kerja WTI Ribu Orang
18929.51 18929.68 0.0009
Upah Sumatera Rp Ribu
852.517 854.869 0.2760
Upah Jawa-Bali Rp Ribu
837.839 837.845 0.0007
Upah WTI Rp Ribu
1016.55 1016.59 0.0041
Jumlah Penduduk Miskin Sumatera Ribu Orang
8200.26 8043.44 -1.9123
Jumlah Penduduk Miskin Jawa-Bali Ribu Orang
20718.9 20713.8 -0.0248
Jumlah Penduduk Miskin WTI Ribu Orang
8483.91 8482.82 -0.0129
Mig masuk Sumatera dari Jawa-Bali Ribu Orang
287.536 288.954 0.4930
Mig masuk Sumatera dari WTI Ribu Orang
39.626 39.644 0.0462
Mig masuk Jawa-Bali dari Sumatera Ribu Orang
701.401 700.172 -0.1752
Mig masuk Jawa-Bali dari WTI Ribu Orang
467.480 467.451 -0.0061
Mig masuk WTI dari Sumatera Ribu Orang
15.930 15.891 -0.2403
Mig masuk WTI dari Jawa-Bali Ribu Orang
166.798 166.808 0.0062
Mig keluar Sumatera ke Jawa-Bali Ribu Orang
664.967 663.905 -0.1597
Mig keluar Sumatera ke WTI Ribu Orang
15.892 15.853 -0.2454
Mig keluar Jawa-Bali ke Sumatera Ribu Orang
320.174 321.385 0.3783
Mig keluar Jawa-Bali ke WTI Ribu Orang
145.627 145.615 -0.0082
Mig keluar WTI ke Sumatera Ribu Orang
40.854 40.887 0.0820
Mig keluar WTI ke Jawa-Bali Ribu Orang
424.385 424.325 -0.0141
Ekspor Sumatera ke Jawa-Bali Rp Miliar
2840.98 2844.60 0.1277
Ekspor Sumatera ke WTI Rp Miliar
2275.90 2276.01 0.0049
Ekspor Jawa-Bali ke Sumatera Rp Miliar
27304.3 28000.7 2.5504
Ekspor Jawa-Bali ke WTI Rp Miliar
55140.3 55151.7 0.0206
Ekspor WTI ke Sumatera Rp Miliar
826.273 832.158 0.7123
Ekspor WTI ke Jawa-Bali Rp Miliar
1039.99 1040.57 0.0559
182
Tabel 59. Lanjutan
Keterangan Satuan
Nilai Dasar Nilai
Δ Impor Sumatera dari Jawa-Bali
Rp Miliar 577.331
586.430 1.5761 Impor Sumatera dari WTI
Rp Miliar 688.345
695.992 1.1109 Impor Jawa-Bali dari Sumatera
Rp Miliar 4622.23
4634.44 0.2643 Impor Jawa-Bali dari WTI
Rp Miliar 6246.40
6262.19 0.2527 Impor WTI dari Sumatera
Rp Miliar 177.306
177.359 0.0296 Impor WTI dari Jawa-Bali
Rp Miliar 91.295
91.298 0.0029 Jumlah Pengangguran Sumatera
Ribu orang 2409.34
2316.75 -3.8430 Jumlah Pengangguran Jawa-Bali
Ribu orang 7510.18
7440.42 -0.9289 Jumlah Pengangguran WTI
Ribu orang 1174.19
1166.67 -0.6397 Ekspor Bersih Sumatera
Rp Miliar 3851.20
3838.19 -0.3377 Ekspor Bersih Jawa-Bali
Rp Miliar 71576.0
72255.8 0.9497 Ekspor Bersih WTI
Rp Miliar 1597.659
1604.070 0.4013 Migrasi Bersih Sumatera
Ribu orang -353.697
-351.160 0.7172 Migrasi Bersih Jawa-Bali
Ribu orang 703.080
700.624 -0.3494 Migrasi Bersih WTI
Ribu orang -282.511
-282.512 -0.0005 Ketimpangan antarwilayah
9.0858 10.2999 13.3622
Secara umum dapat diketahui bahwa dampak peningkatan investasi pemerintah di wilayah Sumatera selain menurunkan jumlah penduduk miskin, juga
dapat menurunkan jumlah pengangguran sebesar 3.843 persen. Hal ini menunjukkan investasi pemerintah di wilayah Sumatera mampu menyediakan lapangan kerja dan
menyerap tenaga kerja yang tersedia, hal ini sangat beralasan karena meskipun migrasi bersih di wilayah Sumatera mengalami peningkatan, wilayah Sumatera masih
dapat menurunkan jumlah pengangguran. Dengan kata lain bahwa investasi pemerintah di wilayah Sumatera efektif untuk meningkatkan kinerja ekonomi
wilayah Sumatera. Selain berdampak baik bagi kinerja perekonomian wilayah Sumatera sendiri,
dampak dari kebijakan peningkatan investasi pemerintah tersebut memberikan pengaruh yang positif bagi kinerja di wilayah Jawa-Bali dan WTI. Hal ini
ditunjukkan dari jumlah penduduk miskin dan jumlah pengangguran di kedua
183
wilayah mengalami penurunan, dan neraca perdagangan kedua wilayah juga mengalami surplus, masing-masing sebesar 0.949 persen dan 0.401 persen. Simulasi
kebijakan investasi pemerintah di wilayah Sumatera berdampak pada meningkatnya tingkat ketimpangan antarwilayah, penjelasan ini sama dengan apa yang terjadi ketika
investasi swasta di shock di wilayah yang sama.
6.2.14. Dampak Kebijakan Perubahan Meningkatkan Investasi Pemerintah di