Pengorganisasian Universiter dan Fakulter

From Diversity to Unity, serta kami bandingkan dengan situasi di Amerika Serikat tahun 1978 yang menjadi lebih signifikan dengan Diversity in Unity. Atas bukti bahwa yang mayoritas berperang di Korea Selatan dan Vietnam adalah golongan minoritas warga negara AS keturunan Negro, Asia, dan Amerika Latin. Banyak veteran perang yang diterima di universitas di AS. Program pendidikan bahasa Spanyol, Jepang, dan lain-lain pada waktu itu laku keras, berarti AS mulai mengakui keragaman bahasa dan budaya.

d. Sigfikansi Politik Pendidikan Agama dalam Pluralisme

Saat kami di University of Iowa tahun 1994, kami undang ke Indonesia, mereka-mereka yang ingin mencontoh pluralisme agama. Di Indonesia, pemerintah memfasilitasi pendidikan agama diberikan sesuai agamanya masing-masing oleh guru yang seagama pula.

2. Teori budaya

Banyak teori budaya. Dari sekian banyak teori budaya kami hanya akan mengekspose teori budaya yang signifikan untuk masa depan pluralisme, yaitu teori budaya yang mengakui bahwa setiap budaya memiliki keunggulan.

a. Diseminasi dan Adopsi

Teori ini mengakui bahwa setiap budaya memiliki keunggulannya. Seni patung Asmat merupakan keungulan budaya Asmat. Budaya lain dapat mengadopsi keunggulan Asmat. Satuan budaya yang memiliki keunggulan yang signifikan dapat menawarkan diseminasi budayanya pada satuan sosial. lain, dan membuka adopsi oleh budaya lain.

b. Pluralisme dan Assimilasi

Penelitian oleh promovendus kami, tentang integrasi sosial Tionghoa-Jawa di Yogya dan Solo, menyajikan kesimpulan yang berbeda. Cina Solo lebih arogan atas budayanya sendiri, dan menciptakan lingkungan eksklusif; sehingga berkembang konflik latent yang sering meletus. Di Yogyakarta di daerah pemukiman Cina seperti Ketandan dan Pajeksan, sering bahasa Jawa mereka lebih halus bahasa dari orang Jawa biasa. Lebih berkembang assimilasi. Lingkugan sosial Yogya damai-damai saja.

c. Pluralisme preferensi

Kami sepakat dengan kesimpulan promovendus kami, perlu dan dapat dikembangkan budaya hibrid atau menurut istilah kami dalam buku-buku kami pluralisme dalam preferensi; yang tidak lain adalah mengintegrasikan pluralisme dan asimilasi. Orang silahkan berpreferensi untuk tinggal dan menggunakan budaya yang dia suka dan cocok.