Langkah 2 Rangkuman koding, analisa data, analisa tematik berdasarkan rumusan
masalah pertanyaan peneliti
1. Responden I LS Rumusan
Masalah Koding
Analisa Data Analisa Tematik
Apa saja yang menjadi faktor-
faktor resiko yang dimiliki
oleh mahasiswa tuna netra?
W1.R1B.901- 905hal.17
Penggunaan infocus di kelas
merupakan kendala bagi responden
Hambatan dalam proses belajar di
kampus Faktor Resiko
W1.R1B.906- 918hal.17
Responden harus pandai- pandai mencari cara agar
dirinya dapat mengetahui apa yang tertera di layar,
misalnya dengan menanyakan teman sebelahanya
Hambatan dalam proses belajar di
kampus Faktor Resiko
W1.R1B.919- 924hal.17
Responden tidak berharap dosen akan membantunya,
responden sadar bahwa dirinya yang harus
beradaptasi Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
W1.R1B.925- 948hal.18
Responden sering kebagian diktat dari dosen, namun
tidak begitu berguna, karena tidak bisa dibaca. Hal ini
dianggap responden sebagai salah satu kendala, karena
terkadang mahasiswa dilarang dosennya untuk
mencatat di dalam kelas Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
W1.R1B.949- 956hal.18
Terkadang responden dan kawan-kawannya
curi-curi dalam mencatat bahan
pelajaran di kelas Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
Universitas Sumatera Utara
W1.R1B.957- 967hal.18
Responden sedikit banyak merasa terganggu dengan
kebutaannya. Di samping itu fasilitas yang tidak lengkap
juga merupakan faktor utama Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
W1.R1B.1034- 1055hal.20
Responden memiliki kebiasaan “malas untuk
memulai”, dan terkadang langsung memikirkan
kesulitan-kesulitan yang akan dihadapinya selama proses
pengerjaannya Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
W2.R1B.1- 7hal.21
Kendala di kampus antara lain penggunaan
infocus, pengerjaan tugas, dan
referensi yang terbatas Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
W2.R1B.8- 26hal.21
Salah satu contoh bentuk tugas yang diterima
responden adalah menulis paper, membahas salah satu
musik tradisi dan elemen- elemennya
Hambatan dalam proses belajar di
kampus Faktor Resiko
W2.R1B.163- 170hal.24
Ada juga beberapa orang yang masih mau menolak
membantu. Responden lebih senang duduk di depan
Hambatan dalam proses belajar di
kampus Faktor Resiko
W2.R1B.206- 211hal.25
Responden merasa cukup sulit. Terutama karena
terbatasnya referensi Hambatan dalam
proses belajar di kampus Faktor
Resiko
W2.R1B.267- 269hal.26
Responden terbilang sebagai orang yang jarang berbicara
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.270- 284hal.26-27
Responden terpengaruh dengan situasi. Pada saat
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Universitas Sumatera Utara
ramai, responden juga terbi
lang “ramai”, tapi ada saatnya responden memilih
untuk tidak bergabung. Resiko
W2.R1B.293- 296 hal.27
Responden tidak merasa cocok dengan kawan-
kawannya Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.297- 302hal.27
Responden menganggap pergaulan anak-anak
sekarang ada yang “brutal” Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.303- 307hal.27
Responden tidak setuju dengan teman-temannya yang
menggunakan sendal kedalam kelas
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.308- 316hal.27
Banyak teman responden yang menggunakan sendal ke
dalam kelas. Mereka disuruh duduk di belakang. Mereka
diperbolehkan masuk, tapi karena
curi-curi Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.317- 324hal.27-28
Responden kurang menyukai teman-temannya merokok.
Responden tidak merokok. Namun hampir semua teman
laki-lakinya merokok, dan bagi yang tidak merokok,
sudah memiliki teman-teman lain
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.335- 355hal.28
Responden terkadang merasa jenuh karena tugas, ditambah
lagi tidak ada teman yang membantu
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.356- 360hal.28
Teman juga menjadi faktor yang membuat responden
jenuh Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
Universitas Sumatera Utara
W2.R1B.366- 381hal.28-29
Dosen yang tidak enak membawa kelas terkadang
membuat responden suntuk dan ngantuk. Pernah ada
kejadian dosen menyuruh mahasiswa keluar duluan
karena mahasiswa meminta menudahi kuliah. Responden
merasa orang-orang sudah tahu bagaimana sifat orang-
orang kampus responden Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.385- 401hal.29
Beberapa teman responden hanya bergabung dengan
responden ketika di dalam kelas saja, setelah itu pergi
dengan urusannya masing- masing. Responden merasa
ada kesenjangan dalam berteman dan berkelompok,
terlepas dari peraturan kampus yang melarang untuk
berkelompok Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.402- 406hal.29
Responden sering merasa kesepian
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.414- 416hal.29
Jika terlalu dipikirkan, responden terkadang bisa
makan hati Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.433- 435hal.30
Banyak teman responden yang menolak membantu
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.436- 468hal.30
Responden kadang kebingungan menghadapi
situasu seperti itu. Pernah ada pengalaman responden
dimana pada saat ujian responden meminta waktu
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
Universitas Sumatera Utara
kepada dosen untuk mencari orang yang bersedia
menuliskan hasil ujiannya, karena di kelas tidak ada
teman yang bersedia. Pada akhirnya adik kelas yang
diminta responden melakukannya, itupun tidak
sampai selesai
W2.R1B.524- 533hal.31-32
Responden merasa sulit kalau disuruh meihat You Tube
Hambatan dalam proses belajar di
kampus Faktor Resiko
W2.R1B.537- 558hal.32
Selain tugas yang melibatkan You Tube, responden juga
merasa tugas final merupakan sebuah kendala yang sulit.
