Kerangka Model Evaluasi Implementasi Kurikulum
pemilihan model. Terdapat empat kriteria yang biasa digunakan, yakni pre- ordinate, fidelity, mutually adaptive dan process. Langkah selanjutnya adalah
penentuan lingkup dan tahapan evaluasi implementasi kurikulum, yang dilanjutkan dengan penentuan alternatif model yang dipilih. Dalam
pelaksanaannya, model evaluasi ini mengacu pada standar-standar pendidikan yang digunakan berbasis standar. Dalam pengumpulan data evaluasi, banyak
teknik yang digunakan, semisal angket, pedoman observasi, pedoman wawancara, tes maupun pedoman dokumentasi yang hasilnya bisa diolah menggunakan
statistik. Untuk data kualitatif, maka instrumen yang utama adalah evaluator sendiri yang kemudian bisa memberi analisis dan pertimbangan tentang
implementasi kurikulum. Langkah akhir adalah memberi simpulan dan rekomendasi terkait hasil evaluasi implementasi kurikulum yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Guba, EG., Lincoln, YS 1981. Effective evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass
Publishers. Hasan, Said H. 2008. Evaluasi Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Sukmadinata, N.S. 2004. Kurikulum dan pembelajaran kompetensi. Bandung: Kesuma Karya.
Sukamto. 1988. Perencanaan dan pengembangan kurikulum PTK. Jakarta: P2LPTK Depdikbud.
Tyler, R.W. 1949. Basic principles of curriculum and instruction. Chicago: University of Chicago Press
UU Nomor 20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah. Jakarta: BSNP. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun
2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: BSNP.
BIO DATA Penulis 1
Identitas Pribadi
1 Nama lengkap
Dedy Suryadi, M.Pd. 2
Tempat, tanggal lahir Sukabumi, 26 Juli 1967
3 NIP
19670726 199703 1 001 4 PangkatGolonganJabatan PenataIII-dLektor
5 Unit Kerja
Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK Universitas Pendidikan Indonesia
6 Alamat rumah Jl. Pacuan Kuda Arcamanik I No. 12 B
Bandung 7
Nomor telepon Kantor: 2013163, Rumah: 7211365, HP:
0817208776 8 E-mail
dedyasmiyahoo.co.id Penulis 2
Identitas Pribadi
1 Nama lengkap
Drs. Sukadi, M.Pd., MT. 2
Tempat, tanggal lahir Indramayu, 10 September 1964
3 NIP 19640910
199101 1002
4 PangkatGolonganJabatan PenataIII-dLektor 5
Unit Kerja Jurusan Pendidikan Teknik Sipil FPTK
Universitas Pendidikan Indonesia 6 Alamat rumah
Komplek Perumahan Sariwangi Cihanjuang Kab. Bandung Barat
7 Nomor telepon
Kantor: 2013163, HP: 082120037918 8 E-mail
tolongiayahoo.co.id
1
ANALISIS KEBUTUHAN PENGAJARAN BAHASA INGGRIS DI SMK
Oleh: Estu Widodo ABSTRAK
Keefektifan pendidikan telah menjadi kata kunci dalam berbagai kebijakan dan merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai oleh seluruh
jenjang pendidikan. Peneliti melihat pentingnya meningkatkan keefektifan pengajaran bahasa Inggris di SMK untuk membuat alumni SMK mampu bersaing.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan terkait dengan pembelajaran bahasa Inggris di 9 SMK yang ada di tiga kota dan kabupaten di Jawa Timur dengan
mewawancari 10 guru, melakukan observasi, melakukan analisis buku teks, dan analisis dokumen. Dari penelitian diperoleh informasi mengenai perspektif
berbagai pihak mengenai bahasa Inggris kejuruan, kompetensi berbahasa Inggris siswa dan lulusan SMK dari perspektif dunia industry, serta kemungkinan
dilakukannya kolaborasi antara sekolah dan dunia industribisnis. Disajikan pula hasil analisis isi terhadap buku teks bahasa Inggris yang digunakan di SMK.
