Metode Pengumpulan Sampel Rancangan Penelitian

29 2. Penetapan parameter-parameter yang akan diukur didasarkan terutama pada: • Keamanan dan perlindungan terhadap kesehatan manusia serta kelangsungan hidup organisme di dalam perairan dan dengan memperhatikan kemampuan teknis analisis. • Jenis limbah yang terbawa oleh aliran buangan effluent yang menjadi sumber pencemar. • Ketentuan jenis-jenis parameter yang ditetapkan dalam Baku Mutu Air Laut untuk Biota Laut. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas, kemudian disusun jenis- jenis parameter yang akan dianalisis. Selanjutnya cara pengukuran tiap-tiap jenis parameter, baik parameter fisik, kimia maupun parameter biologi didasarkan pada cara-cara yang ditetapkan dalam Standard Methods for The Examination of Water and Waste Water . Metode pengambilan sampel untuk responden dalam rangka menggali dan mendapatkan informasi dari para stakeholder dan pakar akuisisi pendapat pakar menggunakan metode expert survey dengan sampel yang telah ditentukandipilih secara sengaja berdasarkan keperluan purposive sampling. Sebagai dasar pertimbangan dalam menentukan atau memilih pakar untuk dijadikan responden menggunakan kriteria sebagai berikut : a. Mempunyai pengalaman yang kompeten sesuai dengan bidangnya. b. Mempunyai reputasi, kedudukanjabatan dan telah menunjukkan kredibilitas sebagai stakeholder yang konsisten atau pakar atau ahli pada bidang yang akan diteliti. c. Kesediaan dan keberadaan responden untuk dijadikan responden. Pemilihan instansi di ambil berdasarkan keterkaitan dengan pengelolaan pencemaran Teluk Jakarta dan instansi yang ikut mengelola wilayah administrasi yang dilalui DAS bagian hulu Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup-DTRLH Bogor; sedangkan LSM, tokoh adat dan masyarakat diambil untuk dapat mewakili masyarakat baik yang terkena dampak langsung maupun tidak langsung sekaligus sebagai penyebab terjadinya pencemaran, responden masyarakat juga diambil pada daerah di sekitar hulu dan tengah sungai sebagai bahan pertimbangan terhadap pengelolaan pencemaran dan penyebab pencemaran; 30 sedangkan Perguruan Tinggi diambil dengan pertimbangan sebagai pihak yang sering meneliti dan mengembangkan berbagai permasalahan lingkungan hidup sehingga dapat memberikan masukan untuk diaplikasikan oleh pihak pemerintah dalam pengendalian pencemaran laut. Untuk lebih jelasnya pengumpulan sampel responden dan jumlah yang diambil dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Responden penelitian Responden Jumlah • Kantor BPLHDKLH • Dinas Permukiman • Dinas Perindustrian • LON-LIPI • Dinas Kelautan dan Perikanan • Pekerjaan Umum • Balitkanlut • Industri • Pengusaha bidang perikanan • LSM • Perguruan Tinggi • Tokoh adat • Dinas daerah di administratif sungai bagian hulu Dinas Tata Ruang dan Lingkungan Hidup-DTRLH Bogor dan • Masyarakat administratif sungai bagian hulu, tengah dan hilir 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 30 Total 60 3.2.4. Jenis Data Data primer umumnya untuk mengetahui kualitas perairan Teluk Jakarta dan tingkat keterkaitan faktor-faktor pencemaran serta usaha pengendalian pencemaran Teluk Jakarta berdasarkan hasil hasil wawancara, sedangkan data sekunder untuk mengetahui kondisi umum DKI Jakarta dan Teluk Jakarta, rencana strategi daerah, perkembangan sumber pencemar dan kualitas muara sungai secara time series. Untuk lebih jelasnya dalam mengetahui sumber data, cara pengumpulan data, serta bentuk data yang diambil dapat dilihat pada Tabel 3. 31 Tabel 3. Matriks data Jenis Data Sumber Data Cara Pengumpulan Bentuk Data Primer Sekunder InstansiLembaga Dinas, unsur masyarakat, Perguruan Tinggi serta pelaku yang terkait dengan pencemaran perairan Teluk Jakarta DinasInstansi Lembaga yang terkait dengan pengelolaan dan penelitian sungai dan perairan teluk Jakarta Wawancara Semi Terstruktur dengan kuisioner Dan Wawancara bebas Pencatatan • Data umum responden pelaku interaksi stakeholder • Analisis kebutuhan pelaku interaksi stakeholder • Penilaian responden terhadap Kualitas Lingkungan • Data persepsi terhadap pencemaran Teluk Jakarta • Penilaian responden terhadap penyebab pencemaran Teluk Jakarta • Pola interaksi berdasarkan kelompok terhadap Teluk Jakarta • Pola pengelolaan pengendalian pencemaran menurut responden • Rencana strategi DKI Jakarta • Keadaan umum lokasi penelitian dan tata ruang Jakarta • Data profil dan perkembangan jumlah penduduk di DKI Jakarta • Data kualitas air muara sungai yang mengalir ke Teluk Jakarta 5 tahun terakhir • Data sumber-sumber pencemar di sekitar Teluk Jakarta • Data perkembangan industri-industri di sekitar jakarta. • Kegiatan pembinaan masyarakat • Undang-undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, surat keputusan yang berhubungan dengan Teluk Jakarta.

3.3. Analisis Data

3.3.1. Sumber-sumber Pencemaran Teluk Jakarta

Analisis sumber-sumber pencemaran di Teluk Jakarta dilakukan secara deskriptif. Untuk sumber pencemaran yang berasal dari landbased sources baik rumah tangga limbah domestik, industri limbah industri, dan pasar limbah pasar yang memanfaatkan sungai sebagai tempat pembuangan limbah di DKI Jakarta di lihat peningkatan jumlahnya selama 4 tahun terakhir. 32

3.3.2. Model Kualitatif dan Kuantitatif Pencemaran Teluk Jakarta A. Beban Pencemaran

Analisis beban pencemaran dilakukan dengan perhitungan secara langsung di muara-muara sungai yang menuju Teluk Jakarta. Cara penghitungan beban pencemaran ini didasarkan atas pengukuran debit sungai dan konsentrasi limbah di muara sungai-sungai yang menuju teluk Jakarta berdasarkan model berikut : 3600 24 30 10 6 × × × × × = − K D BP ……………………………….. ... 1 Keterangan : BP = Beban pencemar yang berasal dari satu sungai tonbulan D = Debit sungai m 3 detik K = Konsentrasi pencemar mgl Total beban pencemar dari seluruh sungai yang bermuara di Teluk Jakarta, sebagai berikut : ∑ = = n i BPi TBP 1 ............................................................................................ 2 Keterangan : TBP = Total Beban Pencemar n = Jumlah sungai i = Beban pencemar sungai ke-i

B. Kapasitas Asimilasi

Nilai kapasitas asimilasi didapatkan dengan cara membuat grafik hubungan antara konsentrasi masing-masing parameter limbah di perairan pesisir dengan total beban limbah pencemaran parameter tersebut di muara sungai dan selanjutnya dianalisa dengan cara memotongkannya dengan garis baku mutu air yang diperuntukkan bagi biota dan budidaya. Pola hubungan antara konsentrasi limbah dengan beban pencemaran direferensikan terhadap standard baku mutu, maka akan dapat diketahui kapasitas asimilasi wilayah terhadap suatu parameter limbah tertentu. Untuk lebih mudah dalam melihat hubungan keterkaitan tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.