Pendekatan Penelitian METODE PENELITIAN

63 pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam”. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan dengan telah menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis Sugiyono, 2014: 73. Penyusunan pertanyaan dan format dalam wawancara terstruktur telah disesuaikan dengan individu. Wawancara dalam penelitian ini dilakukan di SLA Fredofios Yogyakarta dan dilakukan terhadap guru keterampilan membatik dan juga guru kelas, beserta pihak kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bagian kesiswaan. Wawancara ini dilakukaan saat istirahat dan di sela-sela pelajaran. Wawancara dilakukan untuk mengungkap data tentang persiapan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran keterampilan membatik di SLA Fredofios. 3. Teknik Dokumentasi Menurut Bogdan dalam Sugiyono, 2014: 82, menyatakan bahwa “in most tradition of qualitative research, the phrase personal document is used broadly to refer to any first person narrative produced by an individual which describes his or her own actions, experience and belief”. Dari pendapat tersebut, maksudnya bahwa penelitian kualitatif dalam pengumpulan data dari observasi dan wawancara akan lebih dipercaya dengan menggunakan dokumentasi sebagai salah satu dokumen peneliti. 64 Oleh karena itu, dokumentasi sangat penting untuk mendukung penelitian yang dilakukan ini. Penggunaan dokumentasi pada penelitian ini untuk memperoleh data tentang pembelajaran keterampilan membatik. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan berbagai catatan guru dan data subyek penelitian. Selain itu, peneliti menggunakan foto untuk melihat siswa dalam melakukan kegiatan pembelajaran keterampilan membatik.

F. Pengembangan Instrumen Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto 2010: 203, menyampaikan bahwa “instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Sehingga instrumen tersebut harus dibuat dengan semaksimal mungkin karena menentukan data yang diperoleh. Instrumen penelitian juga akan membantu dan juga mempermudah peneliti dalam mengambil data yang akan dibutuhkan. Kemudian menurut Sugiyono 2014: 61, setelah fokus penelitian jelas maka kemungkinan akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui observasi dan wawancara. Instrumen penelitian harus dibuat sesuai dengan permasalahan penelitian yang ada, sehingga masalah yang akan diteliti harus jelas dan pasti. Arti pendapat tersebut bahwa jika terdapat masalah yang jelas, instrumen penelitian dapat dikembangkan sesuai dengan