Pluralisme yang belum signifikan
STUDI ORIENTASI TUGAS PENGAWAS DAN KEPALA SEKOLAH Suatu Gagasan Melakukan Revitalisasi Peran dan Fungsi Kelembagaan
Kepengawasan Pendidikan di Era Desentralisasi Pendidikan
1
Oleh: Prof. Dr. Hamzah B. Uno, M. Pd.
2
Abstrak
Pendidikan di Indonesia kini telah berada pada tataran perubahan paradigma yang dulunya sentralisasi, sekarang bersifat desentralisasi. Perubahan paradigma pendidikan ini,
perlu diikuti kebijakan perubahan fungsi, peran dan jika perlu perubahan kelembagaan kepengawasan pendidikan.
Tugas pokok pengawas sekolahsatuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun
supervisi manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada tiga kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni: 1 Melakukan pembinaan pengembangan
kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja seluruh staf sekolah, 2 Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program sekolah beserta
pengembangannya, 3 Melakukan penilaian terhadap proses dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder sekolah.
Masalahnya apakah pengawas ini dapat melakukan kepengawasannya secara independent? Ternyata pengawas tidak bisa berbuat banyak jika berhadapan dengan
kebijakan tertentu yang dilakukan diknas, apalagi kebijakan diknas itu juga merupakan kebijakan kepala daerah. Disinyalir bahwa jabatan pengawas sekedar untuk mengalihkan
tugas yang dulunya sebagai kepala sekolah, bahkan yang lebih ekstrim adalah bahwa guru atau kepala sekolah yang bermasalah dialihkan menjadi pengawas. Belum ada model
perekrutan pengawas seperti perekrutan guru, pada hal tugas pengawas lebih berat dibandingkan dengan tugas guru. Seperti apa model perekrutan pengawas yang baik? Dan
bagaimana disain kelembagaan pengawas agar efektif menjadi lembaga yang menjaga kualitas penyelenggaraan dan hasil pendidikan? Uraian dalam tulisan ini akan memberikan
arah dan bisa saja akan menjadi bahan masukan dalam perekrutan pengawas pendidikan.
Dalam spektrum ini ternyata perlu direvitalisasi kelembagaan kepengawasan pendidikan menuju pengawas yang mandiri dan bisa jadi akan lahir suatu badan atau dinas
di daerah yang diberi nama “BADAN PENGAWAS PENDIDIKAN PROVINSI” atau “BADAN PENGAWAS PENDIDIKAN KABUPATENKOTA” semoga model perekrutan
pengawas dan kelembagaan kepengawasan pendidikan sebagaimana yang ditawarkan pada artikel ini dapat menjadi solusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
1
Abstrak Makalah yang ditawarkan untuk menjadi bahan sajian pada Seminar Nasional IPSI di Jogyakarta
2
Guru Besar dan Asdir-I Bidang Akademik pada PPs Universitas Negeri Gorontalo