Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
1.8 Menyelidiki gejala kemagnetan dan cara
membuat magnet 1.9
Menerapkan konsep induksi elektromagnetik untuk menjelaskan
prinsip kerja beberapa alat yang memanfaatkan prinsip induksi
elektromagnetik.
2. Memahami sistem
tata surya dan proses kehidupan
yang terjadi di dalamnya serta
pengaruhnya terhadap
kehidupan 2.1
Menjelaskan proses yang terjadi di lapisan lithosfer dan atmosfer dengan
kesehatan dan permasalahan lingkungan serta pengaruhnya terhadap kelangsungan
hidup makhluk hidup
2.2 Mendeskripsikan konsep pewarisan sifat
pada makhluk hidup 2.3
Mendeskripsikan proses pewarisan dan hasil pewarisan sifat dan penerapannya.
2.4 Mendeskripsikan penerapan bioteknologi
dalam mendukung kelangsungan hidup manusia melalui produksi pangan
2.5 Mendeskripsikan karakteristik sistem tata
surya 2.6
Mendeskripsikan matahari sebagai bintang dan bumi sebagai salah satu planet
2.7 Mendeskripsikan gerak edar bumi, bulan,
dan satelit buatan serta pengaruh interaksinya
Pemaduan SK dan KD tersebut dilakukan dalam satu tahun. Harapannya pemaduan SK dan KD tidak hanya dapat dilakukan dalam
tingkatan tahun namun lintas tahun kelas VII, VIII, IX. Hal tersebut perlu pengkajian lebih mendalam mengenai hakikat IPA dan materi IPA Terpadu
yang sesuai bagi peserta didik tingkat SMPMTs.
III. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari penulisan makalah ini adalah struktur Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA Terpadu untuk
SMPMTs yang dapat digunakan guru secara operasional berdasarkan tingkatan kelasnya yaitu:
1. Kelas VII terdiri dari lima standar kompetensi. Kelima standar
kompetensi tersebut yaitu: a memahami prosedur ilmiah untuk mempelajari benda-benda alam dengan menggunakan peralatan, b
memahami klasifikasi zat, c memahami wujud zat dan perubahannya, d memahami keanekaragaman makhluk hidup, dan e memahami
gejala-gejala alam dalam ekosistem melalui pengamatan. 2.
Kelas VIII terdiri dari empat standar kompetetensi. Keempat standar kompetensi tersebut yaitu: a memahami berbagai sistem dalam
kehidupan manusia termasuk kegunaan bahan kimia dalam kehidupan manusia, b menjelaskan konsep partikel materi, c memahami sistem
kehidupan tumbuhan dan peranan usaha, gaya, dan energi dalam kehidupan sehari-hari, dan d menjelaskan konsep partikel materi.
3. Kelas IX terdiri dari dua standar kompetensi. Dua standar kompetensi
tersebut yaitu: a memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan serta penerapannya, dan b memahami sistem tata surya dan proses kehidupan
yang terjadi di dalamnya serta pengaruhnya terhadap kehidupan. Masing- masing estándar kompetensi tersebut dijabarkan dalam kompetensi dasar-
kompetensi dasar yang bersesuaian.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Collete, Alfred T. dan Chiappetta Eugene L. 1994. Science Instruction in the Middle and Secondary Schools. New York: Macmillan Publishing
Company. Fogarty, R. 1991. How to Integrate The Curricula. Palatine: IRISkylight
Publishing, Inc. Kementrian Pendidikan Nasional. 2011. Panduan Pengembangan
Pembelajaran IPA Secara Terpadu. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2005. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006
Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional. 2006. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006
Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk
Satuan Pendidikan dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.
Pendidikan Pembinaan Generasi Muda dan Kebudayaan Nasional. Diambil pada tanggal 11 Januari 2011 dari www.bappenas.go.idget-file-
servernode6962.
LAMPIRAN BIODATA PENULIS
1. Nama
: Ayu Rahayu, S.Pd Pekerjaan :
mahasiswa Program Studi
: Pendidikan Sains Pascasarjana UNY Nomor Telepon
: 085227483335 Alamat email
: ayurahayufisikaunygmail.com Alamat Rumah
: Jalan Gejayan no. 15 A Yogyakarta
2. Nama
: Ulfiana Prisdiansari, S.Pd Pekerjaan :
mahasiswa Program Studi
: Pendidikan Sains Pascasarjana UNY Nomor Telepon
: 085643507696 Alamat email
: ulfiana.prisdiansarigmail.com Alamat Rumah
: Magelang, Jawa Tengah
3. Nama
: Elsa Yulianingsih, S.Si Pekerjaan :
mahasiswa Program Studi
: Pendidikan Sains Pascasarjana UNY Nomor Telepon
: 081350182235 Alamat email
: elsastitba5gmail.com Alamat Rumah
: Prambanan, Jawa Tengah
REDESAIN KURIKULUM PENDIDIKAN KEJURUAN Mukhidin
Bachtiar Hasan Nur Rahma Yenita
Kurikulum vocational yang berkembang saat ini untuk menyiapkan tenaga guru SMK mengalami tantangan setelah adanya UU Pendidikan yang baru. Hal
ini kurikulum program sarjana pendidikan harus ditata ulang untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi. Pendidikan profesional guru yang sekarang berkembang
merupakan feedback untuk perubahan kurikulum pendidikan kejuruan sarjana pendidikan kejuruan.
Perubahan ini dimulai dari perubahan struktur kurikulum yang harus berubah sesuai kebutuhan pasar. Pasar dalam arti perubahan kurikulum SMK
yang berorientasi pada kompetensi dan praktis. Dengan demikian kurikulum pendidikan kejuruan haruslah berbanding dengan lebih mengutamakan aspek
produktif yang lebih besar dari pada aspek adaptif dan aspek normatif. Hal ini sebenarnya terjadi dilema karena masalah karakteristik bangsa yang merupakan
aspek normatif yang perlu diwadahi. Oleh karena itu, kurikulum yang bersifat concurrent merupakan alternatif jawaban yang paling tepat untuk redesain
pendidikan guru kejuruan. Pendidikan concurrent yakni menampilkan struktur kurikulum yang bergerak bersama antara ketiga aspek tersebut.
Sistem pembelajaran pada concurrent memerlukan model pembelajaran yang mempunyai paradigma baru yakni pembelajaran yang memperhatikan semua
aspek secara bersama-sama untuk dikemas dalam sistem pendidikan kejuruan. Demikian pula di dalam penyelenggaraan pendidikan menginginkan keterlibatan
antara lembaga kependidikan dengan dunia usaha dan industri. Ini akan berjalan dengan baik bilamana dinaungi oleh payung hukum mulai dari pengaturan
perencanaan, pelaksanaan, implementasi dan evaluasi. Kata kunci : redesain kurikulum pendidikan kejuruan, kompetensi, kerjasama.
Dosen FPTK UPI
1
A. PENDIDIKAN KEJURUAN
Menurut Rupert Evans 1978 pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja
pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang- bidang perkerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang – Undang No.2 tentang
Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan perserta didik untuk dapat berkerja dalam bidang tertentu. Atau
yang lebih spesifik dalam Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yaitu: Pendidikan Menengah yang mengutamakan
pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan Pendidikan Kejuruan adalah Pendidikan
yang mempersiapkan perserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja. Menurut Miller 1986 filosofi pendidikan kejuruan mempunyai tiga
elemen pokok, yaitu : natureof reality, truth, and value. Sehingga filosofi pendidikan kejuruan merupakan artikulasi sebagai dasar asumsi yang meliputi
kenyataan, kebenaran dan tata nilai. Pertama, landasan falsafah memandang adanya ketentuan-ketentuan yang diperlukan oleh peserta didik dan strategi apa
yang sesuai dengan kebutuhan anak didik. Kedua, asumsi tentang perwujudan atau kenyataan tentang kebenaran untuk memberikan tuntutan dalam membentuk
kurikulum pendidikan kejuruan. Ketiga, materi yang telah diyakini kebenaran sesuai dengan falsafahnya, lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab
untuk melakukan pengajaran dengan benar.
B. LATAR BELAKANG
Pendidikan saat ini tidak lebih berkembang dibandingkan perkembangan teknologi, namun perlu diadakan upaya untuk mengembangkan pendidikan setara
dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian perkembangan pendidikan tidak jauh tertinggal, dan pendidikan kejuruan pun mampu menghasilkan lulusan
yang terampil dan inovatif dibidang teknologi ketika para lulusan masuk ke dunia kerja.