Hambatan dalam proses belajar di
kampus Faktor Resiko
W2.R1B.650- 674hal.34
Responden tidak suka dengan sikap teman-temannya yang
suka menjahili dirinya karena mengetahui dirinya tidak bisa
melihat Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.675- 677hal.34
Responden merasa terkadang teman-temannya berlebihan
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.679- 690hal.34-35
Responden sering membutuhkan pertolongan
ketika tidak ada orang. Misalnya, pada saat ingin
pulang, tidak ada orang yang bisa mengantarnya ke
simpang Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.755- 763hal.36
Responden lebih sering sendiri. Sebenarnya
responden tidak suka sendiri Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
Universitas Sumatera Utara
W2.R1B.764- 783hal.36-37
Responden sering merasa kesepian meskipun berada di
tempat ramai. Dulu pada saat di asrama responden
termasuk orang yang ribut. Namun sekarang, cara
responden bersikap kepada teman-temannya seringa
dipandang serba salah. Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W2.R1B.786- 802hal.37
Menurut responden, kebanyakan tuna netra akan
ribut ketika berkumpul dengan sesama tuna netra
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W2.R1B.803- 817hal.37
Untuk responden sendiri, bagaimana dirinya bersikap
tergantung pada orang yang sedang dihadapinya.
Responden merasa dapat langsung mengetahui seperti
apa orang yang baru dikenalnya dua atau tiga hari
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W3.R1B.11- 31hal.39
Kendala lain responden adalah dalam masalah
pergaulan. Sering, responden merasa dikesampingkan
dalam diskusi atau cerita, dan dianggap tidak perlu tahu
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W3.R1B.32- 34hal.40
Responden sering merasa lebih dari jengkel
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W3.R1B.37- 42hal.40
Responden lebih banyak terkendala dalam pergaulan
ketimbang belajar Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W3.R1B.180- 185hal.42-43
Salah satu faktor besar adalah keterbatasan referensi.
Hambatan dalam proses belajar Faktor
Universitas Sumatera Utara
Padahal responden suka membaca
Resiko
W3.R1B.186- 192hal.43
Dulu di asrama jika tidak ada braille responden mencari
orang lain untuk membacakan Hambatan dalam
proses belajar Faktor Resiko
W4.R1B.1028- 1035hal.73
Responden tidak menyukai sikap beberapa teman-
temannya Hambatan dalam
pergaulan Faktor Resiko
W4.R1B.1036- 1056hal.73-74
Ada teman responden yang lebih brutal. Ada yang
menggunakan narkoba. Ada yang menginap di kampus,
bermain judi. Hampir setiap hari ada kejadian seperti itu.
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W4.R1B.1057- 1063hal.74
Responden pernah ikut-ikutan mencoba pulang lama
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
W4.R1B.1064- 1079hal.74
Lama-lama responden tidak merasa mendapat keuntungan
dan tidak lagi pulang-pulang lama
Hambatan dalam pergaulan Faktor
Resiko
Apa saja yang menjadi faktor-
faktor protektif yang dimiliki
oleh mahasiswa tuna netra?
W3.R1B.43- 49hal.40
Responden jarang bergabung dalam komunitas. Responden
tidak aktif di gereja. Faktor Protektif
Eksternal
W3.R1B.54- 58hal.40
Responden selalu beribadah setiap minggu. Hubungan
responden dengan Tuhan baik Faktor Protektif
Eksternal
W3.R1B.123- 125hal.41
Responden merasa dirinya cukup berani
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.126- 129hal.41
Responden suka tantangan, tapi tidak semua tantangan
diterima Faktor Protektif
Internal
W3.R1B.151- Responden merenima
Faktor Protektif
Universitas Sumatera Utara
155hal.42 masukan orang lain namun
menghiraukan omongan negatif
Internal
W3.R1B.156- 160hal.42
Responden belum puas hanya dengan IPK yang 3,3
Prestasi dan hasil akademik
W3.R1B.374- 380hal.46
Rejeki responden terus datang untuk membiayai
kebutuhannya Faktor Protektif
Eksternal
W3.R1B.381- 406hal.46-47
Responden mendorong diri sendiri agar bisa masuk PTN.
