Temuan Penelitian ALIH BAHASA FILM JAMES BOND 007: KAJIAN LINGUISTIK TERJEMAHAN INGGRIS-INDONESIA.

xxx bahasa atau majas yang sudah diterjemahkan dengan baik pada bahasa sasaran. Analisis kohesi pada penerjemahan film ditemukan dengan penggunaan: referensi, subtitusi, elipsis, repetisi, dan leksikal, sedangkan koherensi ditemukan pada penggabungan makna secara implisit antara aspek gambar dan aspek teks alih bahasa. Analisis bahasa nonverbal ditemukan bahwa terdapat empat jenis aspek semiotik dalam penyampaian makna pada film James Bond, yaitu: 1 akustik-verbal yang berupa dialog, 2 akustik-nonverbal yang berupa musik dan efek suara, 3 visual-nonverbal yang berupa foto atau gambar serta gerak tubuh, dan 4 visual- verbal yang berupa penyisipan kata, tulisan pada sebuah layar komputer dan televisi. Selain itu, analisis juga dilakukan pada ikon, indeks, dan simbol dari James Bond. Dalam analisis ikon ditemukan bahwa film James Bond adalah film iklan yang menggunaan pencitraan seorang agen mata-mata yang tampan, pintar, dan berkelas dalam mempromosikan beberapa barang-barang mahal, seperti: jam tangan, mobil, minuman dan lainnya.

V. Temuan Penelitian

Temuan dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu pembaharuan dalam metode penelitian dan temuan dari hasil analisis data film James Bond. Pembaharuan dalam metode penelitian yang dimaksud adalah mulai digunakannya software AVS.Video-Re-Marker23. Pengumpulan data penelitian teks alih bahasa dapat dilakukan lebih cepat, efisien, dan praktis dibandingkan dengan teknik simak dan catat. Data penelitian yang didapat berupa teks alih bahasa sumber xxxi dan bahasa target, yang dilengkapi dengan durasi atau waktunya. Temuan hasil analisis data penelitian film James Bond 007: Casino Royale, Quantum of Solace, dan Skyfall adalah temuan pada aspek legibilitas, temuan pada aspek keterbacaan atau kehematan, temuan pada pengeditan teks target, dan temuan dalam bahasa nonverbal. Pada aspek legibilitas ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, posisi teks alih bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu bahasa yang digunakan saat berdialog, pembicaraan dengan topik yang berbeda, dan sumber suara. Tiga faktor tersebut selain memengaruhi posisi teks alih bahasa, juga mempengaruhi warna teks alih bahasa tersebut. Berdasarkan variasi kemunculan posisi teks alih bahasa tersebut, maka definisi teks alih bahasa subtitle perlu direkonstruksi dari definisi awal, yaitu teks tertulis yang terletak di bawah layar televisi yang mengacu pada pergantian dialog dari para pemain dengan memerhatikan aspek linguistik seperti kesan visual dan kesan suara Diaz Cintas:2009 menjadi definisi baru, yaitu teks tertulis yang terletak di bawah layar, di atas layar, serta di kedua posisi tersebut secara sekaligus yang mengacu pada dialog dari para pemain dengan memerhatikan aspek linguistik seperti kesan visual dan kesan suara. Kedua, jumlah karakter teks alih bahasa tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, yaitu 35-38 atau 35-40 karena ditemukan jumlah karakter yang kurang dan juga jumlah karakter yang melebihi angka tersebut. Jumlah karakter tersebut tidak memengaruhi durasi atau waktu karena durasi atau waktu tersebut ditentukan oleh konteks adegan dalam film. Ketiga, kesesuaian teks alih bahasa dengan gambar dapat xxxii dibagi menjadi dua, yaitu gambar yang tetap pemunculan biasa dan gambar yang berubah pemunculan sesuai urutan kronologis. Pada aspek keterbacaan atau kehematan ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, tanda e lipsis mengakhiri dan mengawali …, yang muncul pada teks alih bahasa tidak selalu pada teks yang panjang, sehingga harus dipisahkan menjadi beberapa baris teks alih bahasa karena dalam data penelitian terdapat teks alih bahasa yang pendek menggunakan elipsis tersebut. Tanda elipsis pada teks alih bahasa pendek digunakan pada jeda karena dialog terpotong oleh mitra bicaranya dan pada jeda karena aktor atau aktris masih ragu-ragu, malu-malu dan alasan lainnya untuk melanjutkan dialognya. Kedua, strategi penerjemahan peminjaman adalah startegi yang tepat untuk digunakan pada istilah atau terminologi yang tidak mungkin diterjemahkan dengan padanan kata yang pendek, misalnya istilah atau terminologi ilmiah dan permainan poker. Pada pengeditan teks alih bahasa ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, segmentasi sintaksis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu segmentasi sintaksis tertinggi, segmentasi sintaksis terendah, dan segmentasi sintaksis yang sama. Kedua, penyederhanaan aspek sintaksis dapat mendukung aspek kehematan dalam penerjemahan film yang berupa: penghapusan konjungsi, subjek dan predikat atau gapping , ekspresi atau seruan, dan repetisi dan perubahan struktur kalimat aktif ke pasif, kalimat negatif ke positif, kalimat kompleks ke kalimat kompleks yang lebih sederhana, dan terjemahan modus kalimat. Penggunaan bahasa tabu dan slang xxxiii memiliki dua fungsi, yaitu untuk menekankan informasi yang tidak diterjemahkan dan mengekspresikan kemarahan yang diterjemahkan. Pada aspek bahasa nonverbal ditemukan hal sebagai berikut. Pertama, dua fungsi gambar dalam penerjemahan film, yaitu untuk menambah makna dan untuk memperkuat makna. Makna yang belum dapat tersampaikan melalui teks alih bahasa dapat disampaikan melalui aspek gambar. Kedua, kohesi dalam penerjemahan film dengan penggunaan: referensi, subtitusi, elipsis, konjungsi, dan leksikal, sedangkan koherensi dalam bentuk perpaduan makna secara implisit antara aspek gambar dan aspek teks alih bahasa. Pada aspek bahasan ikon film James Bond ditemukan bahwa film ini merupakan film iklan dari beberapa produk mobil, jam tangan, dan barang-barang mewah lainnya dengan memanfaatkan tokoh James Bond.

VI. Simpulan dan Saran