84
c. Peserta didik
Dari hasil Observasi dan wawancara yang dilakukan pada 7 April 2015, Kepala Sekolah mengatakan bahwa siswa autistik yang mengikuti
keterampilan membatik ini adalah murni karena ketertarikan siswa terhadap membatik, sehingga tidak ada paksaan. Bagi siswa yang tertarik silakan
mengikuti dan yang tidak tertarik bisa mengikuti pembelajaran keterampilan yang lain. Ada enam siswa autistik yang mengikuti pembelajaran
keterampilan membatik tersebut yaitu DI, DO, KI, OK, RS, dan SI. Siswa mempunyai karakteristik masing-masing yang berbeda. Sehingga guru harus
terlebih dahulu melakukan pendekatan dan pengenalan terhadap siswa.
d. Perencanaan Bahan materi pembelajaran
Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan juga kepala sekolah mengatakan bahwa kurikulum yang digunakan adalah kurikulum dari
pemerintah yaitu kurikulum 2013 yang kemudian dimodifikasi sesuai kemampuan dan kebutuhan siswa autistik.
Sedangkan materi yang bahan materi yang diberikan pada siswa tersebut telah dipikirkan oleh guru sebelumnya, guru juga membuatkan RPP
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran jauh hari sebelum pembelajaran dimulai.
Selama 4 minggu melakukan observasi dan mengikuti 12 kali pertemuan dalam pembelajaran membatik, bahanmateri yang diberikan yaitu batik
jumputan, batik lukis, dan batik kombinasi. Menurut guru pada batik jumputan siswa tidak terlalu begitu tertarik, berbeda dengan batik lukis dan
85
batik kombinasi. Pada batik jumputan ada proses mengikat, dan siswa tidak menyukainya karena sedikit membosankan, berbeda dengan batik lukis, siswa
bisa berkreasi dengan hasil karya mereka, bermain dengan warna, dll. Selama melakukan observasi 4 minggu tersebut, 3 materi pembelajaran
keterampilan membatik tuntas diberikan oleh guru keterampilan membatik kepada siswa autistik di SLA Fredofios.
e. Metode Pembelajaran
Berdasarkan wawancara dan observasi dapat terlihat bahwa guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa autistik menggunakan beberapa
metode yaitu metode ceramah, metode demonstrasi, metode pemberian tugas langsung praktek, dan metode team teaching.
Dalam pembelajaran metode ceramah salah satu metode yang selalu digunakan dan juga menjadi metode yang penting dalam pembelajaran.
Metode ceramah ini digunakan guru diawal pembelajaran, guru memberikan penjelasan kepada siswa autistik tentang apa yang akan dipelajari pada hari
tersebut, alat dan bahan apa yang akan digunakan, dll. Inti dari metode ceramah ini adalah menyampaikan dan mengkomunikasikan kepada siswa
tentang pembelajaran keterampilan membatik yang akan dipelajari oleh siswa pada hari tersebut, sehingga siswa akan paham apa yang harus ia kerjakan dan
lakukan. Setelah diawal pembelajaran guru menggunakan metode ceramah untuk
menyamakan persepsi terhadap anak mengenai pembelajaran keterampilan membatik yang akan dilakukan, kemudian metode selanjutnya yaitu