2.5. Sistem dan Model
Terminalogi sistem sering digunakan dalam berbagai bidang dengan interpretasi beragam, akan tetapi berkonotasi tentang sesuatu yang “utuh” dan
“keutuhan” wholeness Eriyatno, 2003. Banyak definisi sistem yang telah dikemukakan oleh para penulis. Forester 1971 mendefinisikan sistem sebagai
sekelompok komponen yang beroperasi secara bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Manetsch and Park 1979 dalam Eriyatno 2003 mendefinisikan
sistem sebagai suatu gugus elemen yang saling berhubungan dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau suatu gugus dari tujuan. O’ Connor and
McDermott 1997 mendefinisikan sistem sebagai suatu identitas yang mempertahankan eksistensi dan fungsinya sebagai suatu keutuhan melalui
interaksi komponen-komponennya. Dari beragam definisi sistem yang ada, terlihat bahwa sistem memiliki
karaktersitik keutuhan dan interaksi antar komponen yang membangun sistem. Secara lebih tegas beberapa karakteristik yang dimiliki sistem dapat dinyatakan
sebagai berikut Sushil, 1993 : 1 Dibangun oleh kelompok komponen yang saling berinteraksi.
2 Memiliki sifat yang “utuh” dan “keutuhan” Wholeness. 3 Memiliki satu atau segugus tujuan.
4 Terdapat proses transformasi input menjadi output. 5 Terdapat mekanisme pengendalian yang berkaitan dengan perubahan yang
terjadi pada lingkungan sistem. Fenomena dunia nyata seperti kawasan perkotaan, menunjukkan
kompleksitas yang tinggi dan sangat sulit dipahami hanya melalui satu disiplin keilmuan. Upaya dari masing-masing disiplin untuk memahami fenomena dunia
nyata yang kompleks melalui pengembangan beragam model seringkali tidak konsisten, hanya bersifat parsial, tidak berkesinambungan, dan gagal memberikan
penjelasan yang utuh Eriyatno, 2003. Konsep sistem yang berlandaskan pada unit keragaman dan selalu mencari keterpaduan antar komponen melalui
pemahaman yang utuh Forrester, 1971, dapat menawarkan suatu pendekatan baru untuk memahami dunia nyata. Pendekatan sistem merupakan cara
penyelesaian persoalan yang dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap
sejumlah kebutuhan, sehingga dapat menghasilkan suatu operasi sistem yang efektif Eriyatno, 2003. Dengan demikian kajian mengenai wilayah pesisir kota
Bandar Lampung, dapat dilakukan melalui pendekatan sistem, untuk membangun model penataan ruang.
Model merupakan pengganti suatu objek atau sistem yang dapat memliki beragam bentuk dan memenuhi banyak tujuan Forrester, 1971. Dalam
pengertian yang relatif sama, Eriyatno 2003 menyatakan bahwa model merupakan suatu abstraksi dari realitas, yang menunjukkan hubungan langsung
maupun tidak langsung serta kaitan timbal balik dalam istilah sebab akibat. Suatu model tidak lain merupakan seperangkat anggapan asumptions
mengenai suatu sistem yang rumit, sebagai usaha untuk memahami dunia nyata yang bersifat aneka ragam Meadows et al., 1972 dalam Damai, 2003. Dalam
mempelajari sistem sangat diperlukan pengembangan model guna menemukan peubah-peubah variable penting dan tepat, serta hubungan antar peubah di
dalam sistem tersebut. Model dapat dikategorikan menurut jenis, dimensi, fungsi, tujuan pokok kajian, atau derajat keabstrakannya; namun pada dasarnya
dikelompokkan menjadi tiga Eriyatno, 2003 yaitu: 1 Model ikonik model fisik, merupakan perwakilan fisik dari beberapa hal
baik dalam bentuk ideal ataupun dalam skala yang berbeda. Model ikonik dapat berdimensi dua seperti peta, atau berdimensi tiga seperti prototipe.
Dalam hal model berdimensi lebih dari tiga, maka tidak dapat lagi dikonstruksikan secara fisik sehingga perlu dikategori model simbolik.
2 Model analog model diagramatik, menyajikan transformasi sifat menjadi analognya kemudian mengetengahkan karakteristik dari kejadian yang
dikaji. Model ini bersifat sederhana namun efektif dalam menggambarkan situasi yang khas. Contoh dari model ini adalah kurva permintaan, kurva
distribusi frekuensi pada statistik, dan diagram alir suatu proses. 3 Model simbolik model matematik, menyajikan format dalam bentuk
angka, simbol, dan rumus. Pada dasarnya ilmu sistem lebih terpusat pada penggunaan model simbolik, dengan jenis yang umum dipakai adalah
persamaan matematis equation. Contoh dari model matematis adalah persamaan antara arus dan tegangan listrik, posisi sebuah mobil pada suatu
aliran transformasi, serta aliran bahan dan pelayanan pada suatu struktur ekonomi.
Dalam pendekatan sistem, pengembangan model modelling atau permodelan merupakan titik kritis yang akan menentukan keberhasilan dalam
mempelajari sistem secara keseluruhan. Pemodelan akan melibatkan tahap-tahap yang meliputi seleksi konsep, rekayasa model, implementasi komputer, validasi,
analisis sensitifitas, analisis stabilitas, dan aplikasi model
III. METODE PENELITIAN