Perlu dicermati bahwa posisi tolok ukur keberhasilan penggunaan peralatan yang ramah lingkungan, teknik pengolahan limbah IPAL industri,
teridentifikasinya pasar, serta pengolahan limbah pelabuhan berada di atas tolok ukur keberhasilan meningkatkan pendapatan, fasilitas TPA yang memadai, serta
pengaturan terhadap penyebaran dan kepadatan penduduk. Hal ini menggambarkan empat tolok ukur keberhasilan tersebut relatif lebih penting
dibandingkan tiga tolok ukur yang berada pada posisi paling bawah, berarti bahwa hal ini dianggap relatif kurang perlu dibandingkan tolok ukur keberhasilan yang
lainnya.
5.3.5. Struktur Tingkat Kepentingan antara Subelemen pada Empat Faktor
Penting dalam Sistem Pengendalian Pencemaran Teluk Jakarta
Berdasarkan pendapat responden yang memahami wilayah penelitian expert, dapat diinventarisasikan faktor penting yang dianggap menentukan
dalam pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta. Menurut responden, terdapat 14 faktor penting yang harus diprioritaskan karena akan
menentukan efektivitas sistem pengendalian pencemaran tersebut, yaitu: 1 Tata ruang, 2 Penegakan hukum, 3 Prioritas rencana strategi daerah, 4 Koordinasi
daerah, 5 Peningkatan fasilitas sosial, 6 Memperkuat pengawasan terhadap pencemaran, 7 Memperkuat hubungan antar stakeholder, 8 Persamaan visi,
misi dan tujuan terhadap perbaikan lingkungan, 9 Kompromi tingkat kebutuhan, 10 peningkatan pola pikir masyarakat, 11 Pengaturan penduduk transmigrasi,
12 Penerapan IPAL industri dan pasar, 13 Peningkatan program penilaian peringkat kinerja perusahaan PROPER, 14 Kewajiban dokumen lingkungan
untuk industri dan pasar. Berdasarkan analisis dapat dipilih faktor penentu sistem pengendalian
pencemaran Teluk Jakarta. Faktor yang dipilih adalah faktor yang memiliki tingkat kepentingan paling utama dari faktor yang lainnya, sedangkan faktor yang
lain sangat tergantung faktor terpilih tersebut. Hasil analisis pemilahan faktor penentu disajikan pada Gambar 47 dan 48. Untuk analisis ISM data disajikan
pada Lampiran 27.
Dari Gambar 48, terlihat bahwa faktor-faktor penentu dapat dikelompokkan dalam tiga sektor, yaitu sektor 2; weak driver-strongly dependent variabels
Dependent, dengan subelemen peningkatan fasilitas umum dan sosial, umumnya subelemen yang masuk dalam sektor ini adalah subelemen yang tidak bebas;
sektor 3; strong driver- strongly dependent variabels Lingkage. Dengan subelemen Tata ruang, prioritas rencana strategi daerah, memperkuat pengawasan
terhadap pencemaran, peningkatan pola pikir masyarakat, pengaturan jumlah penduduk, penerapan IPAL Industri, peningkatkan program proper, mewajibkan
adanya dokumen lingkungan untuk industri dan pasar, subelemen yang masuk dalam sektor ini harus dikaji secara hati-hati, sebab hubungan antara elemen tidak
stabil. Setiap tindakan pada subelemen akan memberikan dampak terhadap subelemen lainnya dan pengaruh umpan baliknya dapat memperbesar dampak;
dan sektor 4; strong driver-weak dependent variabels Independent. Dengan subelemen penegakan hukum, memperkuat hubungan antar stakeholder,
koordinasi daerah, kompromi tingkat kebutuhan, serta persamaan visi, misi dan tujuan, subelemen yang masuk dalam sektor ini merupakan bagian sisa dari sistem
dan disebut peubah bebas. Hasil analisis menggambarkan pendapat para ahli bahwa pembentukan
sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta diawali oleh kebutuhan adanya kepastian hukum yang dapat mengakomodasi semua kebutuhan stakeholder hal
ini diantisipasi oleh penegakan hukum, memperkuat hubungan antar stakeholder hal berikutnya yang berperan dalam pengendalian pencemaran, dan diikuti oleh
faktor koordinasi daerah, kompromi tingkat kebutuhan, serta persamaan visi, misi dan tujuan.
Faktor lainnya yang juga merupakan elemen kunci dalam pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta adalah tata ruang, prioritas
rencana strategi daerah, memperkuat pengawasan terhadap pencemaran, peningkatan pola pikir masyarakat, pengaturan jumlah penduduk, penerapan IPAL
Industri, peningkatkan program proper, mewajibkan adanya dokumen lingkungan untuk industri dan pasar. Selain mempunyai kekuatan besar, faktor-faktor
tersebut mempunyai ketergantungan besar pada sistem karena masuk ke dalam sektor linkage. Faktor-faktor pada sektor linkage menyambungkan lima faktor di
sektor independent dengan faktor yang berada di sektor dependent yakni peningkatan fasilitas umum dan sosial.
12. Penerapan IPAL industri
13. Peningkatan program proper
11. Pengaturan jumlah penduduk
14. Kewajiban dokumen lingkungan
1. Tata ruang 10. Pola pikir
masyarakat
3. Prioritas renstra 6. Memperkuat
pengawasan terhadap pencemaran
5. Peningkatan Fasilitas Sosial
8. Persamaan Visi, Misi dan Tujuan
2. Penegakan hukum
9. Kompromi tingkat kebutuhan
4. Koordinasi daerah
7. Memperkuat hubungan antar
stakeholder
Gambar 47.
Diagram hierarki dari tingkat kepentingan dalam pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk
Jakarta
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 10
1,3,6,10,11,12,13,14
1 2
3 4
5 6
7 8
9
8 9
7
14
12 13
11
5 4
2
D r
i v
e r
P o
w e
r
Gambar 48.
Matriks DP-D untuk tingkat kepentingan dalam pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk
Jakarta
Keterangan : 1. Tata ruang
2. Penegakan hukum 3. Prioritas rencana strategi daerah
4. Koordinasi daerah 5. Peningkatan fasilitas sosial
6. Memperkuat pengawasan terhadap pencemaran 7. Memperkuat hubungan antar stakeholder
8. Persamaan visi, misi dan tujuan 9. Kompromi tingkat kebutuhan
10. Peningkatan pola pikir masyarakat 11. Pengaturan jumlah penduduk
12. Penerapan IPAL Industri 13. Meningkatkan program proper
14. Mewajibkan adanya dokumen lingkungan untuk industri dan pasar
5.4. Pendekatan Sistem