5.3. Struktur Elemen Kunci dalam Model Pengendalian Pencemaran Teluk Jakarta
Metode ISM digunakan untuk menganalisa keterkaitan dan ketergantungan antar elemen yang membentuk struktur model pengendalian pencemaran Teluk
Jakarta. Dari Hasil diskusi ahli teridentifikasi empat faktor penting yang perlu dikaji, yaitu peran pemerintah, tujuan pembentukan model pengendalian
pencemaran Teluk Jakarta, Kendala dalam pengelolaan, dan tolok ukur daya dukung lingkungan Teluk Jakarta.
5.3.1. Peran Pemerintah dalam Pengembangan Model Pengendalian
Pencemaran Teluk Jakarta
Ada 4 elemen peran pemerintah yang terlibat dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta baik langsung maupun tidak langsung,
yang dijabarkan lagi menjadi 11 subelemen seperti terlihat pada Tabel 30. Interpretasi dalam bentuk hierarki disajikan pada Gambar 39 dan pada Gambar 40
subelemen dikelompokkan kedalam empat sektor yakni autonomous, dependent, linkage
dan independent. Untuk analisis ISM data disajikan pada Lampiran 23.
Tabel 30. Elemen peran pemerintah dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta
Elemen Subelemen
I. Tata ruang 1. Tata ruang DKI Jakarta
2. Pemetaan tata ruang 3. Evaluasi kesesuaian lahan
4. Reklamasi Teluk Jakarta
II. Kebijakan 5. Penerapan Kebijakan antar stakeholder
pencemaran, tata ruang dan yang terkait dengan pencemaran Teluk Jakarta
6. Ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran
7. Kajian kebijakan III. Renstra
8. Prioritas rencana strategis 9. Realisasi penerapan renstra
IV. Koordinasi daerah 10. Koordinasi antar wilayah administrasi
11. Prinsip integrasi lintas sektoral
Dari Tabel 30 terlihat bahwa peran pemerintah yang merupakan elemen kunci dalam pembentukan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta adalah
penerapan kebijakan antar stakeholder, ketegasan penegakan hukum, koordinasi antar wilayah, dan prinsip integrasi lintas sektoral. Keempat peran pemerintah ini
berada di dalam sektor independent Gambar 39, yang berarti bahwa dalam pengembangan model pengendalian pencemaran laut berperan sebagai peubah
bebas yang mempunyai kekuatan penggerak besar namun tidak tergantung kepada sistem.
5. Penerapan kebijakan antar
stakeholder 6. Ketegasan
penegakan hukum
10. Koordinasi antar wilayah
administrasi 11. Prinsip
integrasi lintas sektoral
8. Prioritas rencana
strategis 9. Realisasi
penerapan renstra
1. Tata ruang DKI Jakarta
2. Pemetaan tata ruang
3. Evaluasi kesesuaian lahan
7. Kajian kebijakan
4. Reklamasi Teluk Jakarta
Gambar 39. Diagram hierarki dari subelemen peran pemerintah dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk
Jakarta
Hasil analisis ini menggambarkan pendapat para ahli bahwa peran pemerintah dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta
diawali oleh penerapan kebijakan antar stakeholder, ketegasan penegakan hukum, koordinasi antar wilayah, dan prinsip integrasi lintas sektoral, berarti diawali oleh
perlunya strategi kebijakan dan hukum serta prinsip kerjasama yang harmonis.
Peran pemerintah lainnya yang juga merupakan elemen kunci dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta adalah prioritas
rencana strategi dan realisasi penerapan renstra. Selain mempunyai kekuatan penggerak besar, kedua peran pemerintah mempunyai ketergantungan besar pada
sistem. Kajian atas kedua peran pemerintah ini perlu dilakukan secara hati-hati karena setiap tindakan pada peubah yang ada dalam sektor linkage akan
memberikan dampak terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa memperbesar dampak tersebut.
Prioritas rencana strategi dan realisasi penerapan renstra menyambungkan empat peran pemerintah di sektor independent dengan lima peran pemerintah
yang berada di sektor dependent yaitu tata ruang DKI Jakarta, pemetaan tata ruang, reklamasi Teluk Jakarta, evaluasi kesesuaian lahan, dan kajian kebijakan.
Hasil analisis ini memberikan makna bahwa kelima peran pemerintah yang terakhir sangat tergantung pada sistem dan tidak mempunyai kekuatan penggerak
yang besar. Dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta posisinya akan mengikuti peran pemerintah lainnya yang berada di sektor
linkage dan independent.
8,9
Catatan 1. Tata ruang DKI Jakarta
2. Pemetaan tata ruang 3. Evaluasi kesesuaian lahan
4. Reklamasi Teluk Jakarta 5. Penerapan Kebijakan antar
stakeholder pencemaran, tata ruang dan
yang terkait dengan pencemaran Teluk Jakarta
6. Ketegasan penegakan hukum terhadap pelanggaran
7. Kajian kebijakan 8. Prioritas rencana strategis
9. Realisasi penerapan Renstra 10. Koordinasi antar wilayah
administrasi 11. Prinsip integrasi lintas sektoral
3,7 4
1,2 5,6,10,11
10 11
D r
i v
e r
P o
w e
r 9
8 7
6 5
4 3
2 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Gambar 40. Matriks DP-D untuk elemen peran pemerintah dalam
pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta
Perlu dicermati bahwa posisi peran pemerintah tata ruang DKI Jakarta hampir berada pada garis batas antara sektor dependent dengan linkage, yang
berarti bahwa kekuatan penggeraknya dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta relatif tinggi dibandingkan reklamasi Teluk Jakarta.
Evaluasi kesesuaian lahan dan kajian kebijakan berada pada posisi paling bawah, berarti bahwa hal ini dianggap relatif kurang perlu dibandingkan peran pemerintah
yang lainnya selama kegiatan dari peran pemerintah tersebut dapat dilakukan dengan baik.
5.3.2. Tujuan dalam Pengembangan Model Pengendalian Pencemaran