Pengorganisasian Penggerakan Pengawasan Evaluasi

10 audit dokumen mutu yang dilakukan oleh lembaga audit independen yang berasal dari luar sekolah. Audit eksternal dilaksanakan oleh lembaga audit yang bernama Bureau Veritas Certivication.

C. Kesimpulan

1. Perencanaan

Perencanaa dilakukan kepala sekolah dengan memastikan rencana sistem manajemen mutu dijalankan dalam rangka memenuhi persyaratan pelanggan. Tahap perencanaan meliputi: 1 penyadaran akan arti penting mutu sekolah melalui penerapan SMM ISO; 2 Pembentukan tim ISO; 3 Pencanangan komitmen pada mutu sekolah melalui penerapan SMM ISO; 4 Pelatihan penyusunan dokumen ISO.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian SMM ISO meliputi penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melaporkan kepada siapa, serta di mana keputusan harus diambil. Pengorganisasian pada SMM ISO meliputi: 1 pembagian tugas pada masing-masing bagian manajemen sekolah; 2 Struktur organisasi sekolah dan uraian tugas; 3 Proses pengambilan keputusan.

3. Penggerakan

Penggerakan SMM ISO meliputi: 1 penyusunan dokumen SMM ISO; 2 upgrade SMM ISO 9001:2000 menjadi ISO 9001:2008; 3 rapat tinjauan manajemen; 4 pelatihan auditor internal dan pembentukan tim audit internal; 5 awarrnes SMM ISO.

4. Pengawasan

Pengawasan pelaksanaan SMM ISO meliputi: 1 audit internal; 2 audit eksternal; 3 penerimaan sertifikat ISO dari lembaga audit. 11

5. Evaluasi

Prinsip mendasar pada pelaksanaan SMM adalah kepuasan pelanggan. Oleh karena itu evaluasi pelaksanaan SMM ISO didasarkan pada kepuasan pelanggan internal sesuai dengan tujuan penelitian. Evaluasi pelaksanaan SMM ISO terdiri dari dua hasil. Kedua hasil tersebut 1 hasil audit internal SMM ISO; 2 Hasil audit eksternal SMM ISO. 12 DAFTAR PUSTAKA Abi Sujak. 2006. Standar mutu sekolah,kepala sekolah dan pengawas sekolah. Jurnal Tenaga Kependidikan Depdiknas Vol 1 April diunduh 20 Juli 2010 dari http:re-searchengines.com0506abi.html Arcaro, Jerome S. 2007. Pendidikan berbasis mutu. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Baush Coleman. 2000. Leadershif and Strategic Management in Education. London:Paul Chapman Publising Ltd Carroll, Brian J. Lean. 2008. Lean performance ERP project management :implementing the virtual lean enterprise. New York: Auerbach Produduction Cipta Darma. 2007. Analisis pengaruh penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2000 terhadap peningkatan kinerja pada PT Jasa Raharja Pesero Cabang Sumatera Utara. Tesis. Medan : Universitas Sumatera Utara Danim, Sudarwan. 2002. Menjadi peneliti kualitatif. Bandung: Pustaka Setia Deibler, William J., Robert Bamford 2003.ISO 9001:2000 for Software and Systems Providers. CRC Press, Washington DC Depnaker. 1986. Peningkatan mutu terpadu. Jakarta: Departemen Tenaga Kerja Dikmenjur.com. Diunduh pada tanggal 28 Agustus 2010 Depdiknas. 2003. Kurikulum SMK 2004. Jakarta: Depdiknas Eka Wulandari, 2007. Analisis kepuasan pelanggan terhadap kualitas pelayanan perusahaan daerah air minum. Semarang: Universitas Negeri Fandy Ciptono. 2005. Prinsip-prinsip total quality service. Yogyakarta: Penerbit Andi Fandy Ciptono Anastasia Diana. 2003. Total quality management. Yogyakarta: Penerbit Andi Faure, Lesley Munro dan Malcolm Munro. 2002. Implementing total quality management. Jakarta:Elex Media Komputondo Gaspersz, Vincent. 2005. ISO 9001:2000 and continual quality improvement. Jakarta: Gramedia 13 Gullik, Luther., L Urwick. 2003. The early sociology of management and organization. London: EC4P 4EE Handbook for TQM and QCC vol 1, 2003 Inter-American Development Bank IDB Hani Handoko, 1997. Manajemen. Yogyakarta. BPFE Hasmi, Khurram. Introductions and implementation of total quality management. http file:D:Bahan tesisjurnal internasionalc031008a.asp.htm Husaini Usman. 2009. Dasar-dasar manajemen pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Husein Umar. 1999. Metodologi penelitian aplikasi dalam pemasaran. Jakarta: Gramedia Iskandar Indranata. 2007. ISO 9001:2000. Yogyakarta: Graha Ilmu Manullang, 1982. Dasar-dasar manajemen . Jakarta:Ghalia Indonesia Margaretha Shakuntala. 2010. Kepuasan pelanggan, faktor apakah yang jadi acuan. www.jurnal management.com. diunduh pada 10 Desember 2010 Miles, M.B Humberman, A.M. 1984. Qualitative data analysis. a source book of new methods sage. London: Beverly Hills Mohammad Nazir. 2003. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia Moleong, Lexy. J. 2006. Metodologi enelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Morell. 1969. Management: ends and means, San Francisco:Chandler Publishing Company Moyles, Janet. 2006. Effective leadership and management in the early years. New York: Open University Press Nasution. 2005. Manajemen mutu terpadu. Bogor: Ghalia Indonesia Ngalim Purwanto. 1979. Administrasi pendidikan. Jakarta: Penerbit Mutiara Ni Nyoman Yuliarmi dan Putu Riyasa. 2007. Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan PDAM Kota Denpasar. Buletin Studi Ekonomi Universitas Udayana Bali Volume 12 Nomor 1 Tahun 2007 14 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Peraturan Meteri Pendidikan Nasional Nomor 63 Tahun 2008 Robbins, Stephen P. 2001. Organization behaviour. New Jersey: Prentice-Hall Icn Standardisasi dan jaminan mutu Badan Tenaga Nuklir Nasional. 2007. http:www.batan.go.idppinadminUserFilesuploadterjemahan_ISO_2 005.pdf diunduh 10 Desember 2010 Stoner, James AF., R. Edward Freeman. 1992. Manajemen. Jakarta: Intermedia Sudjana.S. 2000. Manajemen program pendidikan. Bandung: Falah Production Sufyarma. 2004. Kapita selekta manajemen pendidikan Bandung: Alfabeta Suharsimi Arikunto dan Lia Yuliana. 2008. Manajemen pendidikan , Yogyakarta:Aditya Media Sukardi. 2006. Metodologi penelitian pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Supranto. 2006. Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan. Jakarta: Rineka Cipta Taylor, Frederick Winslow.2003. The early sociology of management and organization. New York: Roudlegde Terry, GR. 1996. Principles of management. Homewood: Richard D. Irwin, Icn The TQM Journal, Volume 20 Number 4 2008 Tilaar, H.A.R., Riant Nugroho. 2008. Kebijakan pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Triatmojo. 2006. Mengukur kepuasan pelanggan. http:triatmojo.wordpress.com20060924mengukur-kepuasan- pelanggandiunduh pada 29 November 2010 Trisno Musanto, 2004. Faktor-faktor kepuasan pelanggan dan loyalitas pelanggan: studi kasus pada CV sarana media advertising Surabaya.Surabaya: Jurnal Ekonomi Manajemen Univeritas Kristen Petra Willy Susilo, 2003. Audit mutu internal: panduan praktis para praktisi manajemen mutu dan auditor mutu internal. Jakarta: PT Vorqistatama Binamega OPTIMALISASI DESENTRALISASI PENDIDIKAN Model Integrative RegMap-Regulatory Impact Assesment IRR Pembentukan Perda Pendidikan yang Berbasis Pendidikan Berkarakter Kearifan Nilai Lokal 1 Rodiyah 2 Jaminan pelaksanaan demokrasi sesungguhnya adalah hadirnya hukum yang menjadi dasar pijakan pengembangan demokrasi. Antara hukum, demokrasi dan HAM memiliki hubungan yang bersifat piramidal yang berbasis pada salah satu pilar pelaksanaan demokrasi yaitu desentralisasi pendidikan. Ironisnya regulasi yang terjadi secara empirik bersifat sporadis, koordinasi yang tidak efektif dan ketidakkonsistenan dan ketidakkoherenan sistem dan desentralisasi pendidikan yang tergambar dari Perda Pendidikan dan implementasinya. Model Integrative RegMap-Regulatory Impact Assesment IRR Pembentukan Perda Pendidikan yang Berbasis Pendidikan Berkarakter Kearifan Nilai Lokal diharapkan menjadi solusi efektif mengatasi hal tersebut. Model ini akan menghasilkan regulasi Perda pendidikan yang mampu mengefektifkan pencapaian kecerdasan bangsa yang menyejahterakan berkeadilan substantif.

