Pengertian Keterampilan Membatik Kajian Tentang Keterampilan Membatik

29 lama. Sekitar pertengahan abad ke-19, canting cap yang biasanya hanya disebut dengan cap saja mulai dikembangkan. Jenis batik yang ada sekarang tidak hanya sebatas batik tulis dan batik cap saja, namun juga ada beberapa jenis batik yang lain yaitu batik jumputan dan batik lukis. Batik jumputan adalah Batik Jumputan adalah batik yang dikerjakan dengan cara ikat celup, di ikat dengan tali di celup dangan warna. Batik ini tidak menggunakan malam tetapi kainnya diikat atau dijahit dan dikerut dengan menggunakan tali Dethie: 2010. Sedangkan batik Lukis termasuk batik kreasi baru. Batik lukis tidak menggunakan motif tradisional, tetapi motif kreasi sendiri. motif yang digunakan biasanya motif sederhana. Rasmujo: 2012. Beberapa penjabaran di atas mengenai baik jumputan dan batik lukis terlihat bahwa batik jumputan dan batik lukis proses pembuatannya tidak terlalu sulit dan juga aman untuk dikerjakan oleh anak-anak khususnya anak autistik. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan sebelumnya dengan guru di SLA Fredofios mengatakan bahwa ada beberapa jenis batik yang telah pernah dikerjakan dan diprosduksi oleh siswa autistik di sekolah yaitu batik jumputan, batik lukis dan batik kombinasi yang menggabngkan antara batik cap dengan batik tulis atau lukis. Pengerjaan untuk batik jumputan lebih aman untuk dikerjakan pada siswa autistik dibanding batik tulis, dan juga pada batik jumputan tidak membutuhkan waktu pekerjaan dan proses yang lama. Sedangkan untuk batik lukis guru mengatakan bahwa beberapa siswa suka melukis, oleh karena itu diaplikasikan pada batik lukis. 30 Pada setiap proses pembelajaran terdapat beberapa tahap yang harus dilakukan yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan evaluasi. Memberikan pembelajaran keterampilan pada siswa autistik persiapan yang harus dilakukan harus matang agar pembelajaran memberikan manfaat bagi siswa autistik. Dalam proses pelaksanaannya pun harus diperhatikan mengingat bahwa pembelajaran keterampilan membatik tersbut diberikan kepada siswa autistik, sedangkan pada tahap evaluasi, evaluasi dilakukan sesuai dengan kemampuan siswa autistik.

a. Persiapan dalam pembelajaran keterampilan membatik pada siswa

autistik Peningkatan kualitas pembelajaran harus memperhatikan persiapan dan perencanaan yang mempengaruhi proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran tersebut dapat di uraikan sebagai berikut : 1 Perencanaan Tujuan Pembelajaran Tujuan dalam pembelajaran merupakan komponen yang paling penting yang harus di tetapkan dalam proses pembelajaran tujuan belajar tersebut akan menjadi sebagai tolak ukur terhadap keberhasilan pembelajaran. Menurut Chris Kyriacou 2011: 44 tujuan pembelajaran merupakan upaya perubahan tingkah laku siswa yang berlangsung sebagai akibat dari keterlibatannya dalam sebuah pengalaman pendidikan. Sugandik 2000:25 yang menyatakan bahwa tujuan pembelajaran adalah perubahan prilaku dan tingkah laku yang positif dari peserta didik setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti: perubahan yang secara 31 psikologis akan tampil dalam tingkah laku over behaviour yang dapat diamati melalui alat indera oleh orang lain baik tutur katanya, motorik dan gaya hidupnya Sedangkan menurut Daryanto 2008: 58 tujuan pembelajaran tujuan instruksional yaitu tujuan yang menggambarkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki siswa sebagai akibat dari hasil pembelajaran. Guru harus dapat menargetkan kemampuan yang harus dimiliki oleh peserta didik pada akhir proses pembelajaran Jadi tujuan merupakan suatu komponen yang dapat mempengaruhi komponen pembelajaran lainnya seperti pemilihan metode, alat, sumber, dan alat evaluasi, dan lain-lain yang harus disesuaikan dan digunakan untuk mencapai tujuan yang efektif dan juga efesien. Apabila salah satu komponen tidak sesuai dengan tujuan, maka pelaksanaan kegiatan belajar mengajar tidak akan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. 2 Guru Seorang guru memiliki peranan yang sangat berat dan penting karena guru harus bertanggung jawab atas terbentuknya moral siswa, peranan guru sebagai pendidik, membimbing dan melatih jasmani dan rohani siswanya. Menurut Oemar Hamalik 2001: 9 Guru atau tenaga kependidikan merupakan suatu komponen yang penting dalam penyelenggaraan pendidikan, yang bertugas menyelenggarakan kegiatan mengajar, melatih, meneliti, mengembangkan, mengelola dan memberikan pelayanan teknik dalam bidang pendidikan. Guru mempunyai wewenang mengajar