Responden memikirkan biaya yang dibutuhkan jika harus
masuk swasta.Pernah ada yang menyarankan responden
jika masuk swasta agar mengambil jurusan Bahasa
Indonesia, tapi responden tidak berniat sama sekali
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.425- 449hal.47
Responden tidak mendapat dukungan dari luar,
responden mendukung diri sendiri dan membuat target
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.450- 455hal.48
Keluarga juga mendukung diri responden untuk maju,
namun keinginan paling besar berasal dari diri sendiri
Faktor Protektif Eksternal
W3.R1B.456- 467hal.48
Tidak ada anggota keluarga yang begitu mendorong
responden untuk maju. Dari keluarga responden hanya
Ayah dan satu kakak dan satu adiknya yang kuliah
Faktor Protektif Eksternal
W3.R1B.470- 474hal.48
Ayah responden tidak begitu menunjukkan dorongannya
Faktor Protektif Eksternal
W3.R1B.475- Hubungan responden dengan
Faktor Protektif
Universitas Sumatera Utara
490hal.48-49 ayahnya tidak terlalu dekat
Eksternal W3.R1B.502-
518hal.49 Semangat dalam diri
responden tumbuh ketika iya membandingkan dirinya
dengan teman-temannya yang sudah sukses
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.519- 523hal.49
Responden suka menolong, asalkan tidak membebani
dirinya dan tidak mengganggu
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.523- 532hal.49
Responden suka mengambil keputusan, dan terkadang
terlebih dahulu menanyakan pendapat orang lain
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.533- 536hal.50
Mood responden tergantung situasi
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.537- 545hal.50
Responden belum menganggap dirinya terlalu
mandiri Faktor Protektif
Internal
W3.R1B.546- 548hal.50
Responden tidak melihat dirinya sebagai orang yang
serba bisa Faktor Protektif
Internal
W3.R1B.549- 558hal.50
Responden menganggap dirinya cepat belajar
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.559- 564hal.50
Responden sering termotivasi ketika melihat orang yang
sukses Faktor Protektif
Internal
W3.R1B.598- 600hal.51
Responden terkadang percaya diri, terkadang tidak
Faktor Protektif Internal
W3.R1B.110- 115 hal.55
Tidak ada yang membantu responden dalam proses
adaptasi Faktor Protektif
Eksternal
W3.R1B.662- Ada dorongan dari abang
Faktor Protektif
Universitas Sumatera Utara
668hal.66 kelas untuk kuliah
Eksternal W3.R1B.672-
675hal.66 Orangtua tidak begitu
mendorong untuk kuliah Faktor Protektif
Eksternal
W4.R1B.1109- 1116hal.75
Responden merasa layak mendapatkan apa yang telah
dicapainya selama ini Faktor Protektif
Internal
Bagaimana outcome
akademik mahasiswa tuna
netra? W2.R1B.506-
507hal.31 Biasanya ujian responden
bagus Prestasi dan hasil
akademik
W2.R1B.506- 523hal.31
Responden merasa tidak terlalu sulit mendapat IP 3 di
Etnomusikologi Prestasi dan hasil
akademik
W2.R1B.586- 588hal.33
Responden belum pernah mengecewakan orangtua dari
segi nilai Prestasi dan hasil
akademik
W3.R1B.156- 160hal.42
Responden belum puas hanya dengan IPK yang 3,3
Prestasi dan hasil akademik
W3.R1B.169- 173hal.42
Menurut responden IPK 3,3 hanya dari hasil yang
dimaksimalkannya di kelas Prestasi dan hasil
akademik
W3.R1B.193- 202hal.43
Responden sudah dapat membeli sendiri beberapa
peralatan musik menggunakan uang beasiswa
Prestasi dan hasil akademik
W3.R1B.203- 214hal.43
Responden sudah memiliki piano elektrik sendiri.
Responden merasa beruntung bisa mendapatkan beasiswa,
karena banykan temannya yang IPK lebih tinggi tidak
berhasil mendapat beasiswa Prestasi dan hasil
akademik
W3.R1B.215- 230hal.43
Responden sudah dua kali mendapat beasiswa.
Responden juga kurang setuju Prestasi dan hasil
akademik
Universitas Sumatera Utara
dengan kebiasaan teman- temannya yang langsung
berpikiran untuk membeli sesuatu, misalnya seperti
blackberry, dengan menggunakan uang beasiswa.
Menurutnya ada hal lain yang lebih penting dan berguna
W3.R1B.247- 232hal.44
Masih banyak yang ingin dicapai responden, namun
responden masih ragu apakah bisa atau tidak dilakukannya
Prestasi dan hasil akademik
W3.R1B.271- 275hal.44
Dari skala 1 -10, menurut reponden kemampuan bahasa
Inggrisnya berada di angka 7 Prestasi dan hasil
akademik
W3.R1B.303- 305hal.45
Responden memiliki visi dirinya menjadi Doktor
Prestasi dan hasil akademik
2. Responden II ES Rumusan