KESIMPULAN Mewujudkan pendidikan bebas diskiriminasi.

1

A. PENDIDIKAN KEJURUAN

Menurut Rupert Evans 1978 pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu berkerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan dari pada bidang- bidang perkerjaan lainnya. Sedangkan menurut Undang – Undang No.2 tentang Sistem Pendidikan Nasional: Pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan perserta didik untuk dapat berkerja dalam bidang tertentu. Atau yang lebih spesifik dalam Peraturan Pemerintah No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah, yaitu: Pendidikan Menengah yang mengutamakan pengembangan kemampuan siswa untuk pelaksanaan jenis pekerjaan tertentu. Dari definisi di atas dapat disimpulkan Pendidikan Kejuruan adalah Pendidikan yang mempersiapkan perserta didiknya untuk memasuki lapangan kerja. Menurut Miller 1986 filosofi pendidikan kejuruan mempunyai tiga elemen pokok, yaitu : natureof reality, truth, and value. Sehingga filosofi pendidikan kejuruan merupakan artikulasi sebagai dasar asumsi yang meliputi kenyataan, kebenaran dan tata nilai. Pertama, landasan falsafah memandang adanya ketentuan-ketentuan yang diperlukan oleh peserta didik dan strategi apa yang sesuai dengan kebutuhan anak didik. Kedua, asumsi tentang perwujudan atau kenyataan tentang kebenaran untuk memberikan tuntutan dalam membentuk kurikulum pendidikan kejuruan. Ketiga, materi yang telah diyakini kebenaran sesuai dengan falsafahnya, lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab untuk melakukan pengajaran dengan benar.

B. LATAR BELAKANG

Pendidikan saat ini tidak lebih berkembang dibandingkan perkembangan teknologi, namun perlu diadakan upaya untuk mengembangkan pendidikan setara dengan perkembangan teknologi. Dengan demikian perkembangan pendidikan tidak jauh tertinggal, dan pendidikan kejuruan pun mampu menghasilkan lulusan yang terampil dan inovatif dibidang teknologi ketika para lulusan masuk ke dunia kerja. 2 Perkembangan teknologi jauh lebih cepat jika dibandingkan perkembangan pendidikan. Seperti perkembangan teknologi dibidang elektronika, mesin, telekomunikasi, dan industri sangat pesat pertumbuhannya. Sedangkan pendidikan cenderung lamban berkembang. Padahal idealnya pendidikan harus lebih maju dan berkembang dibandingkan perkembangan teknologi itu sendiri, karena dalam pendidikan terutama pendidikan kejuruan harus menghasilkan lulusan-lulusan yang mempunyai keterampilan dalam bidang tertentu, misalkan keterampilan dalam bidang teknologi untuk pendidikan kejuruan dibidang teknologi. Untuk menghasilkan lulusan-lulusan SMK yang terampil, maka LPTK harus mempersiapkan guru-guru profesional yang terampil. Kurikulum vocational yang berkembang saat ini untuk menyiapkan tenaga guru SMK mengalami tantangan setelah adanya UU Pendidikan yang baru. Kurikulum program sarjana pendidikan harus ditata ulang untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi. Pendidikan profesional guru yang sekarang berkembang merupakan feedback untuk perubahan kurikulum pendidikan kejuruan sarjana pendidikan kejuruan.

C. PERMASALAHAN

Perkembangan teknologi yang lebih berkembang pesat dibandingkan dengan perkembangan pendidikan menjadi suatu permasalahan yang harus diselesaikan bersama. Pertumbuhan pendidikan yang cenderung lambat dibandingkan pertumbuhan teknologi, terutama pertumbuhan pendidikan kejuruan menjadikan pendidikan tidak mampu memenuhi permintaan pasar. Pasar dalam arti perubahan kurikulum SMK yang berorientasi pada kompetensi dan praktis. Dengan demikian kurikulum pendidikan kejuruan haruslah berbanding dengan lebih mengutamakan aspek produktif yang lebih besar dari pada aspek adaptif dan aspek normatif. Isi dari UU nomor 14 tahun 2005 menjelaskan mengenai ketentuan- ketentuan guru dan dosen kaitannya dalam kependidikan di Indonesia. Dalam UU ini dijelaskan bahwa kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional