45 Dari Tabel 6 terlihat bahwa perkembangan jumlah penduduk DKI Jakarta
selama kurun waktu tahun 1961-1990 tumbuh dengan pesat dari 2,9 juta jiwa pada tahun 1961 bertambah menjadi 4,6 juta jiwa pada tahun 1971. Kemudian sepuluh
tahun berikutnya, jumlah penduduk bertambah lagi menjadi 6,5 juta jiwa. Tahun 1990, penduduk DKI Jakarta naik sekitar 1,7 juta jiwa menjadi 8,2 juta jiwa. Pada
kurun waktu 1990-2000, pertambahan penduduk DKI Jakarta sudah dapat dikendalikan sehingga kenaikannya hanya sekitar 1,52 persen. Berdasarkan arah
perkembangan penduduk dikaitkan dengan dinamika mobilitas penduduk, maka diperkirakan pada tahun 2025 penduduk DKI Jakarta mencapai 9.259,900 juta
jiwa. Jika dilihat pertumbuhannya, laju pertumbuhan penduduk di DKI Jakarta
selama empat dekade terakhir terus mengecil. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk DKI Jakarta per tahun sampai akhir 2004 diperkirakan sebesar 1,26
persen. Walaupun laju pertumbuhan meningkat, namun laju pertumbuhan penduduk di Jakarta masih terbilang kecil ini disebabkan rendahnya tingkat
kelahiran juga disebabkan peningkatan migrasi keluar Wilayah DKI Jakarta yang cukup besar.
4.2.2. Sebaran dan Kepadatan Penduduk A. Sebaran Penduduk
Salah satu dimensi permasalahan kependudukan yang ada di DKI Jakarta adalah tidak meratanya distribusi penduduk antar kotamadya. Dengan kondisi ini,
di satu pihak ada kotamadya yang sangat padat penduduknya, sementara di kotamadya lain kepadatan penduduknya relatif rendah. Namun patut diingat
bahwa kepadatan penduduk yang paling rendah sekalipun di kotamadya yang ada di DKI Jakarta, masih merupakan yang tertinggi dibandingkan kepadatan
penduduk di kota lain di Indonesia. Persentase penduduk menurut kotamadya di DKI Jakarta mulai dari Tahun 1971 dapat dilihat pada Tabel 7.
46 Tabel 7.
Persentase penduduk kotamadya di DKI Jakarta, tahun 1971-2004
Terhadap Penduduk DKI Jakarta Kotamadya
1971 1980 1990 2000 2004
Jakarta Selatan
23,12 24,38 23,14 21,37 21,61 Jakarta
Timur 17,64 22,48 25,07 28,01 28,34
Jakarta Pusat
27,72 19,08 13,07 10,65 10,31 Jakarta
Barat 18,05 19,00 22,12 22,78 23,15
Jakarta Utara
13,47 15,06 16,39 17,01 16,32 Kepulauan Seribu
- -
- 0,21
0,27
DKI Jakarta 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
Sumber : BPS DKI Jakarta 2005
Dengan melihat distribusi penduduk antar kotamadya di DKI Jakarta pada Tabel 7 terlihat bahwa pada tahun 1971 sebagian besar penduduk DKI Jakarta
tinggal di Jakarta Pusat 27,72 dan Jakarta Selatan 23,12, sementara empat wilayah lainnya relatif seimbang. Sepuluh tahun berikutnya, persentase terbesar
penduduk DKI Jakarta berada di Jakarta Selatan, sementara Jakarta Pusat mulai menunjukkan penurunan dan terjadi peningkatan persentase penduduk di Jakarta
Timur, Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Tahun 1990, Jakarta Timur memiliki persentase penduduk tertinggi, yaitu sebesar 25,07 persen dan Jakarta Pusat
memiliki persentase terendah, yaitu 13,07 persen.
B. Kepadatan Penduduk
Selain persebaran penduduk yang tidak merata, kepadatan penduduk juga menjadi permasalahan pokok dalam pembangunan di DKI Jakarta. Walaupun
jumlah penduduk DKI Jakarta tidak terlalu besar jika dibandingkan dengan propinsi lain di Indonesia, namun dengan luas wilayah yang relatif kecil 661,52
km² atau sekitar 0,03 persen dari luas seluruh Indonesia, kepadatan penduduk DKI Jakarta menjadi yang tertinggi dibandingkan dengan propinsi lain di
Indonesia, yaitu 13.195 jiwa per km². Sebagai ilustrasi, propinsi Jawa Barat yang luas wilayahnya 80 kali lipat lebih dibandingkan luas DKI Jakarta, kepadatan
penduduknya hanya 866 jiwa per km². Dengan mengamati antar kotamadya terlihat bahwa Jakarta Pusat merupakan
wilayah terpadat, dengan tingkat kepadatan sebesar 18.778 orang per Km². Sementara yang terendah terdapat di Kepulauan Seribu dengan tingkat kepadatan