Penggunaan Perangkat Lunak yang Dikembangkan 1.

ƒ PO 4 pada skenario moderat tahun 2021 tidak melampaui kemampuan asimilasi dengan beban pencemaran 157,65 tonbulan, sedangkan pada skenario optimis tahun 2019 dengan beban pencemaran 152,83 tonbulan. ƒ SO 4 pada skenario moderat tahun 2027 tidak melampaui kemampuan asimilasi dengan beban pencemaran 30.849,65 tonbulan, sedangkan skenario optimis tahun 2024 dengan beban pencemaran 29.854,50 tonbulan. ƒ MBAS pada skenario moderat masih melampaui kemampuan asimilasi sampai tahun 2030, sedangkan untuk skenario optimis baru tahun 2027 tidak melampaui kemampuan asimilasi dengan beban pencemaran 100,85 tonbulan. ƒ KMnO 4 pada skenario moderat tahun 2020 tidak melampaui kemampuan asimilasi dengan beban pencemaran 6.356,08 tonbulan, sedangkan untuk skenario optimis tahun 2018 dengan beban pencemaran 6.233,85 tonbulan. ƒ BOD pada skenario moderat sudah tidak melampaui kemampuan asimilasinya pada tahun 2014 dengan beban pencemaran 5.288,34 tonbulan, untuk skenario optimis pada tahun 2013 dengan beban pencemaran sebesar 5.175,02 tonbulan. ƒ COD pada skenario moderat sudah tidak melampaui kemampuan asimilasinya pada tahun 2029 dengan beban pencemaran 6.838,07 tonbulan, sedangkan untuk skenario optimis baru tahun 2026 tidak melampaui kemampuan asimilasi dengan beban pencemaran 6.291,03 tonbulan. ƒ Sedangkan untuk bahan pencemar TSS, Mn, dan Zn pada kondisi pesimis maupun sangat pesimis masing-masing bahan pencemar tersebut belum melampaui kapasitas asimilasi Teluk Jakarta sampai tahun 2030. 5.6. Penggunaan Perangkat Lunak yang Dikembangkan 5.6.1. Perangkat Lunak Model Pengendalian Pencemaran Laut MoPPeL A. Konfigurasi Program Program didesain menggunakan bahasa pemrograman visual basic 6.0, dalam bentuk Sistem Pengendalian Pencemaran. Secara garis besar program terdiri dari empat subsistem, yaitu subsistem-subsistem basis data, input data, kondisi skenario. Model-model yang dibangun dalam program ini adalah model pengendalian pencemaran. Sedangkan input data didesain untuk mensimulasikan berbagai kondisi sumber-sumber pencemaran, seperti sumber pencemaran dari DKI Jakarta domestik, industri, dan pasar, sumber pencemaran dari lintas wilayahsektoral, pelabuhan dan udara.

B. Keperluan Hardware

Program Model Pengendalian Pencemaran Laut MoPPeL memerlukan perangkat keras komputer minimal pentium 100 Mhz dan memori minimal 16 MB, dengan space di hard disk diperkirakan 1 MB dan resolusi monitor 32 MB.

C. Keperluan Software

Program Model Pengendalian Pencemaran Laut MoPPeL dapat dijalankan dalam sistem operasi Windows 98 atau versi yang lebih tinggi. Meskipun program ini didesain dengan bahasa pemrograman visual basic 6.0, tetapi program dapat langsung dijalankan tanpa memerlukan adanya software tersebut karena sudah didesain dalam suatu file executetable.

D. Instalasi

Untuk menjalankan program ini, pengguna dapat melakukan langkah- langkah sebagai berikut : 1 Pindahkan terlebih dahulu folder MoPPeL ke direktori “C:\MoPPeL”. 2 Membuat shortcut program MoPPeL untuk mengeksekusi program “C:\MoPPeL\MODELLINGKUNGAN.exe”. Adapun tahapan untuk membuat shortcut tersebut antara lain : ¾ Klik kiri mouse pada folder MoPPel tersebut, kemudian terdapat berbagai macam file seperti terlihat pada Gambar 59, dan klik kanan pada file “MODELLINGKUNGAN.exe.”, kemudian copy file tersebut ke layar monitor atau tampilan windows komputer. Gambar 59. Tampilan pembuatan shortcut ¾ Jika pekerjaan di atas dilakukan dengan benar, maka di layar monitor akan muncul shortcut MODELLINGKUNGAN.exe.