Kata-kata kunci: keefektifan, analisis kebutuhan, bahasa Inggris kejuruan, kolaborasi
PENDAHULUAN
Keefektifan pendidikan telah menjadi kata kunci dalam berbagai kebijakan yang berkaitan dengan proses belajar. Bahkan bisa dikatakan bahwa
pada hakekatnya keefektifan merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai oleh seluruh jenjang pendidikan. Terlebih lagi pada era desentralisasi dan
deregulasi, keefektifan pendidikan merupakan salah satu aspek dari kualitas pendidikan sebagai tema sentral dari berbagai kebijakan. Oleh karena itulah
pihak pemangku kepentingan atau stakeholders diharapkan untuk secara terus menerus menilai efisiensi, keefektifan, dan akuntabilitas.
Berhubungan dengan hal tersebut di atas, peneliti melihat pentingnya meningkatkan keefektifan pengajaran bahasa Inggris di Sekolah Menengah
Kejuruan SMK. Tuntutan terhadap alumni SMK yang terampil dari perusahaan
2
multinasional, baik yang berada di Indonesia maupun di luar negeri, belum sepenuhnya terpenuhi karena keterbatasan alumni SMK dalam kemampuan
berkomunikasi dalam bahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Dalam sebuah wawancara dengan peneliti, manajer produksi untuk wilayah Asia Tenggara dari
General Electric GE pernah mengatakan bahwa kemampuan bahasa Inggris mutlak diperlukan sehingga perusahaannya merekrut minimal alumni Diploma 3.
Audry Hutapea seorang sekretaris perusahaan multinasional di Surabaya yang bergerak di bidang konstruksi menyatakan bahwa sebagian besar karyawannya
adalah lulusan SMK. Kemampuan untuk bisa berbahasa Inggris sangat dibutuhkan, meskipun terbatas secara pasif, karena buku manual kerja yang ada
semuanya ditulis dalam bahasa Inggris. Apa yang pernah diungkapkan oleh beberapa guru SMK jurusan Perhotelan
juga mengejutkan dan menunjukkan betapa pentingnya kemampuan berbahasa Inggris bagi siswa SMK. Dikatakan bahwa di lapangan banyak siswa yang tidak
diperkenankan untuk praktek di ruang front office hotel dengan alasan yang mereka katakana, “Jangankan dengan bahasa Inggris, dengan bahasa mereka
sendiri para siswa itu masih belum mampu berkomunikasi dengan baik.” Perhatian terhadap pendidikan kejuruan di Indonesia bukanlah barang baru,
terlebih lagi di beberapa negara maju. Bahkan selama beberapa dasa warsa terakhir, harapan untuk meningkatkan keefektifan pendidikan kejuruan telah
muncul di Eropa dan Amerika Serikat karena melihat persaingan global yang semakin ketat yang mereka pun berfikir untuk menghasilkan tenaga kerja yang
cakap. Ekspektasi dan tuntutan mereka yang sangat besar, yang dikenal dengan istilah vocational imperative telah direspon dengan penuh antusias oleh mereka
yang berada di dunia industri dan di lembaga-lembaga pendidikan. Di negara- negara maju, terdapat cukup banyak lembaga pendidikan yang membangun
kolaborasi dan kerja sama yang sangat intensif dengan dunia industri, lembaga riset, dan masyarakat secara umum.
Oleh karena itulah peneliti melihat pentingnya meningkatkan keefektifan pengajaran bahasa Inggris di SMK untuk membuat alumni SMK mampu bersaing.
Peneliti melakukan analisis kebutuhan terkait dengan pembelajaran bahasa
3
Inggris di 9 SMK yang ada di tiga kota dan kabupaten di Jawa Timur dengan mewawancari 10 guru, melakukan observasi, melakukan analisis buku teks, dan
analisis dokumen. PEMBAHASAN
English for Specific Purposes dan Vocational English
Ciri utama bahasa Inggris kejuruan atau Vocational English VE atau English for Specific Purposes ESP adalah pengajaran dan materi yang diberikan
kepada siswa. Oleh karena itu semua yang berkaitan dengan VE harus berdasarkan pada analisis kebutuhan needs analysis Evan, 2001. Bahkan
untuk menjawab ‘apa yang dibutuhkan oleh siswa?, keterampilan apa yang perlu mereka kuasai dan seberapa bagus? dan bahasa yang seperti apakah yang
perlu mereka kuasai agar mereka bisa memahami sesuatu dan menghasilkan? harus muncul sedini mungkin.
