Definisi dan Fungsi Evaluasi Kurikulum

pendekatan kuantitatif dengan kualitatif. Kelompok ketiga ini dalam menganalisis data dengan mengkaitkan pada kriteria lainnya seperti keekonomisan dari kurikulum dilihat dari pendekatan cost-benefit dan cost effectiveness-nya Hasan, 2008:180. Mengingat bahwa fokus evaluasi implementasi adalah pada proses, maka evaluasi meliputi evaluasi terhadap dokumen pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan penilaian hasil pembelajaran. Bila mencermati secara lebih mendalam, maka pendekatan yang digunakan mengacu pada pendekatan proses dimana tampilannya adalah dalam bentuk kualitatif. Dengan demikian maka model evaluasi implementasi yang dipilih adalah kelompok model kualitatif. Sebaliknya bila mendalami karakteristik dari kurikulum itu sendiri, dimana KTSP SMK mengacu pada model kurikulum berbasis kompetensi, maka rujukannya adalah pada keterandalan implementasi yang terukur. Kemudian menilik pada pemberlakuan standar proses oleh BSNP yang juga harus dipenuhi oleh kurikulum. Pada posisi ini pendekatan kriteria yang digunakan adalah menggunakan pendekatan pre-ordinate dan fidelity. Mengingat bahwa orientasi evaluasi implementasi kurikulum dalam pendidikan kejuruan ini mengacu pada perbandingan kurikulum yang direncanakan intended dengan kurikulum yang dilaksanakan observed, maka bisa ditentukan model evaluasi yang akan digunakan. Setidaknya ada tiga model yang bisa digunakan dalam evaluasi implementasi kurikulum di SMK, yakni model Countenance dari Stake, model CIPP, model 3P, dan model Discrepancy dari Provus. Pemilihan model ini juga harus mempertimbangkan standar-standar yang dikembangkan BSNP, sehingga model evaluasi implementasi kurikulum yang dipilih senantiasa berbasis standar. Penentuan Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Teknik pengumpulan data dalam model evaluasi implementasi kurikulum ini dilakukan dengan berbagai teknik, yakni dengan teknik angketkuesioner, wawancara, observasi, studi dokumentasi, skala sikap dan tes. Sedangkan alat pengumpul data yang dikembangkan yakni melalui angket terstruktur, pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman studi dokumentasi, dan dokumen tes kelompok kuantitatif. Pada kelompok kualitatif rujukannya adalah pada kemampuan evaluator sebagai instrumen evaluasi kurikulum. Sedangkan untuk analisis data merupakan metode yang dipakai dalam mengolah data baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif secara tepat sehingga akan diperoleh suatu kesimpulan tentang data yang akurat. Analisis data dalam rancangan evaluasi kurikulum semisal model countenance menggunakan studi komparasi congruence antara kondisi ideal logical contingency dan hasil evaluasi nyata empirical contingency dengan prinsip kesesuaian congruence. Pengujian konsistensi alat pengumpulan data diantara data-data intent, rasional dan empirik pada setiap level perlu ditekankan, sehingga diperlukan instrumen yang memiliki ketepatan, validitas dan reliabilitas. Kemudian hasilnya dihubungkan dengan standar-standar yang absolut dan relatif, untuk membuat pertimbangan judgement secara keseluruhan dari perbandingan implementasi kurikulum yang diobservasi dengan kriteria standar-standar untuk setiap level criteria of technical adequacy.

C. KESIMPULAN

Posisi implementasi kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan teknologi dan kejuruan amat signifikan dalam menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi secara teoritik, praktik dan sikap kerja sesuai standar kompetensi yang berlaku di dunia industri. Untuk melihat efektivitas dan nilai keberhasilan dari implementasi kurikulum yang digunakan, maka sekolah mutlak melakukan tindakan evaluasi sebagai tuntutan yang disyaratkan dalam pemberlakuan KTSP. Terdapat bermacam alternatif model evaluasi implementasi yang bisa digunakan baik dalam kelompok model kuantitatif, kualitatif maupun gabungan dari kelompok model tersebut. Berkenaan dengan evaluasi terhadap implementasi, maka penekanan model adalah pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah dan guru. Untuk itu perlu dilakukan pemilihan kriteria sebagai kerangka awal pertimbangan