68 Menurut Shuval 1977, setiap pertambahan limbah industri akan memerlukan
penanganan yang lebih karena energi yang dikeluarkan oleh limbah industri terutama yang memberikan dampak negatif maka biaya yang dikeluarkan
untuk penanganannya akan semakin besar karena termasuk didalamnya biaya penanganan untuk dampak sosial, karena selama ini banyak dari pihak industri
tidak pernah memperhitungkan secara detil kerugian yang ditimbulkan dari dampak sosial tersebut, sehingga dalam hal ini dampak penanganan
merupakan salah satu faktor yang harus dievaluasi secara hati-hati. Selama ini sangat sulit mengetahui secara persis, berapa jumlah limbah
B3 yang dihasilkan suatu industri, karena pihak industri enggan melaporkan jumlah dan karakter limbahnya. Padahal, kejujuran pihak industri untuk
melaporkan secara rutin jumlah dan karakter limbahnya merupakan informasi berharga untuk menjaga keselamatan lingkungan bersama. Keengganan
mereka berawal dari biaya pengolahan limbah yang terlampau mahal, sehingga yang terjadi adalah menghindari keharusan melakukan pengolahan.
Untuk itu diperlukan kebijaksanaan yang tidak terlampau menekan industri, agar industri terangsang untuk mengolah limbahnya sendiri.
B. Industri dan Sumber Dampak
Munculnya konsep ekonomi berkelanjutan ataupun pembangunan berkelanjutan tidak lain didasari pada berbagai dampak yang telah dimunculkan
terhadap lingkungan akibat berbagai aktivitas manusia. Kenyataan bahwa pembangunan tidak selalu memberikan keuntungan bagi umat manusia dan
lingkungan terus dirasakan. Informasi lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 17. Tabel 17. Dampak-dampak aktivitas industri terhadap lingkungan
No Jenis Kegiatan
Dampak Pada Air
1. Kimia
Penggunaan proses pengolahan air dan colling water
. Emisi dari kimia organik, logam berat cadmium, mercury
, suspensi-suspensi padat, bahan-bahan organik dan PCBs, dan resiko
tumpahan-tumpahan produk kimia tertentu.
2. Pulp dan Kertas
Penggunaan air proses. Emisi dari suspensi padat, bahan-bahan organik, chloronated
organik substance, toxins dioxins
69 Tabel 17 lanjutan. Dampak-dampak aktivitas industri terhadap lingkungan
No Jenis Kegiatan
Dampak Pada Air
3. Penambangan logam
dan mineral Kontaminasi terhadap air permukaan dan
tingginya kandungan asam air akibat kontaminasi dari berbagai logam berbahaya
arsenic, timah, cadmium. Kontaminasi penggunaan bahan kimia dalam
proses ekstraksi logam.
4 Besi dan baja
Penggunaan air proses. Emisi dari material organik tars dan minyak, suspensi-suspensi
padat, logam, benzena, fenol, asam sulfit, sulfat, trioktan, trisulfat, fluorida, timah seng scruber
effluent
5 Logam-logam non-besi Air-air pencucian yang telah terkontaminasi
logam, gas-gas efluen, bahan-bahan padat dan hidrokarbon
6 Kulit dan penyamakan Proses yang menggunakan air.
Efluen dari berbagai penggunaan bahan-bahan toksik yang mengandung suspesi padat, sulfat
dan krom.
7 Industri farmasi
Limbah industri farmasi yang memproduksi antibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi.
Limbah industri farmasi umumnya berasal dari proses pencucian peralatan dan produk yang
tidak terjual dan kadaluarsa.
8 Industri perakitan
kendaraan bermotor Limbahnya lebih banyak bersifat padatan, tetapi
dikategorikan sebagai non-B3. Yang termasuk B3 berasal dari
proses penyiapan logam bondering dan pengecatan yang mengandung logam berat
seperti Zn dan Cr.
9 Industri baterai kering
dan aki Industri aki menghasilkan limbah cair yang
beracun, karena menggunakan H
2
SO
4
sebagai cairan elektrolit.
70 Tabel 17 lanjutan. Dampak-dampak aktivitas industri terhadap lingkungan
No Jenis Kegiatan
Dampak Pada Air
10 Rumah sakit
menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair,bahkan juga limbah gas, bakteri, maupun
virus. Limbah padatnya berupa sisa obat- obatan, bekas pembalut, bungkus obat, serta
bungkus zat kimia. Sedangkan limbah cairnya berasal dari hasil cucian, sisa-sisa obat atau
bahan kimia laboratorium dan lain-lain. Limbah padat atau cair rumah sakit mempunyai
karateristik bisa mengakibatkan infeksi atau penularan penyakit. Sebagian juga beracun dan
bersifat radioaktif.
Sumber :
World Healt Organization
1977
5.1.1.3. Limbah Pasar