English for Specific Purposes
English for Academic
Purposes English
for Occupational Purposes English
for Science Technology
English for Medical
Purposes English
for Legal Purposes English
for Psychology English
for Professional Purposes
English for Vocational
Purposes Pre
‐Vocational English Vocational
English
Gambar 1: English for Specific Purposes
4
Terkait dengan praktik dan penelitian ESP, penting sekali untuk memahami empat definisi yang ada dalam literatur dan digunakan oleh sebagian besar peneliti
ESP. Hutchinson and Waters 1987 dan Streven 1988 sepakat bahwa ada empat karakteristik ESP yang harus dipahami oleh mereka yang terlibat dalam pembelajaran
dan penelitian ESP. Pertama: 1. ESP dirancang untuk memenuhi kebutuhan khusus dari pembelajar, 2. ESP berhubungan dengan content dari disiplin ilmu, pekerjaan,
kegiatan tertentu, 3. ESP adalah bahasa yang sesuai dari sisi sintaks, lexis, discourse, simantik, dst., dan 4. ESP berbeda dengan General English GE.
Sementara itu Robinson 1991 membuat dua criteria ESP: 1. Biasanya mengarah pada tujuan. Siswa mempelajarinya bukan karena minat mereka
terhadap bahasa tersebut maupun budayanya, tapi untuk keperluan mereka dalam studi maupun bekerja, dan 2. Pelajaran ESP didasarkan pada analisis kebutuhan.
Robinson juga menyatakan pentingnya kolaborasi dan negosiasi di antara para
pengelola, guru, sponsor, dan siswa.
Bacha dan Bahous 2008 melaporkan penelitiannya mengenai kerja sama antara mahasiswa jurusan bisnis dan pihak lembaga pendidikan untuk mengetahui
jenis writing skill sperti apa yang dibutuhkan agar pengajaran menulis mereka menjadi efektif. Selanjutnya diketahui bahwa siswa memeroleh manfaat dari
kerja sama antara dunia bisnis dengan pihak lembaga dalam pengajaran bahasa Inggris.
Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dengan para guru bahasa Inggris di SMK dan stafpegawai di hotel dan industri, ada beberapa hal yang terungkap:
Pertama, semua guru bahasa Inggris mengakui bahwa pengajaran bahasa Inggris yang sesuai dengan jurusan siswa adalah sangat penting. Hal ini sangat
berbeda dengan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Dengan kata lain, bisa dikatakan bahwa pengajaran bahasa Inggris kejuruan VEESP sangat terbatas
bahkan di beberapa sekolah bisa dikatakan tidak berlangsung. Dari wawancara terhadap para guru dan staf di dunia industry sebagai sampel
dalam rangka mengidentifikasi pengajaran bahasa Inggris kejuruan, kebutuhan
5
bahasa Inggris di dunia industribisnis, dan aspek-aspek yang seharusnya ada di antara dunia sekolah dan industribisnis, dibuat tabulasi sebagai berikut.
Di sisi lain, dari sudut pandang pihak-pihak di dunia industrybisnis, pentingnya bahasa Inggris untuk SMK juga terungkap sebagai berikut.
