Rekomendasi UNESCO 6 Pendidikan Menengah A. Diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat

23 Pendidikan Nasional sebesar Rp55,582 trilyun, Kementerian Agama sebesar Rp27,273 trilyun, dan kementerianlembaga lain sebesar Rp6,899 trilyun. Dana pendidikan di Pemerintah Daerah terdiri dari dana perimbangan sebesar Rp115,094 trilyun, dana otonomi khusus dan penyesuaian sebesar Rp43,607 trilyun, dan dana pengembangan pendidikan nasional sebesar Rp1 trilyun. Dengan pola alokasi dana seperti ini dan tidak adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dan pasti antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mendanai komponen biaya yang mana, terjadi tumpang tindih dan kevakuman dalam pendidikan pendidikan serta tingginya biaya pengelolaanbirokrasi di pemerintahan yang kesemuanya itu mengakibatkan lebih rendahnya ketersediaan dana pendidikan dan ketidakmerataan distribusi dana pendidikan bagi satuan pendidikan dan peserta didik. Cara pegalokasian dana seperti ini menyebabkan juga dana yang dialokasikan menjadi lebi rendah daripada potensinya. Hal ini dapat dilihat seperti berikut. 1 Untuk pendidikan dasar, dana pendidikan yang terlihat dialokasikan adalah Rp5,824 trilyun dari Kemeterian Pendidikan dan Kebudayaan, Rp3,319 trilyun dari Kementerian Agama, Rp10.041 trilyun dari DAK Pendidikan, sebagian DAU pendidikan dan tambahannya untuk gaji dan tunjangan pendidikan dan tenaga kependidikan pendidikan dasar yang diangkat pemerintah, dan sumber-sumber lain dari dana pendidikan yang dialokasikan di Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah yang sangat sulit untuk diketahui. Yang jelas jumlah keseluruhan dana yang dialokasikan untuk pendidikan dasar pada tahun 2011 tersebut jauh lebih rendah dari pada yang semestinya bisa disediakan seperti yang diuraikan di atas, yaitu sebesar Rp151,653 trilyun ditambah dengan 10 persen untuk pengelolaan pendidikan. 2 Untuk pendidikan menengah, dana pendidikan yang terlihat dialokasikan adalah Rp3,189 trilyun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Rp0,533 trilyun dari Kementerian Agama, sebagian DAU pendidikan dan tambahannya untuk gaji dan tunjangan pendidikan dan tenaga kependidikan pendidikan menengah yang diangkat pemerintah, dan sumber-sumber lain dari dana pendidikan yang dialokasikan di Pemerintah Pusat dan Pemeritah Daerah yang sangat sulit untuk diketahui. Yang jelas jumlah keseluruhan dana yang dialokasikan untuk pendidikan menengah pada tahun 2011 tersebut jauh lebih rendah dari pada yang semestinya bisa disediakan seperti yang diuraikan di atas, yaitu sebesar Rp35,489 trilyun ditambah dengan 10 persen untuk pengelolaan pendidikan. 3 Untuk pendidikan anak usia dini dan non formal dan informal, dana pendidikan yang terlihat dialokasikan adalah Rp2,884 trilyun dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang jauh lebih rendah dari yang seharusnya dapat disediakan yaitu sebesar Rp4,475 trilyun ditambah dengan 10 persen untuk pengelolaan pendidikan. 4 Untuk bantuan pendidikan bagi peserta didik miskin, dana pendidikan yang dialokasikan adalah jauh lebih rendah dari yang seharusnya dapat disediakan seperti yang diuraikan di atas yaitu sebesar Rp6,828 trilyun ditambah dengan 10 persen untuk pengelolaan pendidikan. Selain alokasi dana yang lebih rendah dari potensinya, pola pengalokasian dana pendidikan yang terjadi sekarang ini di mana semua tigkat pemerintahan mendanai semua komponen biaya pendidikan tanpa adanya kejelasan dan ketegasan pembagian tanggung jawab antar tingkat pemerintahan serta kurang atau tidak adanya koordinasi antar sumber dana juga menyebabkan tumpang tindih dan kevakuman pendanaan pendidikan. Sebagian sekolah tertentu mendapat dana dari berbagai sumber dan sebagian sekolah yang lain kurang atau tidak mendapat alokasi dana. Sebagian komponen biaya tertentu didanai oleh berbagai sumber dan sebagian komponen biaya pendidikan yang lain kurang atau tidak didanai. Lebih lanjut adalah bahwa pola pendanaan yang terjadi tidak didasarkan pada prioritas kebutuhan dan biaya pendidikan. Sumber daya pendidikan yang kekurangan dan dibutuhkan 24 tidak dipenuhi, sedangkan sumber daya pendidikan yang tidak kekurangan atau tidak dibutuhkan disediakan.

