Alat Bantu Pengambilan Data

wajah, intonasi suara, dan berbagai hal lain dari narasaumber tersebut. Metode pencatatan menggunakan metode narasi. Peneliti juga akan menggunakan metode observasi sebagai salah satu metode pengumpulan data. Selama wawancara berlangsung akan dilakukan observasi terhadap situasi dan kondisi serta perilaku yang muncul pada responden. Hasil observasi akan digunakan sebagai data pelengkap dari hasil wawancara. Adapun hal-hal yang akan diobservasi antara lain lingkungan fisik tempat dilakukannya wawancara, penampilan fisik responden, sikap responden selama wawancara, hal-hal yang menganggu selama wawancara dan hal-hal yang sering dilakukan responden selama wawancara. Menurut Poerwandari 2007 observasi bertujuan untuk mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.

D. Alat Bantu Pengambilan Data

Menurut Poerwandari 2009, yang menjadi alat terpenting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri. Untuk memudahkan pengumpulan data, peneliti membutuhkan beberapa alat bantu Alat bantu pengambilan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pedoman wawancara, lembar pedoman observasi, alat perekam tape recorder. serta alat tulis dan kertas. Moleong 2002 menyatakan bahwa pencatatan data selama penelitian penting sekali karena data dasar yang akan dianalisis berdasarkan kutipan hasil wawancara. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif cukup rumit, untuk itu diperlukan instrumen atau alat Universitas Sumatera Utara penelitian agar dapat membantu peneliti dalam pengumpulan data Moleong, 2002. 1. Pedoman wawancara Peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai alat bantu pengambil data agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini juga digunakan untuk mengingatkan sekaligus mengecek bahwa semua aspek yang relevan telah ditanyakan dan dibahas.Poerwandari 2009 menyatakan bahwa pedoman wawancara ini juga sebagai alat bantu untuk mengkategorisasikan jawaban sehingga memudahkan pada tahap analisis data. Pedoman ini disusun tidak hanya berdasarkan tujuan penelitian, tapi juga berdasarakan pada berbagai teori yang berkaitan dengan masalah yang ingin dijawab. 2. Pedoman Observasi Peneliti menggunakan pedoman observasi sebagai alat bantu dalam mengobservasi perilaku verbal dan nonverbal responden selama proses wawancara berlangsung, diluar dari data hasil wawancara. Pedoman observasi akan disusun berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini dan akan digunakan sebagai data pelengkap hasil wawancara. 3. Alat perekam tape recorder Poerwandari 2001 menyatakan bahwa sedapat mungkin wawancara perlu direkam dan dibuat transkripnya secara verbatim, kata demi kata, sehingga tidak bijaksana jika peneliti hanya mengandalkan ingatan. Untuk tujuan tersebut, perlu digunakan alat perekam agar peneliti mudah Universitas Sumatera Utara mengulang kembali rekaman wawancara dan dapat menghubungi subjek kembali apabila ada hal yang masih belum lengkap atau belum jelas. Penggunaan alat perekam juga merekam nuansa suara dari bunyi serta aspek-aspek dari wawancara seperti tertawa, desahan dan sarkasme serta tajam Padgett, 1998. Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat perekam dengan seizin subjek. 4. Alat tulis dan kertas Pencatatan dilakukan untuk menunjang data yang terekam melalui perekam dan kertas untuk mencatat berfungsi sebagai data kontrol dan jalannya wawancara dan observasi.

E. Kredibilitas Penelitian