KOMPONEN GURU BAHASA INGGRIS
Penting Tidak TerjadiTidak
Bahasa Inggris khusus sekolah kejuruan 1000
12.587.5 Bahasa Inggris khusus untuk beberapa
program yang berbeda 62.537.5 12.587.5
Bahasa Inggris yang sesuai untuk tempat kerja kelak
60.040.0 25.075.0 Kompetensi siswa dalam berbahasa
Inggris 87.512.5 25.075.0
Buku-buku yang sesuai dengan jurusan siswa
25.075 12.587.5 Istilah-istilah yang sesuai dengan dunia
kerja yang sesuai dengan jurusan siswa 1000 12.587.5
Jenis-jenis percakapan yang digunakan di tempat kerja
50.050.0 12.587.5 Kolaborasi antara guru bahasa Inggris
dengan Subject Specialists 25.075.0 0100
Kolaborasi antara guru Bahasa Inggris dengan pihak-pihak di dunia
industrybisnis 63.537.5 0100
Komponen Staf dari IndustriBisnis
PentingTidak TerjadiTidak
Pentingnya kecakapan berbahasa Inggris bagi alumni SMK
87.512.5 37.562.5
6
Informasi yang bisa disarikan dari pihak-pihak yang berada di dunia industribisnis bisa dikategorikan menjadi beberapa aspek:
1. Pentingnya GE dan VEESP 2.Kompetensi lulusan SMK dari perspektif dunia industri
3. Kolaborasi antara sekolah dan industribisnis. Analisis isi terhadap Buku Teks bahasa Inggris yang banyak digunakan dan 3
penebit yang berbeda dilihat dari aspek VEESP: Komponen
Buku 1 19 bab
Buku 2 7 bab
Buku 3 8 bab
Umum Khusus Umum Khusus Umum Khusus
Reading Text
69 31 86 14 100
- Vocabulary 76 24 86 14 85 15
Speaking Skill
79 21 90 10 85 15
Terkait dengan buku yang pertama, bahasa Inggris yang disajikan sebagian besar bersifat sangat umum. Harus diakui memang bahwa GE pun diperlukan para
siswa dan alumni untuk bisa berkomunikasi. Terdapat beberapa bab yang secara langsung berkaitan dengan dunia teknologi seperti “How to Make Phone Calls
without a telephone”, “Traffic Control”, “How Cell Phones work”, dan “W’s Peppermint Expectorant”.
Berhubungan dengan
speaking skill, ciri-ciri dialog pada prinsipnya sudah bisa meningkatkan kemampuan berbicara siswa namun jelas sekali bahwa buku
Tenaga kerja yang berasal dari alumni SMK
62.537.5 62.537.5 Kolaborasi antara sekolah dan
industrybisnis 87.512.5 50.050.0
7
tersebut belum menyajikan dialog-dialog khusus yang sesuai dengan konteks, khususnya dunia kerja.
Buku kedua bahkan bersifat jauh lebih umum dibandingkan dengan buku yang pertama. Namun demikian, yang membuat buku ini berbeda dengan buku
GE adalah fokusnya terhadap materi menulis surat business letter yang cukup mendominasi isi buku khususnya berhubungan dengan writing skill.
Buku ketiga, seperti halnya buku kedua, sebagian besar bersifat umum. Lebih khusus lagi, reading text yang ada tidak ada hubungannya dengan jurusan
yang dipilih siswa meskipuan kata-kata vocational beberapa kali muncul di dalam teks. Seperti halnya pada komponen kosa kata vocabulary, komponen speaking
skill bersifat sangat umum. Setelah dicermati secara seksama, terdapat kesamaan pada buku-buku
tersebut, yaitu memberikan ketrampilan untu memahami dan menulis business letters dan memorandum. Bahkan harus diakui kedua hal itulah satu-satunya
aspek vocational yang disajikan pada buku 3, itupun hanya dibahas sekali pada satu unit.
Dari temuan di atas dan analisis dokumen lainnya, ditemukan bahwa: Pertama, baik guru maiupun siswa menyadari bahwa bahasa Inggris
sangatlah penting untuk masa depan mereka jika melihat persaingan di dunia kerja, terlebih khusus lagi dengan adanya perdagangan bebas.
Kedua, kebijakan pemerintah untuk mengembangkan SMK secara kualitatif dan kuantitatif niscaya membuat pihak sekolah lebih jernih dan
sungguh-sungguh dalam melihat tingkat kebutuhan bahasa Inggris bagi alumni SMK. Kebijakan pemerintah mengenai program dwi bahasa atau bilingual dan
RSBI di SMK juga menuntut kemampuan untuk berbahasa Inggris SMK baik di pihak guru maupun siswa.
