Simulasi Model Pendekatan Sistem

Input tak terkontrol • Jumlah Penduduk • Permukiman Penduduk • Jaringan dan Debit Air • Jenis dan konsentrasi Limbah Input terkontrol • Penegakan hukum • Hubungan antar stakeholder • Koordinasi daerah • Kompromi tingkat kebutuhan • Persamaan visi, misi dan tujuan Output yang tidak diinginkan Tingkat Pencemaran Laut Sangat Tinggi Output yang diinginkan • Mengurangi dampak negatif dari pencemaran laut terhadap manusia dan lingkungannya • Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan Perairan Teluk Jakarta • Minimisasi biaya penanganan pencemaran Peningkatan Kemampuan Asimilasi dengan Model Pengendalian Pencemaran Laut Evaluasi dan Manajemen Pengendalian Pencemaran Laut Input Lingkungan • Kebijakan Pemerintah • Kapasitas HukumPP Gambar 50. Diagram black box input-output sistem pengendalian pencemaran pencemaran laut

5.4.4. Simulasi Model

Sebuah model merupakan suatu abstraksi dari realitas. Ini merupakan deskripsi formal dari elemen-elemen penting pada suatu masalah. Suatu perencanaan merupakan sebuah realita permasalahan dan oleh karena itu dapat dimodelkan. Karena elemen-elemen penting dari suatu masalah tersebut merupakan hal yang kita definisikan di dalam sistem yang sedang kita pelajari, kita dapat menganggap suatu model sebagai deskripsi formal dari sistem yang dipelajari. Melalui model maka sistem dapat dipelajari atau diperkirakan dari waktu ke waktu dalam suatu proses yang disebut simulasi. Simulasi adalah suatu proses yang menggunakan suatu model untuk menirukan, atau menelusuri tahap demi tahap, perilaku dari suatu sistem yang kita pelajari. Model simulasi disusun dari suatu perhitungan dan operasi logis yang secara bersama-sama menyajikan struktur keadaan dan perilaku perubahan keadaan dari sistem yang kita pelajari. Model yang dibangun untuk kajian sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta dilakukan dengan perangkat lunak software komputer Visual Basic. Model secara umum menggambarkan interaksi antara komponen populasi, industri, dan pasar yang merupakan sumber pencemaran yang berasal dari darat landbased sources. Masing-masing komponen saling terkait pada satu atau lebih peubah tertentu. Oleh karena itu, model disusun secara kompleks yang tergambar pada diagram forester dari sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta yang disajikan pada Gambar 51. PD PTJ LD LD A KL P LP LI A KL I P P P LD LP A KL D LI Pop [L] [M] [E] [I] [P] [DL P ] [DL I ] Ppsr [Psr] Pind [Ind] [L LD ] [L P ] Gambar 51. Diagram forester model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta Keterangan diagram forester: Pop = Populasi LD = Limbah domestik L = Tingkat kelahiran M = Tingkat kematian E = Emigrasi I = Imigrasi LD A = Limbah domestik akhir KL D = Kepedulian lingkungan domestik P = Pendidikan Pind = Pertambahan industri Ind = Jumlah industri LI = Limbah industri LI A = Limbah industri akhir KL I = Kepedulian lingkungan industri DL I = Jumlah industri yang memiliki dokumen lingkungan dan IPAL Ppsr = Pertambahan pasar Psr = Jumlah pasar LP = Limbah pasar LP A = Limbah pasar akhir KL P = Kepedulian lingkungan pasar DL P = Jumlah pasar yang memiliki dokumen lingkungan dan IPAL P LD = Pencemaran luar daerah L LD = Limbah luar daerah PD = Pencemaran Teluk Jakarta yang bersumber dari darat landbased sources P P = Pencemaran pelabuhan L P = Limbah pelabuhan PTJ = Pencemaran Teluk Jakarta

5.4.5. Validasi Model