A. Latar Belakang

Jaminan pelaksanaan demokrasi yang sesungguhnya adalah hadirnya hukum yang dijadikan dasar pijakan pengembangan demokrasi. Seringkali dinyatakan bahwa antara hukum, demokrasi dan HAM memiliki hubungan yang bersifat piramidal. 3 Hukum menjadi dasar pelaksanaan demokrasi dan demokrasi menjadi alas utama bagi perwujudan dan penghormatan terhadap HAM. Artinya, tidak mungkin terbentuk pemerintahan yang demokratis tanpa adanya hukum, dan tidak mungkin terwujud penghargaan HAM salah satunya adalah memperoleh pendidikan tanpa pemerintahan negara yang demokratis. Indonesia adalah negara hukum, artinya negara Indonesia memiliki landasan yuridis yang kuat dalam peranannya melaksanakan pembangunan. Negara harus dibangun dari dua konsep, yaitu hukum dan demokrasi. Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, daerah otonom berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan Tugas Pembantuan. Salah satu fungsi penting dan strategis dalam mewujudkan aspirasi 1 Seminar Nasional Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia ISPI bekerjasama dengan Universitas Negeri Yogyakarta UNY. Tema: Redesain Sistem dan Desentralisasi Pendidikan. 2 Dr. SPd., SH., MSi. Dosen Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang 3 Suteki, Biarkan Hak Kebebasan Berpendapat itu Mengalir, Makalah pada Diskusi Publik di FH UII-Yogyakarta, tanggal 26 Juli 2011. hlm 3. berbasis kebutuhan rakyat adalah fungsi legislasi. Salah satu pilar negara demokrasi adalah pelaksanaan pendidikan bagi rakyatnya. Maka perlunya regulasi yang jelas dalam penyelenggaraan desentralisasi pendidikan. Argumen yang dijadikan dasar makalah adalah: Pertama, pembentukan peraturan perundang-undangan mempunyai peran penting dan strategis dalam masyarakat suatu negara. Pada UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagai pelaksanaan otonomi daerah mempunyai peran startegis secara konkrit dalam peningkatan demokrasi daerah. Terutama dalam pembentukan Peraturan Daerah.Ironisnya pembentukan Perda di daerah lebih hanya untuk memenuhi syarat formal belum sampai pada substansi demokrasi. Kedua, Jika dicermati lebih dalam, masih ada indikasi keengganan pemerintah mendorong desentralisasi pendidikan, indikator tersebut antara lain: 1 proyek fasilitas pembentukan dewan pendidikan di tingkat provinsi dan kabupatenkota serta komite sekolah, hampir tidak ada program signifikan dalam pemberdayaan kedua institusi baru yang didanai APBNAPBD; 2 sejak UU Sisdiknas diberlakukan pada 8 Juli 2003 hingga sekarang tahun 2012, pemerintah baru menerbitkan peraturan pelaksanaannya, antara lain PP No 192005 tentang Standar Nasional Pendidikan; UU No 142005 tentang Guru dan Dosen; Permendiknas No.18 Tahun 2007 dan PP Republik Indonesia No. 41 Tahun 2009 Tentang Tunjangan Profesi Guru dan Dosen, Tunjangan Khusus Guru dan Dosen, serta Tunjangan Kehormatan Profesor. 4 , PP No. 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, PP No. 66 Tahun 2011 tentang Perubahan atas PP No. 17 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Padahal jika dicermati lebih detail banyak hal yang harus dijabarkan terutama aspek formal dan aspek material dalam pembentukan Perda Pendidikan yang secara nyata menjadi payung hukum penyelenggaraan pendidikan didaerah pelaksana desentralisasi pendidikan. Ketiga, minimal ada tujuh permasalahan pendidikan yang secara empiris ditemukan dalam survey pendahuluan. a mahalnya biaya pendidikan, terutama untuk sekolah negeri setingkat SMP dan SMA. Sebagian masyarakat berkelakar, sekolah negeri dan swasta kini sama mahalnya. b kesejahteraan guru masih belum seimbang dengan beban tanggung jawab, terutama untuk guru honorer. c pelayanan birokrasi pendidikan belum optimal masih banyak dirasakan sistem birokrasi paternalistik yang menyimpang dan merugikan masyarakat. d pemerataan fasilitas 4 Dimuat dalam Harian Kompas, 1872003. pendidikan yang belum merata antara kota dan desa bahkan perbedaan yang sangat mencolok. e peningkatan kualitas dan profesionalisme guru belum difasilitasi secara optimal oleh daerah dengan regulasi yang pasti. f adanya regulasi yang tidak jelas dalam pemungutan sumbangan maupun bantuan. Hal ini sering terjadi pada waktu pendaftaran. Sehingga diperlukan regulasi yang jelas dan transparan.g desentralisasi kurang pemberdayaan satuan pendidikan dalam otda. Keempat, banyaknya kendala implementasi otonomi daerah yang berimbas pada pelaksanaaan Peraturan Daerah termasuk Perda Pendidikan. Imbas itu dapat dipaparkan sebagai berikut: a Kapasitas administrasi Pemerintah Daerah b Kesenjangan antardaerah, akibat dari kebijaksanaan yang seragam itu maka kesenjangan antardaerah yang alami itu, tidak pernah berkurang. c Kesenjangan politik, otonomi daerah yang luas tidak saja memberikan wewenang yang lebih besar kepada daerah, tetapi juga kekuasaan yang jauh lebih besar kepada politisi lokal. d Perilaku birokrasi, yang sebagian besar belum memiliki perilaku administrasi negara yang benar.

B. Pemasalahan

Bagaimana model pembentukan Perda pendidikan yang berbasis karakter kearifan nilai lokal mampu mampu mencerdaskan masyarakat yang berkeadilan dan menyejahterakan secara substantif?

C. Pembahasan

1. Fakta Desentralisasi Pendidikan yang Mendorong Perlunya Pembentukan Perda