Validasi Model Pendekatan Sistem

Keterangan diagram forester: Pop = Populasi LD = Limbah domestik L = Tingkat kelahiran M = Tingkat kematian E = Emigrasi I = Imigrasi LD A = Limbah domestik akhir KL D = Kepedulian lingkungan domestik P = Pendidikan Pind = Pertambahan industri Ind = Jumlah industri LI = Limbah industri LI A = Limbah industri akhir KL I = Kepedulian lingkungan industri DL I = Jumlah industri yang memiliki dokumen lingkungan dan IPAL Ppsr = Pertambahan pasar Psr = Jumlah pasar LP = Limbah pasar LP A = Limbah pasar akhir KL P = Kepedulian lingkungan pasar DL P = Jumlah pasar yang memiliki dokumen lingkungan dan IPAL P LD = Pencemaran luar daerah L LD = Limbah luar daerah PD = Pencemaran Teluk Jakarta yang bersumber dari darat landbased sources P P = Pencemaran pelabuhan L P = Limbah pelabuhan PTJ = Pencemaran Teluk Jakarta

5.4.5. Validasi Model

Validasi model dilakukan untuk mengetahui validitas model yang telah dibangun, sehingga model dapat dianggap layak untuk digunakan. Proses validasi yang dilakukan berdasarkan validasi struktur model. Menurut Sushil 1993, validasi struktur model merupakan pengujian apakah model tidak bertentangan dengan mekanisme yang terjadi di dalam sistem nyata. Oleh karena itu, validasi struktur berhubungan dengan informasi dari literatur mengenai mekanisme sistem nyata. Proses validasi struktur dilakukan dengan uji kesesuaian struktur dan konsistensi dimensi.

A. Kesesuaian Struktur Model

Model yang menggambarkan interaksi antara komponen populasi, pertambahan industri, pertambahan pasar, dan tingkat pencemaran di Teluk Jakarta, haruslah sesuai dengan kondisi sistem nyata. Dalam sistem yang demikian, hubungan antar peubah populasi dan beban pencemaran, jumlah industri dan beban pencemaran, serta limbah pasar dan beban pencemaran harus lah bersifat positif, dan sebaliknya beban pencemaran dan kapasitas asimilasi haruslah bersifat negatif. Dalam model yang dibangun, sifat hubungan antar peubah tersebut harus dapat dibuktikan bersesuaian dengan mekanisme sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta. Perubahan jumlah beban pencemaran dari parameter contoh dapat dilihat pada Gambar 52. 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 2001 2002 2003 2004 Tahun B e b a n P e n c e m a ra n ton bu la n KMNO4 BOD COD Gambar 52. Perubahan jumlah beban pencemaran KMNO 4 , BOD dan COD Hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang dibangun dapat memberikan hasil yang bersesuaian dengan kondisi sistem nyata, seperti terlihat pada Gambar 52 secara umum terjadi peningkatan beban pencemaran dari masing-masing parameter khususnya yang terkait dengan limbah domestik, industri dan pasar. Adapun terjadi penurunan jumlah beban pencemaran hal ini disebabkan semakin meningkatnya jumlah industri dan pasar yang mulai memberikan hasil limbahnya untuk dipantau oleh BPLHD DKI Jakarta, serta mulai terjadinya peningkatan kesadaran masyarakat untuk memperbaiki kualitas lingkungan. Tetapi secara keseluruhan tetap terjadi peningkatan jumlah beban pencemaran dari sumber pencemar tersebut. Berdasarkan uji tersebut, disimpulkan bahwa struktur model dapat digunakan untuk mewakili kerja sistem nyata. Peningkatan jumlah populasi disajikan pada Gambar 53, sedangkan industri maupun pasar disajikan pada Gambar 54. Untuk data perkembangan penduduk, industri, pasar, dan kepedulian lingkungan masing-masing sumber pencemar data disajikan pada Lampiran 28 – Lampiran 31. 8200000 8300000 8400000 8500000 8600000 8700000 8800000 2001 2002 2003 2004 Tahun Ju m lah P en d u d u k j iw a Populasi Gambar 53. Peningkatan jumlah penduduk DKI Jakarta 100 200 300 400 500 600 2001 2002 2003 2004 Tahun Ju m lah u n it Industri Pasar Gambar 54. Peningkatan jumlah industri dan pasar di DKI Jakarta Hasil pengujian menunjukkan bahwa model yang dibangun dapat memberikan hasil yang bersesuaian dengan kondisi sistem nyata. Berdasarkan uji tersebut, disimpulkan bahwa struktur model dapat digunakan untuk mewakili sistem nyata.

B. Konsistensi Dimensi

Uji konsistensi dimensi merupakan pemeriksaan atas semua persamaan matematis yang dibuat di dalam model, agar tidak terdapat kesalahan antara kedua sisi persamaan tersebut. Uji konsistensi dilakukan berulang-ulang, dan telah dilaksanakan secara simultan dalam proses pengembangan model.

5.4.6. Analisis Kecenderungan Sistem