Metode Pembelajaran Deskripsi persiapan dalam pembelajaran keterampilan membatik pada

89

3. Deskripsi pelaksanaan dalam pembelajaran keterampilan membatik

pada siswa autistik di SLA Fredofios Yogyakarta Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, pelaksanan pembelajaran keterampilan membatik pada siswa autistik mencakup beberapa tahap, yaitu pendahuluan, kegiatan ini pelaksanaan membatik, penutup. Tahap tersebut dideskrisikan seperti berikut: a. Pendahuluan Kegiatan pendahuluan yang dilakukan oleh guru yaitu guru mempersiapkan siswa autistik di dalam kelas untuk mengikuti proses pembelaran keterampilan membatik, guru juga melakukan apersepsi atau mengaitkan materi sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari oleh siswa pada hari tersebut. Guru menjelaskan uraian pembelajaran yang akan dilakukan pada hari tersebut, materi pembelajaran dibuat pada saat perencaan yang dicantumkan kedalam RPP dan silabus. Guru mengkondisikan siswa sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa. Guru bersama-sama siswa meyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembelajaran membatik. Di pendahulan siswa juga disipakan secara fisik oleh guru seperti instruksi dan arahan untuk menggunakan pakaian praktek seperti jas lab, kemudia siswa juga diintruksikan untuk menggunakan masker dan juga terkadang sarung tangan. Pendahuluan seperti itu dilakukan oleh guru untuk safety atau keamanan siswa pada saat melakukan proses pembuatan batik di ruang praktek 90 b. Kegiatan inti Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai kompetensi dasar yaitu membatik, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti yaitu proses pelaksanaan dalam membuat batik yang dilakukan oleh siswa autistik pada pembelajaran keterampilan membatik. Secara garis besar kegiatan membatik terbagi pada beberapa tahap yaitu:1 Membatik Pelekatan lilin batik. 2 Mencelup pewarnaan batik. 3 Melorod Pelepasan lilin batik. Berdasarkan observasi yang dilakukan siswa melakukan beberapa teknik membatik dalam waktu sekitar 4 minggu, adapun yaitu batik jumputan, batik lukis, dan batik kombinasi. 1 Batik Jumputan Siswa pada batik jumputan melakukannya selama kurang lebih tiga kali pertemuan dimuali sejak tanggal 9 Maret, 10 Maret dan 12 Maret. Adapun proses secara umum batik jumputan dideskripsikan sebagai berikut: mulanya siswa autistik bersama guru mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam membatik jumputan. Kemudian siswa dibantu dengan guru menggambar pola pada kain dengan menggunakan pensil sebelum melakukan proses batik jumputan. Setelah pola 91 jadi, mengikat kain dengan menggunakan karet kemudian biji-bijian dimasukan dalam kain kemudian di ikat dengan kencang menggunakan karet. Proses jumputan ini dilakukan bersama-sama oleh siswa dan guru diruang kelas, dilakukan hampir 2 kali pertemuan. Setelah proses mengikat kain menggunakan karet selesai maka dilanjutkan dengan proses mewarnai. Proses pewarnan dilakukan pada hari ketiga pengerjaan batik jumputan yaitu pda tanggal 12 Maret 2015. Siswa mampu melakukan proses mewarnai dengan baik. Proses mewarnai ini dilakukan oleh guru bersama dengan siswa autistik, guru mengarahkan siswa autis untuk melakukan proses pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan kurang lebih sebanyak tiga kali dan diulang-ulang. Pada proses ini siswa autistik melakukannya secara bergantian dan antri mengikuti arahan dari guru. Proses membatik batik jumputan tidak akan melekatkan malam pada kain mori, sehingga tidak memerlukan pelorotan atau proses pelepaan lilin batik dari kain mori. Setelah pewarnaan selesai kain mori tetap direbus untuk menyempurnakan pewarnaan. Kemudian siswa bersama-sama guru melepaskan ikatan pada kain, maka secara garis besar batik jumputan yang telah dilakukan oleh siswa telah selesai. kemudian siswa melakukan proses pengeringan atau menjemur. Kain batik jumputan hasil karya siswa autistik tersebut merupakan pesanan seseorang yang akan digunakan sebagai bahan baju. Selama melakukan proses batik jumputan ini tidak begitu banyak kendala namun siswa autistiksedikit kurang tertarik, dari hasil wawancara yang dilakukan oleh guru, guru 92 mengatakan bahwa siswa kurang suka mengikat kain, mengikat kain termasuk hal yang menjenuhkan bagi siswa, pada batik jumputan juga tidak terlalu banyak bermain dengan warna sehingga bagi siswa autistik kurang begitu menarik. Subjek DI dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan bati jumputan. Siswa mempu menggambar pola pada kain dengan menngunakan pinsil namun harus ada arahan dan juga dibantu oleh guru untuk dapat menggaris pola pada kain. Siswa mampu untuk mengikat kain dengan karet menggunakan biji-bijian namun harus dibantu oleh guru, motorik halus siswa tidak begitu bagus, dan juga termasuk siswa yang pasif. Dalam proses mewarnai siswa dapat membantu melakukan prosesnya namun harus lebih banyak diinstruks oleg guru agar siswa tidak banyak diam. Oleh karena itu siswa merupakan tipe siswa yang harus sering diberikan instruksi. Subjek DO dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan batik jumputan mampu mengerti dan paham mengenai alat pembelajaran keterampilan membatik jumputan, dan siswa merupakan siswa yang paling telaten dalam menyiapkan alat dan bahan dalam pembelajaran keterampilan membatik. Untuk menggambar pola siswa mesti dibantu apalagi dalam membuat garis lurus. Siswa mampu untuk mengikat kain dengan karet menggunakan biji- bijian dengan rapi dan bisa dikatakan cepat. Siswa merupakan tipe siswa yang aktif dan cekatan sehingga tidak diperlukan instruksi yang banyak namun apa yang dikerjakan oleh siswa tetap butuh pendampingan atau diperhatikan.