Sasaran 3.EVALUASI INTEGRASI SOFT SKILLS

Abstrak Penataan sistem pendidikan di Indonesia sudah menjadi perhatian pemerintah baik eksekutif maupun yudikatif, ini terlihat dari telah diberlakukannya UU Sistem Pendidikan Nasional dan ditetapkannya anggaran minimal 20 untuk bidang pendidikan baik pada APBN maupun APBD. Patut disayangkan dalam pelaksanaan ada beberapa proses pendidikan yang bermasalah, mulai pada pelaksanaan delapan standar pendidikan sampai pada pengalokasian anggaran pendidikan yang mengindikasikan adanya diskriminasi. Analisis proses pendidikan perlu dilakukan agar berbagai masalah yang timbul bisa diluruskan dan pada akhirnya pelaksanaan pendidikan benar-benar memberikan manfaat bagi seluruh peserta didik di Indonesia. Kata kunci: pelaksanaan pendidikan, standar pendidikan, diskriminasi pendidikan PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia telah menetapkan sistem pendidikan nasional yang berlandaskan delapan standar pendidikan, delapan standar pendidikan tersebut adalah: standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala. 1 Ini berarti pemerintah berkewajiban mengupayakan seluruh pendidikan nasional untuk mempunyai delapan standar tersebut. Standar minimal dari delapan standar tersebut harus ditetapkan dan dievaluasi secara terus-menerus secara berencana dan berkala. Menurut pendapat penulis delapan standar tersebut merupakan suatu kesatuan yang konsekutif, artinya standar proses belum bisa dilaksanakan bila standar isi belum terpenuhi, standar kompetensi lulusan belum bisa dibuat sebelum standar proses ditentukan dan dilaksanakan, demikian seterusnya shingga standar evaluasi belum dapat dijadikan pedoman bila seluruh tujuh standar yang lain belum dilaksanakan dengan baik. Pada kenyataanya banyak terjadi penerapan multi standar tentang delapan standar pendidikan tersebut. Suatu sekolah mendapatkan standar yang baik Sekolah Bertaraf Internasional, perguruan tinggi BHMN, BHP dan lain-lain 1 UU No 20 Tahun 2003 Pasal 35