Pengorganisasian Penggerakan 3.EVALUASI INTEGRASI SOFT SKILLS

6 ISO yang digunakan mulai dari 9001:2000, yang kemudian diup grade menjadi 9001:2008. Penggunaan SMM ISO sebagai sarana membangun budaya mutu bertujuan untuk perbaikan ke arah sistem manajemen menjadi lebih baik. ISO dipilih sebagai sarana penjaminan mutu dengan alasan ISO 9001:2008 adalah standar internasional yang diakui untuk sertifikasi SMM. SMM menyediakan kerangka kerja bagi sekolah dan seperangkat prinsip-prinsip dasar dengan pendekatan manajemen secara nyata dalam aktivitas rutin sekolah untuk menciptakan konsistensi mencapai kepuasan pelanggan. Langkah yang terakhir pada tahap perencanaan penerapan SMM ISO adalah pelatihan penyusunan dokumen ISO. Pelatihan penyusunan dokumen mutu ISO supaya mempermudah pimpinan kegiatan di masing- masing unit untuk memahami dokumen yang harus disiapkan dalam menerapkan SMM ISO. Dokumen minimal yang harus ada dalam sistem penjaminan mutu sering disebutkan sebagai delapan prinsip manajemen mutu. Delapan prinsip manajemen mutu ini terdiri dari: organisasi yang berfokus pada pelanggan, kepemimpinan, keterlibatan orang, pendekatan terhadap proses pendekatan yang sistematik pada manajemen, pembuatan keputusan berdasarkan pendekatan nyata, hubungan dengan pemasok yang saling menguntungkan dan peningkatan berkesinambungan.

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah suatu pengaturan atau pembagian pekerjaan yang dialokasikan kepada sekelompok orang atau karyawan yang dalam pelaksanaannya diberikan tanggung jawab dan wewenang sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Pengorganisasian SMM ISO merupakan penjabaran dari kesimpulan teori pengorganisasian di atas. Fungsi pengorganisasian meliputi penetapan tugas-tugas apa yang harus dilakukan, siapa yang melakukan, bagaimana tugas-tugas itu dikelompokkan, siapa melaporkan kepada siapa, serta di mana keputusan harus diambil. Dengan 7 pengorganisasian yang jelas maka akan tersusun job discription bagi tiap personil yang tergabung dalam suatu program. Pengkoordinasian dalam penerapan SMM ISO dilakukan oleh Kepala Sekolah. Kepala Sekolah membagikan tugas pengorganisasian sistem manajemen mutu kepada guru dengan memperhatikan backgound kemampuan dan pendidikannya. Tujuannya adalah agar guru tersebut mampu menyusun materi sistem manajemen miutu sehingga dapat dijalankan pada bidang kerjanya. Selanjutnya pembagian tugas tersebut di tuangkan dalam surat keputusan kepala sekolah.

3. Penggerakan

Tahap penggerakan menggambarkan bagaimana pemimpin mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran-sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial. Penggerakan adalah proses mendapatkan semua keinginan dan pencapaian anggota dalam kelompok dan berjuang untuk kualitas pencapaian tujuan-tujuan itu karena mereka menginginkan pencapaian tersebut. Penggerakan penerapan SMM ISO dimulai dari tahap penyusunan dokumen SMM ISO. Penyusunan dokumen SMM ISO bertujuan mengupayakan terus-menerus suatu sistem dalam rangka mewujudkan mutu produk. Selain itu penyusunan dokumen SMM ISO berlandaskan pada pemenuhan kebutuhan pelanggan, melaksanakan komitmen, perbaikan sistem manajemen, dan pengendalian sistem untuk memberikan arah pelaksanaan dan perbaikan kebijakan manajemen yang akan dicapai. Tahap yang kedua, penggerakan penerapan SMM ISO yaitu upgrade dokumen SMM ISO 9001:2000 menjadi SMM ISO 9001:2008. Alasan diadakannya upgrade SMM ISO 9001:2000 menjadi ISO 9001:2008 yaitu untuk memastikan kesesuaian standar dengan perubahan dan perkembangan industri dan untuk menyesuaikan dengan perkembangan di bidang manajemen sistem. 8 Tujuan dilaksanakan upgrade yaitu : 1 Untuk meningkatkan persyaratan standar yang ada. 2 Untuk meningkatkan pemahaman dan interpretasi standar dan memudahkan penerapannya. 3 Untuk meningkatkan kompabilitas dengan persyaratan sistem manajemen yang lain seperti ISO 14001. Tahap ketiga, yaitu Rapat Tinjauan Manajemen RTM. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber mengenai pelaksanaan RTM dapat diketahui bahwa kegiatan ini dilaksanakan minimal sekali dalam satu tahun. Pada umumnya dilaksanakan setelah pelaksanaan audit internal. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodir permasalahan- permasalahan yang ditemukan dalam pelaksanaan audit internal. Akan tetapi apabila ada permasalahan-permasalahan yang menyangkut kepentingan sekolah dan juga pelanggan dapat dilaksanakan secara insidental. Pelaksanaan RTM ini hendaknya dihadiri oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah beserta kelompok kerjanya, QMR beserta staf QMS, Ketua Program Keahlian dan Lead Auditor beserta auditor internal, serta Kepala Tata Usaha. RTM dipimpin langsung oleh Kepala Sekolah selaku Top Managemant. Agenda yang dibahas dalam RTM meliputi: 1 Perubahan- perubahan atau usul untuk perbaikan sistem manajemen. 2 Umpan balik pelanggan. 3 Penetapan kebijakan mutu sekolah, sasaran mutu dan meningkatan produktifitasefisiensi kerja. 4 Perubahan-perubahan atau usul untuk perbaikan pengelolaan sistem manajemen dan perbaikan hasil proses pendidikan. 5 Hasil audit internal berupa KTS. 6 Tindakan koreksi dan tindakan pencegahan. Tahap keempat, pada penggerakan penerapan SMM ISO adalah pelatihan auditor internal. Materi pelatihan auditor berupa hal-hal yang bersifat prinsip. Materi tersebut antara lain pembuatan chekslist dan prinsip-prinsip komunikasi dengan auditee. Cheklits ini berupa panduan pelaksanaan audit. Panduan ini perlu didukung dengan komunikasi dengan 9 auditee, sehingga dalam pelaksanaan audit ini auditee tidak merasa diadili, tetapi sama-sama membangun sistem yang ada. Tahap kelima, yaitu pengingatan kembali atau awarness. Materi yang disampaikan dalam awarness adalah komitmen pada budaya mutu melalui penerapan SMM ISO. Pihak manajemen menyadari bahwa materi ini memang kurang ideal, akan tetapi untuk mengingatkan kembali pada komitmen budaya mutu sudah cukup.

4. Evaluasi