Ketiga, ironisnya, kesadaran mengenai pentingnya untuk memiliki kecakapan berbahasa Inggris yang sesuai dengan dunia kerja atau jurusan tersebut
tidak dengan diikuti dengan bahasa Inggris kejuruan atau ESP. Sebaliknya, para siswa SMK memperoleh GE dengan porsi yang cukup besar sebagaimana yang
diperoleh siswa SMA. Bahkan Standar Kompetensi Lulusan SKL dari
8
Kementerian Pendidikan bisa dikatakan tidak berfungsi. Terdapat tiga alasan untuk hal tersebut: a. buku bahasa Inggris yang sesuai dengan jurusan siswa tidak
tersedia, b. Sebagian besar guru bahasa Inggris tidak memahami pelajaran content yang memuat istilah-istilah atau kosa kata khusus, dan c. Bahasa Inggris
yang diujikan pada ujian nasional adalah GE. Keempat, selama program pemagangan beberapa siswa menemukan
bahwa VE, bahkan GE, tidaklah diperlukan. Namun demikian, tidak sedikit pula yang mendapati bahwa bahasa Inggris mutlak diperlukan, bahkan pada saat
wawancara di hari pertama. Siswa yang mempunyai kemampuan berbahasa Inggris dengan baik juga bisa belajar banyak selama masa pemagangan karena
memperoleh posisi yang penting. Pada pemagangan di hotel berbintang, misalnya, siswa dengan kemampuan bahasa Inggris bagus diperkenankan untuk berada di
front office yang memungkinkan mereka memperoleh kesempatan untuk berinteraksi dengan tamu-tamu penting, termasuk orang asing.
Kelima, kemampuan berbahasa Inggris dengan baik semakin diperlukan untuk alumni SMK karena pasar kerja yang semakin luas di Indonesia dan negara-
negara lain yang bisa mereka masuki. Dengan kata lain, akan jauh lebih mudah bagi alumni SMK yang mempunyai kecakapan untuk berkomunikasi dalam
bahasa Inggris untuk memperoleh pekerjaan. Keenam, hingga saat ini sebagian besar guru bahasa Inggris belum pernah
berfikir untuk berkolaborasi dengan guru-guru non bahasa Inggris atau guru yang mengajar content sesuai dengan jurusan siswa untuk memperoleh informasi
penting tentang istilah-istilah khusus yang akan membantu mereka memperoleh materi pengajaran yang penting bagi siswa mereka.
Ketujuh, sebagian besar guru bahasa Inggris juga belum pernah berfikir untuk berkolaborasi dengan dunia industribisnis untuk saling berbagai informasi
mengenai bahasa Inggris yang digunakan di dunia kerja, meskipun mereka menyadari bahwa para siswa dengan kemampuan bahasa Inggris terbatas
menemui kesulitan di beberapa jenis industri.
9
Kedelapan, beberapa sekolah telah berencana untuk menulis buku bahasa Inggris khusus ESP bagi siswa mereka sehingga para siswa memperoleh bahasa
Inggris yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Akhirnya dari dunia industri, khususnya dari dunia perhotelan yang
peneliti ambil sebagai sampel, terdapat sangat banyak bahasa Inggris yang secara khusus digunakan di dunia kerja yang perlu diajarkan di SMK. Oleh karena itu
kolaborasi antara dunia industrybisnis dengan SMK sudah sangat mendesak untuk dilakukan demi pengajaran bahasa Inggris yang efektif di SMK. Dengan
kata lain, para guru bahasa Inggris dituntut untuk duduk bersama dan bekerja sama dengan orang yang tahu banyak atau subject specialist tentang bidang yang
dipelajari siswa, serta orang-orang yang ada di dunia industribisnis
. Kolaborasi bisa dimulai sejak proses merancang materi, proses belajar mengajar,
hingga praktik di tempat pemagangan. Mereka juga perlu bekerja sama merancang sistem evaluasi hingga pelaksanaannya.
KESIMPULAN
Ada banyak hal yang bisa dilakukan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam pengajaran bahasa Inggris agar lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan siswa.
