Penambahan Makna Landasan Teori

1 Penghilangan yaitu menghilangkan istilah budaya. 2 Literal yaitu solusinya menemukan terjemahan yang paling mendekati bahasa sasaran. 3 Peminjaman yaitu menggunakan teknik peminjaman istilah dari bahasa sumber untuk dipakai dalam bahasa sasaran. 4 Ekuivalensi yaitu hasil terjemahan memiliki makna dan fungsi yang sama dengan bahasa sumber. 5 Adaptasi yaitu terjemahan disesuaikan dengan budaya yang ada dalam bahasa sasaran. 6 Penggantian yaitu istilah budaya yang disesuaikan dengan konteks khususnya ketika didukung oleh gerakan ataupun visual lainnya pada film tersebut. 7 Generalisasi yaitu mengakali istilah dalam bahasa sumber dengan bahasa yang lebih umum. 8 Eksplikasi yaitu menggunakan parafrase untuk menjelaskan istilah-istilah budaya yang ada.

2.3.3 Penambahan Makna

Dalam penerjemahan tidaklah mungkin ditemukan padanan kata yang benar- benar sama antara padanan makna bahasa sumber dan bahasa sasaran. Tentunya penambahan makna atau berkurangnya makna adalah hal yang pasti terjadi. Nida 1975;27 mengatakan bahwa penambahan atau pengurangan makna selalu ditemukan dalam penerjemahan karena tidak ada padanan kata yang sama antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Penambahan makna dari bahasa sumber ke bahasa sasaran sering terjadi dalam kasus penerjemahan. Nida 1964;227 mengatakan bahwa penambahan makna atau informasi diperlukan untuk menghindari adanya makna yang ambigu pada bahasa sasaran atau untuk membuat informasi atau makna pada bahasa sasaran menjadi lebih spesifik, sama seperti bahasa sumber. Berikut adalah salah satu contoh sederhana terjadinya penambahan makna dari bahasa Indonesia ke bahasa Inggris. Dia Guru  He is a teacher Dalam penerjemahan di atas, Dia mengacu pada orang ketiga tunggal, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan He sangatlah spesifik mengacu pada orang ketiga tunggal laki-laki, bukan perempuan. Dalam kalimat tersebut terjadi penambahan makna dia laki-laki pada subyek tersebut, penambahan makna oleh penerjemah dapat dilakukan dengan melihat konteks keseluruhan teks yang ada di sekitar kalimat tersebut. Selain penambahan makna yang terjadi, juga terdapat penambahan bentuk pada bahasa sasaran, yaitu penambahan tobe is dan article a. Kalimat Dia guru dalam bahasa Indonesia harus diterjemahkan menjadi He is a teacher yaitu Dia laki-laki adalah seorang guru, karena kedua bahasa tersebut memiliki perbedaan struktur. 2.3.4 Pengurangan Makna Salah satu berkurangnya makna atau informasi pada bahasa sasaran bisa disebabkan oleh tidak adanya padanan makna yang tepat atau struktur gramatikal dari bahasa target yang berbeda Baker:1992:40. Pada kasus di bawah ini, berkurangnya makna terjadi karena tingkatan pemakaian bahasa pada masyarakat penutur tersebut. Penggunaan bahasa Bali dapat dijadikan salah satu contoh dalam pengurangan makna tersebut. Dalam bahasa Bali Anggah Ungguh Basa Bali mengandung nilai kesopanan yang berdasarkan situasi, kondisi, serta mitra bicara, misalnya Titiang, I Gede Palgunadi  I am I Gede Palgunadi. Titiang dalam bahasa Bali mengandung nilai kesopanan pada mitra bicara, pada umumnya mitra bicara memiliki status sosial atau kasta yang lebih tinggi dari pembicara tersebut. Bahasa Inggris hanya memiliki I saya sebagai padanan kata terdekat untuk Titiang karena bahasa Inggris tidak memiliki hierarki pemakaian bahasa seperti bahasa Bali. I bisa digunakan untuk siapa saja dan kepada mitra bicara tanpa melihat konteks situasi atau kondisi saat itu.

2.3.5 Pengeditan teks target alih bahasa