Perencanaan Tujuan pembelajaran Deskripsi persiapan dalam pembelajaran keterampilan membatik pada
86
demonstrasi. Pada saat diruang praktek sebelum guru memberikan arahan kepada siswa
guru terlebih dahulu memberikan contoh dengan mendemonstrasikan karya atau memberikan contoh dalam melakukan
pekerjaan membatik. Metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru sebagai pendukung metode ceramah yang sebelumnya dilakukan di ruang kelas
sebelum pembelajaran praktek dimulai. Demonstrasi karya juga sebagai bantuan secara visual yang diberikan oleh guru, tujuannya agar siswa autistik
dapat melihat secara langsung pekerjaan membatik yang akan dilakukannya. Setelah metode demonstrasi, adapun metode yang diberikan oleh guru
yaitu metode pemberian tugas, penugasan secara langsung diberikan kepada siswa autistik agar siswa autistik dapat terlibat secara langsung dalam proses
pembelajaran keterampilan membatik. Jadi sebelum dilakukannya metode pemberian tugas oleh guru sudah pasti sebelumnya diikuti oleh metode
demonstrasi. Setelah siswa autistik melihat contoh yang diberikan oleh guru secara visual, siswa paham maka guru langsung mengarahkan dan
menginstruksikan kepada siswa autistik untuk mempraktekkannya. Dalam memberikan arahan dan instruksi, bahasa yang digunakan oleh guru haruslah
ringkas dan jelas. Dan untuk beberapa siswa guru mengarahkan kepada langka-langkah yang lebih dipermudah atau menggunakan teknik task
analysis. Tentunya dalam pembelajaran ada metode tanya jawab, guru keterampilan
membatik biasanya melakukan pada awal pembelajaran, guru bertanya mengenai pembelajaran sebelumnya dan bertanya kepada siswa apa yang
87
akan dilakukan pada hari ini pda pembelajaran keterampilan membatik, tidak hanya itu saja, terkadang guru menggunakan media gambar dan barang
konkgkrit untuk melakukan tanya jawab mengenai alat dan bahan kepada siswa autistik. Tanya jawab yang dilakukan oleg guru keterampilan membatik
dilakukan sebagai evaluasi saja dan juga sebagai komunikasi dengan siswa, memang ada siswa autistik yang pasif yang tidak berkomunikasi secara dua
arah, namun guru tetap melakukan sebagai stimulasi untuk siswa autistik. Tidak hanya metode namun strategi juga ada digunakan oleh guru
pembelajaran keterampilan membatik, dan berdasarkan observasi serta wawancara yang dilakukan, strategi yang digunakan oleh guru seperti
pendekatan kepada siswa, dan itu dilakukan dilakukan kurang lebih selama hampir 6 bulan sampai siswa autistik jadi benar-benar terbiasa dengan
pembelajaran keterampilan membatik, terbiasa dengan alat dan bahannya, dan juga proses yang dilakukannya. Antar siswa autistikpun srategi yang
digunakan oleh guru berbeda-beda, dengan DI guru haru banyak mengarahkan, begitu juga dengan OK, RS. Sedangkan dengan KI guru harus
sering memberi reward seperi “yeay Wah hebat” untuk DO siswa harus terus diperhatikan karena siswa memang sudah rajin dan aktif namun
terkadang yang dilakukan oleh siswa salah sehingga harus benar-benar diperhatikan. Untuk SI mungkin guru punya panggilan khusus seperti “cantik
ayo kerjakan ini” seperti itulah beberapa strategi yang dilakukan oleh guru yang terlihat jelas bahwa guru selalu memberi reward positif terhadap anak,