Jadwal Pelaksanaan Wawancara Tabel Jadwal Wawancara Responden 1 Gambaran Umum Responden 1

A. Responden I 1. Identitas Diri

Tabel 1. Deskripsi Umum Responden I Dimensi Keterangan NamaInisial LS Usia 24 tahun Usia mengalami kebutaan total 8 tahun UniversitasFakultasJurusan Salah satu PTN di Sumatera Utara Ilmu Budaya Musik Alamat Rumah Tj.Morawa Lama berkuliah 2,5 tahun Agama Katolik Suku Batak Toba Keberadaan orangtua Ayah masih hidup, Ibu sudah meninggal Jumlah saudara kandung Anak ke 5 dari 9 bersaudara Anak 1-6 saudara kandung Anak 7-9 saudara tiri Indeks Prestasi Kumulatif IPK 3,4 2. Jadwal Pelaksanaan Wawancara Tabel 2. Jadwal Wawancara Responden 1 No Hari Tanggal Waktu Tempat Keterangan 1 Rabu 5 September 2013 14.15 – 15.25 WIB Kampus Responden Rapport 2 Kamis 21 Februari 2013 11.30 – 11.55 WIB Lobby Perpustakaan Kampus Responden Rapport 3 Rabu 6 Maret 2013 12.30 – 13.55 WIB Texas Epicentrum RM Cepat Saji Wawancara 1 4 Senin 11 Maret 2013 13.35 – 15.25 WIB Lobby Perpustakaan Kampus Responden Wawancara II 5 Jumat 15 Maret 2013 13.30 – 14.05 WIB Lobby Perpustakaan Kampus Responden Wawancara III 6 Rabu 10 April 2013 15.00 – 16.31 WIB Perpustakaan Kampus Responden Wawancara IV Universitas Sumatera Utara

3. Gambaran Umum Responden 1

LS adalah seorang mahasiswa pria tuna netra berusia 24 tahun dan kini pada tahun 2013 sedang menjalani proses kuliah semester ke-enam, di jurusan Musik, di sebuah Perguruan Tinggi Negeri di Sumatera Utara. LS baru memasuki kuliah pada usianya yang ke-21 tahun dikarenakan LS menjalani masa sekolah, tepatnya SD selama lebih dari 8 tahun. Pada waktu itu LS mengikuti sekolah dasar reguler selama 2 tahun, dan kemudian melanjut ke Sekolah Luar Biasa SLB, namun harus mengulang kembali dari kelas 1. Setelah tamat dari SLB, LS melanjutkan sekolahnya di SMP dan SMA Integrasi, dimana anak-anak tuna netra bergabung di kelas yang sama dengan anak-anak normal, yang tidak mengalami keterbatasan apapun. LS terlahir normal, dengan kedua mata yang berfungsi dengan baik. Hingga usianya mencapai 8 tahun, LS masih dapat melihat dengan jelas, namun seiring berjalannya waktu, LS perlahan-lahan kehilangan penglihatannya. Pada usia 11 tahun, LS sudah tidak dapat melihat lagi. Dengan kata lain, LS merupakan seorang penderita tuna netra yang mengalami kebutaan total. Adapun hal-hal yang sedikit banyak dapat dirasakan oleh LS dengan matanya hanyalah cahaya dan bayangan. Penyebab terjadinya kebutaan ini tidak diketahui LS secara jelas dan diyakininya bukan dikarenakan alasan genetis, namun menurut keterangan dokter yang dikunjunginya, terdapat kerusakan pada syaraf matanya. Secara fisik, LS tampak seperti orang-orang normal pada umumnya. Sekilas pandang, mata LS tidak menunjukkan bahwa LS mengalami kebutaan, karena kerusakan bukan pada kornea mata. Namun jika diperhatikan lebih lama, Universitas Sumatera Utara akan kelihatan bahwa LS mengalami gangguan penglihatan karena matanya kerap kali berkedip dan tidak tahan dengan cahaya, serta juga kebisaan LS yang suka menunduk. LS juga tidak menggunakan tongkat untuk memandu jalannya, namun terkadang LS jalan dengan didampingi orang lain. Proses adaptasi telah dilakukan LS sejak dirinya mulai mengalami gangguan penglihatan. Berbagai pengalaman telah dilaluinya terkait dengan proses belajar di sekolah. Ada saat-saat dimana LS mengalami kesulitan, tidak percaya diri, terkendala dalam belajar dan dalam mengerjakan pekerjaan rumahnya. LS banyak mendapat bantuan dari orang-orang dan pengurus di asrama yang telah ditinggalinya selama kurang lebih 12 tahun. Selama masa sekolahnya, LS kerap mendapatkan ranking 10 besar di kelasnya. LS juga pernah beberapa kali mendapatkan juara 3 besar di kelas. Pada usianya yang kini sudah 24 tahun, LS mengaku sudah mulai terbiasa dengan ketunaannya, meskipun tetap akan menjadi kendala dalam melakukan banyak hal. Walaupun demikian, LS berhasil lulus di Perguruan Tinggi Negeri serta di jurusan yang diinginkannya.. Sejauh ini LS mendapatkan prestasi yang baik di perkuliahannya. LS lulus di semua mata kuliah yang diambilnya, dan IPK sementara yang dimilikinya adalah 3,3. Dengan prestasinya tersebut LS berhasil mendapatkan beasiswa 2 kali berturut-turut dan dengan uang tersebut sudah mampu membiayai keperluannya sendiri, dan juga membeli piano elektriknya sendiri. LS juga cukup mandiri dalam hal menjalani kesehariannya dalam perkuliahan. Lokasi rumah LS yang jauh dari kampus bukan merupakan alasan bagi LS untuk tidak kuliah. LS berangkat dan pulang kuliah sendirian, dengan Universitas Sumatera Utara menggunakan angkutan umum, dan harus jalan dari dan ke simpang kampus, karena angkutan umum tidak ada yang masuk ke kawasan kampus. LS juga tidak memiliki orang atau teman yang khusus dalam membantunya melakukan semua kegiatan perkuliahan, sehingga LS harus mencari alternatif sendiri untuk segala kesulitannya. Sistem belajar di jurusan musik kurang lebih sama dengan fakultas- fakultas lainnya, namun cukup berbeda dengan sistem belajar yang seharusnya diterima oleh tuna netra. Fasilitas yang dibutuhkan LS sebagai seorang tuna netra tidak disediakan oleh jurusan ini sehingga LS mengaku terkendala dalam proses belajarnya, dan juga mengalami kesulitan dalam mengikuti beberapa kegiatan kuliah di Jurusan musik. Walaupun demikian, LS sering berupaya mencari jalan keluar dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya dengan cara meminta bantuan teman-temannya. LS sering mengandalkan dirinya sendiri dalam memotivasi dirinya untuk dapat selalu maju dan menjadi lebih baik.

4. Data Observasi Selama Wawancara