Pendahuluan 3.EVALUASI INTEGRASI SOFT SKILLS
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Pernyataan yang ketiga di atas merupakan tekad bahwa bahasa Indonesia merupakan
bahasa persatuan dan juga sebagai bahasa nasional. Dalam perjalanan sejarah bahasa
Indonesia, pada tahun 1938 di Solo telah terlaksana Kongres Bahasa Indonesia I yang
membahas masalah sejarah bahasa Indonesia, bahasa Indonesia di dalam pergaulan,
persuratkabaran,penyesuaian kata asing, dsb.. Pada masa penjajahan Jepang, bahasa Belanda
dilarang dipakai dan bahasa Indonesia menggantikan bahasa Belanda sebagai alat komunikasi
resmi Efendi, 2007: 68. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Undang‐Undang Dasar 1945 telah
disahkan dan pada Bab XV, Pasal 36 dinyatakan bahwa ” Bahasa negara adalah bahasa
Indonesia”. Dari
peristiwa yang terjadi saat ini, perubahan dalam bahasa Indonesia terletak pada bertambah
banyaknya kosakata dan terbukti dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga sudah
memuat hampir 100.000 lema. Perubahan ini terjadi karena sifatnya yang terbuka terutama
pada peristilahan bahasa Indonesia. Keterbukaan ini merupakan dampak dari globalisasi
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sejak
saat itu, perkembangan bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang sebagai sarana
komunikasi dalam segala bidang. Bahasa Indonesia memiliki potensi sebagai alat perubahan
sosial, yaitu a bahasa Indonesia sudah terbukti dapat mempersatukan bangsa yang majemuk;
b bahasa Indonesia memiliki sifat demokratis; c bahasa Indonesia bersifat terbuka; dan
d bahasa Indonesia sudah mulai mengglobal Kurniawan, 2011:6. Sifat
inilah yang mampu menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara. Perangkat kaidah yang berupa Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan, Pedoman Pembentukan Istilah ,dan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
telah ada. Peraturan perundang‐undangan juga sudah diberlakukan ,yaitu Undang‐ Undang
Nomor 24 Tahun 2009 mengenai Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta lagu kebangsaan
dan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2010 tentang
penggunaan bahasa Indonesia dalam pidato resmi Presiden danatau Wakil Presiden serta
pejabat negara lainnya.
Saat ini, bahasa Indonesia sedang diusulkan menjadi bahasa pengantar di ASEAN karena
hampir 45 rakyat ASEAN memakai bahasa Melayu dan 40 berbicara memakai bahasa
Indonesia. Hal ini sesuai dengan keinginan pemerintah meningkatkan fungsi bahasa Indonesia
menjadi bahasa internasional secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan.
Namun, prospek yang cerah untuk menuju sebagai bahasa internasional ini justru tidak
didukung sepenuhnya dengan adanya bahasa pengantar berbahasa Inggris di SBI. Padahal,
pebelajar mempelajari bahasa Indonesia dalam ragam baku lebih banyak diterapkan dalam
proses belajar mengajar. Kenyataan inilah yang perlu diredesain lagi khususnya pada aturan
bahasa pengantar.