Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar dapat diartikan juga sebagai suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup dan adanya perubahan tingkah laku dalam diri orang tersebut yang menyangkut perubahan yang bersifat pengetahuan kognitif dan ketrampilan psikomotorik maupun yang menyangkut nilai dan sikap afektif. Dalam proses belajar mengajar, akan terjadi interaksi antara peserta didik dan pendidik, yaitu pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Hargenhahn Olson, 2008. Peserta didik adalah salah satu komponen manusiawi yang menempati posisi sentral dalam proses belajar mengajar, sedangkan pendidik adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkungan sebaik –baiknya dan menghubungkan dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar Sadiman, 2001.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Belajar sebagai proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal- hal atau faktor-faktor. Menurut Suryabrata 2002, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu ada banyak, dan dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara a. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dam dapat digolongkan kembali menjadi dua golongan – dengan catatan bahwa overlapping tetap ada, yaitu: 1. Faktor-faktor non sosial dalam belajar Kelompok faktor-fakor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya, seperti keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu pagi, siang atau malam, tempat letak, alat-alat yang dipakai untuk belajar alat tulis, buku, alat peraga, dan sebagainya. Semua faktor-faktor yang telah disebutkan tersebut dan juga faktor-faktor lain yang belum disebut, harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat membantu proses belajar secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus memenuhi syarat-syarat seperti di tempat yang tidak terlalu dekat dengan kebisingan atau jalan ramai, dan harus memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan dalam ilmu kesehatan sekolah. Demikian pula dengan alat-alat pelajaran yang digunakan, harus diusahakan memenuhi syarat-syarat menurut pertimbangan didaktis, psikologis maupun paedagogis. 2. Faktor-faktor sosial dalam belajar Yang dimaksud dengan faktor-faktor sosial disini adalah faktor manusia sesama manusia, baik manusia itu ada hadir maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan. Sehingga tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu seseorang sedang belajar, banyak sekali mengganggu proses belajar tersebut, misalnya, ketika satu kelas sedang Universitas Sumatera Utara mengerjakan ujian, kemudian terdengar banyak anak-anak lain bercakap- cakap di sanping kelas, atau seseorang sedang belajar di kamar. Selain kehadiran langsung, ada juga yang disebut dengan kehadiran tidak langsung, misalnya saja potret dapat merupakan representasi dari seseorang; suara nyanyian yang sedang diputar lewat radio maupun tape rcorder juga dapat merupakan representasi kehadiran seseorang. Faktor- faktor sosial seperti itu pada umumnya mengganggu konsentrasi dan dapat mempengaruhi proses belajar dan prestasi belajar b. Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri si pelajar, dan dapat digolongkan kembali menjadi dua golongan, yaitu: 1. Faktor-faktor fisiologis dalam belajar Faktor fisiologis ini masih dapat dibedakan lagi menjadi dua macam yaitu: 1.1. Keadaan jasmani pada umumnya Keadaan jasmani pada umumnya ini dapat dikatakan melatarbelakangi aktivitas belajar; keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar; keadaan jasmani yang lelah lain pengaruhnya dengan yang tidak lelah. Dalam hubungan dengan hal ini ada dua hal yang perlu dikemukakan, a. Nutrisi harus cukup, karena kekurangan kadar makanan akan mengakibatkan kurangnya kesehatan jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa lesu, cepat mengantuk, cepat lelah, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara b. Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu proses belajar. Penyakit-penyakit seperti pilek, influensa, sakit gig, batuk dan yang sejenisnya sering diabaikan dan dipandang tidak cukup serius untuk mendapatkan perhatian dan pengobatan. Akan tetapi, dalam kenyataannya, penyakit semacam ini dapat mengganggu aktivitas belajar. 1.2. Keadaan fungsi jasmani tertentu terutama fungsi panca indera Panca indera dapat dimisalkan sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. Orang mengenal dunia sekitarnya dan belajar dengan mempergunakan panca inderanya. Fungsi panca indera yang baik merupakan syarat utama agar proses belajar berjalan dengan baik. Dalam sistem sekolah dewasa, dari seluruh panca indera yang ada, yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga. Karena itu, adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga agar panca indera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang bersifat kuratif maupun preventif, seperti pemeriksaan dokter secara periodik, penyediaan alat-alat pelajaran serta perlengkapan yang memenuhi syarat, penempatan murid-murid secara baik di dalam kelas, dan sebagainya, 2. Faktor-faktor psikologis dalam belajar Arden N. Frandsen dalam Suryabrata, 2002 mengatakan bahwa hal yang mendorong seseorang untuk belajar adalah: Universitas Sumatera Utara a. adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas b. adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju c. adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru dan teman-teman d. adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan kerjasama maupun kompetisi e. adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran f. adanya ganjaran atau hukuman Maslow mengemukakan motif-motif untuk belajar adalah a. adanya kebutuhan fisik b. adanya kebutuhan akan rasa aman, bebas dari kekhawatiran c. adanya kebutuhan akan kecintaan dan penerimaan dalam hubungan dengan orang lain d. adanya kebutuhan untuk mendapatkan kehormatan dari masyarakat e. sesuai dengan sifat untuk mengemukakan atau mengetengahkan diri Apa yang telah dikemukakan hanya sekedar penyebutan sejumlah kebutuhan-kebutuhan saja, yang tentu dapat ditambah lagi. Kebutuhan- kebutuhan tersebut tidak terlepas satu sama lain, melainkan sebagai suatu kesatuan yang mendorong proses belajar individu. Kompleksitas kebutuhan- kebutuhan tersebut bersifat individual, berbeda dari anak yang lain. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya, suatu pendorong yang biasanya besar pengaruhnya dalam belajar anak adalah cita-cita. Cita-cita merupakan pusat dari bermacam- macam kebutuhan, dimana kebutuhan-kebutuhan tersebut biasanya disentralisasikan disekitar cita-cita tersebut, sehingga dorongan itu mampu memobilisasikan energi psikis untuk belajar.

D. Sistem Pendidikan Tinggi