E. Pengoperasian

Untuk menjalankan program Model Pengendalian Pencemaran Laut MoPPeL tersebut pengguna tinggal mengklik ganda shortcut tersebut. Tampilan awal pada saat program dijalankan dapat dilihat pada Gambar 60. Model Pengendalian Pencemaran Laut dalam Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan Teluk Jakarta Gambar 60. Tampilan awal program MoPPeL Selanjutnya setelah masuk ke tampilan awal dari program, maka tinggal meng-klik “MASUK”, sehingga akan muncul tampilan “HALAMAN UTAMA” yang berisikan kondisi umum Jakarta dan Teluk Jakarta, seperti terlihat pada Gambar 61. Dalam mensimulasikan sumber-sumber pencemaran untuk mengetahui keadaan beban pencemaran masing-masing parameter yang diamati sampai tahun 2030 maka pengguna terlebih dahulu masuk ke menu ”INPUT DATA”. Menu ”SKENARIO MODEL” belum dapat di klik atau dijalankan apabila data simulasi yang akan dilakukan belum di input. HALAMAN UTAMA Gambar 61. Tampilan menu untuk halaman utama Dalam mensimulasikan sumber-sumber pencemaran untuk mengetahui keadaan beban pencemaran masing-masing parameter yang diamati sampai tahun 2030 maka pengguna terlebih dahulu masuk ke menu ”INPUT DATA”, yang kemudian akan muncul tampilan awal ”INPUT DATA” seperti terlihat pada Gambar 62, dimana pada tampilan tersebut akan terlihat data awal sumber pencemar dengan kondisi tahun 2004 dan kapasitas asimilasi dari Teluk Jakarta serta kapasitas asimilasi yang diperbolehkan dari sumber pencemar landbased. Menu ”SKENARIO MODEL” belum dapat diklik atau dijalankan apabila data simulasi yang akan dilakukan belum diinput. Gambar 62. Tampilan menu untuk input data Setelah data diinput maka perlu meng-klik ”RUN” agar dapat diketahui besarnya beban pencemaran dari masing-masing parameter dan selisihnya terhadap kapasitas asimilasi sehingga pengguna akan mengetahui masing-masing parameter yang belum melampaui dan yang sudah melampaui kapasitas asimilasi Teluk Jakarta dengan munculnya tulisan berwarna hitam ”Belum Melampaui K. Asimilasi” dan tulisan berwarna merah ”Sudah Melampaui K. Asimilasi”. Tampilan dari hasil simulasi pada halaman input data dapat dilihat pada Gambar 63. Gambar 63. Tampilan menu untuk hasil simulasi input data Selanjutnya kita dapat mengetahui beban pencemaran masing-masing parameter sampai tahun 2030 dengan meng-klik menu ”SKENARIO MODEL”, sehingga akan muncul tampilan menu skenario model seperti terlihat pada Gambar 64. Pada tampilan tersebut akan terlihat grafik kapasitas asimilasi dan skenario-skenario yang ada optimis, moderat, pesimis, dan sangat pesimis, sehingga dapat diketahui pada kondisi yang mana dan pada tahun berapa parameter pencemar tersebut berada di atas kapasitas asimilasi atau di bawah kapasitas asimilasi. Selain grafik pada halaman tersebut juga dapat diketahui keterangan mengenai bahan pencemar, dampak bahan pencemar dan sumber dari bahan pencemar tersebut. Untuk mengetahui parameter yang diinginkan maka pilihlah parameter yang diinginkan dengan meng-klik box parameter pada kolom bawah, serta untuk memilih tahun yang diinginkan tentukan simulasi tahun dan pilihlah tahun pada kolom yang ada. Untuk hasil pemilihan tersebut dapat dilihat pada Gambar 65. Gambar 64. Tampilan menu skenario model Gambar 65. Tampilan menu skenario model hasil simulasi Pada menu desain sistem berisikan informasi tambahan dari Model Pengendalian Pencemaran Laut MoPPeL, yang menampilkan tentang informasi causal loop , diagram forester, black box, dan skenario model dari Sistem Pengendalian Pencemaran Laut. Tampilan masing-masing informasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 66 - Gambar 69. Pada submenu causal loop memberikan informasi mengenai hubungan sebab akibat dari elemen-elemen yang ada pada sistem tersebut, pada submenu diagram forester memberikan informasi mengenai aliran dalam sistem pencemaran Teluk Jakarta, pada submenu black box memberikan informasi mengenai faktor-faktor yang ada dalam input terkontrol dan input tak terkontrol, serta tujuan yang diinginkan dalam model pengendalian pencemaran laut, sedangkan pada submenu skenario memberikan informasi tentang proses simulasi sampai tahun 2030, dimana telah ditentukan berdasarkan kesepakatan pendapat para pakar expert dalam pengendalian pencemaran Teluk Jakarta. Gambar 66. Tampilan submenu causal loop Gambar 67. Tampilan submenu diagram forester Gambar 68. Tampilan submenu black box Gambar 69. Tampilan submenu skenario

5.7. Strategi dan Arahan Kebijakan