Kolaborasi antara guru, subject specialist, dan dunia industribisnis sudah saatnya dilakukan dengan lebih terencana dan menyeluruh. Perlu keterbukaan dari semua pihak
agar terjadi interaksi yang produktif. ___________________________________________________
Penulis: Dosen Pendidikan Bahasa Inggris Kopertis Wilayah VII, dipekerjakan di Univ. Muhammadiyah Malang. Alumni Pendidikan Bahasa
Inggris Universitas Jember tahun 1991 dengan Ikatan Dinas. S2 Pengkajian Amerika UGM dengan tesis mengenai Perkembangan Industri Mobil di
Amerika Serikat tahun 1900-1960an beserta dampak sosialnya. Pernah mengikuti Konferensi Internasional Guru Bahasa Inggris di California tahun
2004. Kunjungan di beberapa lembaga pendidikan kejuruan, lembaga riset, dan industry di Victoria, Australia, tahun 2008-2009. Sejak tahun 2010 sampai
sekarang aktif melakukan penelitian, khususnya terkait dengan pengajaran bahasa Inggris di SMK
Telp.: 081 555 02323 08121 6711178
10 Email: estu_widyahoo.com
DAFTAR PUSTAKA Bacha, N. Nola Bahous, R. 2008. Contrasting views of business Students
Writing Needs in an EFL environment. English for Specific Purposes 27 pp. 121-128. Science Direct.
Evans, Dudley T. 2001. English for Specific Purposes in Ronald Carter David Nunan Ed.. 2001. The Cambridge guide to teaching English to speakers of
other languages. Cambridge University Press. Hutchinson, T., Waters, A. 1987. English for Specific Purposes: A
learningcentered approach. Cambridge: Cambridge University Press. Robinson, P. 1991. ESP Today: a Practitioners Guide. Hemel Hempstead:
Prentice Hall International. Strevens, P. 1988. ESP after twenty years: a re-appraisal. In M Tickoo Eds,
ESP: State of the Art. Singapore: SEAMEO Regional Language Centre.
Lampiran: Instrumen untuk wawancara semi terstruktur bagi guru bahasa Inggris Pertanyaan:
1. How is the role of English at SMK?
2. Does the development of SMKs in this country affect the English teaching
at SMKs? 3.
Is the English given to the students relevant to the content subjects they study?
4. Do students use English for Specific Purposes?
5. Do SMK students needs good English skills when they carry out
internship program?
11
6. Is English skill really required upon completion of study?
7. Is the any collaboration between English teachers and content or subject
specific teachers? 8.
How important is the collaboration between English teachers and content or subject specific teachers?
9. Is there any collaboration between English teachers and the industry where
the students perform intership activities to know English needed in the workplace?
10. How important is the collaboration between English teachers and the
industries?
Pertanyaan untuk IndustryBisnis Semi terstruktur
1. Seberapa penting bahasa Inggris di tempat industry BapakIbu?
2. Bahasa-bahasa Inggris seperti apakah yang digunakan di temat BapakIbu?
3. Apakah ada istilah-isyilah atau kosa kata khusus di industrybisnis ini?
REDESAIN SISTEM PEMBELAJARAN PADA SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL
TRIWATI RAHAYU
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
triwatirahayuymail.com
ABSTRAK
Pada hakikatnya sekolah berstandar internasional SBI bertujuan untuk meningkatkan
mutu pendidikan di Indonesia setaraf dengan sekolah yang ada di negara maju lainnya. Upaya
ini memang baik, namun dengan kebijakan dalam pemakaian bahasa pengantar yang bercirikan
bahasa Inggris akan menyebabkan bahasa Indonesia terpinggirkan. Padahal berdasarkan
Undang_Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009 bab III bagian kesatu pasal 25 ayat 3
dikatakan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara berfungsi sebagai bahasa
resmi kenegaraan, pengantar pendidikan, komunikasi tingkat nasional, transaksi dan
dokumentasi niaga, serta sarana pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, dan bahasa media massa. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai jati diri bangsa,
kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, serta sarana komunikasi
antardaerah dan antarbudaya daerah. Berdasarkan fungsi tersebut, bahasa Indonesia dapat
untuk membentuk karakter bangsa Indonesia. Oleh karena itu, redesain pembelajaran pada
sekolah berstandar Internasional harus dilakukan agar siswa tetap berpegang teguh pada
kepribadian dan jati diri bangsa Indonesia. SBI tidak ditekankan pada penguasaan bahasa
Inggris saja tetapi harus dilihat pada kurikulum dan kualitas pembelajarannya.
Kata kunci: redesain, bahasa, internasional