4. Kesimpulan dan Saran

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa: 1 Peraturan perundang-undangan meskipun sudah memetakan seluruh biaya pendidikan dan menyebutkan penanggung jawab untuk menutup biaya pendidikan tersebut yaitu pemerintah pusat dan daerah dan masyarakat, tetapi belum cukup jelas dan tegas memberikan pembagian tanggung jawab terutama antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga menimbulkan tumpang tindih dan kevakuman dalam pendanaan pendidikan. 2 Meskipun anggaran pendidikan sudah mencapai 20 persen dari APBN sejak tahun 2009 dan secara nominal mengalami kenaikan yang sangat berarti dibanding tahun-tahun sebelumnya namun anggaran pendidikan tersebut masih rendah dan bila anggaran pendidikan tersebut dibagi menjadi per peserta didik per tahun anggaran pendidikan tersebut tergolong yang terendah di dunia. Demikian juga persentasenya yang hanya 3,2- 3,7 persen dari PDB adalah lebih rendah dari pada yang di negara berkembang lain apali dibandingkan dengan yang di negara-negara maju serta jauh di bawah rekomendasi UNESCO yang minimal 6 persen dari PDB. 3 Anggaran pendidikan yang masih rendah itupun belum dialokasikan secara efisien dan optimal. Alokasi anggaran pendidikan tahun 2011 memperlihatkan ketidak jelasan pembagian tanggung jawab pendanaan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah sehingga dana yang dialokasikan ke satuan pendidikan menjadi lebih rendah lagi serta terjadi tumpang tindih, dan ketidak-merataan. 4 Dengan pola alokasi dana yang ada, pendidikan menerima dana yang lebih rendah dari pada yang seharusnya diterima apabila alokasi dana pendidikan itu dilakukan secara optimal dan efisien. 5 Penggunaan dana pendidikan yang sudah lebih rendah itupun belum dilakukan menurut kebutuhan dan prioritas pendidikan. Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1 Agar peraturan perundang-undangan disempurnakan untuk memberikan pembagian tanggung jawab yang jelas dan pasti antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat sehingga tidak menimbulkan tumpang tindih dan kevakuman dalam pendanaan pendidikan. 2 Anggaran pendidikan terus ditingkatkan dan mengacu pada rekomendasi UNESCO yaitu minimal 6 persen dari PDB agar memenuhi prinsip kecukupan dan prinsip keberlanjutan seperti yang diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan. 3 Perlu dikembangkan formula alokasi anggaran pendidikan yang berkeadilan dan mekanisme alokasi dan distribusi yang efisien. 4 Anggaran pendidikan pada tahun anggaran 2011 sebesar Rp249 trilyun dialokasikan untuk: a pendidikan dasar sebesar Rp151,653 trilyun sehingga pendidikan dasar dapat diselenggarakan tanpa memungut biaya dari peserta didik atau gratis; b pendidikan menengah sebesar Rp35,489 trilyun sehingga dapat menutup 80 persen biaya pendidikan menengah yang diselenggarakan pemerintah SMA, MA, dan SMK negeri dan 50 persen biaya pendidikan menengah yang diselenggarakan masyarakat SMA, MA, dan SMK swasta; c pendidikan tinggi sebesar Rp21 trilyun;