Perlu dicermati bahwa posisi peran pemerintah tata ruang DKI Jakarta hampir berada pada garis batas antara sektor dependent dengan linkage, yang
berarti bahwa kekuatan penggeraknya dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta relatif tinggi dibandingkan reklamasi Teluk Jakarta.
Evaluasi kesesuaian lahan dan kajian kebijakan berada pada posisi paling bawah, berarti bahwa hal ini dianggap relatif kurang perlu dibandingkan peran pemerintah
yang lainnya selama kegiatan dari peran pemerintah tersebut dapat dilakukan dengan baik.
5.3.2. Tujuan dalam Pengembangan Model Pengendalian Pencemaran
Teluk Jakarta
Teridentifikasi ada 4 tujuan pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta yang terdiri dari 13 subelemen, seperti terlihat dalam Tabel 31.
Interpretasi dalam bentuk hierarki disajikan pada Gambar 41 dan pada Gambar 42 subelemen dikelompokkan ke dalam empat sektor yakni autonomous, dependent,
linkage dan independent. Untuk analisis ISM data disajikan pada Lampiran 24.
Tabel 31. Elemen tujuan dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta
Elemen Subelemen
I. Perbaikan Teluk Jakarta
1. Mengamankan bahan pencemar 2. Memperpendek jalur bahan pencemar
3. Meningkatkan sistem penanganan bahan pencemar
II. Meningkatkan daya dukung
lingkungan 4. Meningkatkan sarana dan prasarana sosial
5. Memperluas wilayah perbaikan lingkungan 6. Menurunkan resiko ekologi
III. Memperkuat pengawasan
terhadap pencemaran
7. Mempermudah akses pada pengawas lingkungan 8. Mempermudah akses pada sumber pencemar
9. Mempermudah akses pada teknologi penanganan
limbah IV. Menambah
kekuatan stakeholder
10. Sosialisasi pengetahuan 11. Berbagi keahlian dan pengalaman penanganan
limbah 12. Informasi bersama
13. Menggabungkan research and development
Dari Tabel 31 terlihat bahwa tujuan-tujuan yang merupakan elemen kunci dalam pembentukan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta adalah
sosialisasi pengetahuan, berbagi keahlian dan pengalaman penanganan limbah, informasi bersama, serta menggabungkan research and development. Keempat
tujuan ini berada di dalam sektor independent Gambar 42, yang berarti bahwa dalam pengembangan model pengendalian pencemaran laut berperan sebagai
peubah bebas yang mempunyai kekuatan penggerak besar namun tidak tergantung kepada sistem.
10. Sosialisasi pengetahuan
11. Berbagi Keahlian dan
Pengalaman penanganan limbah
12. Informasi bersama
13. Menggabungkan Research
Development 7. Mempermudah
akses pada pengawas lingkungan
8. Mempermudah akses pada sumber
pencemar 9. Mempermudah
akses pada teknologi penanganan limbah
1. Mengamankan bahan
pencemar 2. Memperpendek
jalur bahan pencemar
3. Meningkatkan sistem penanganan
bahan pencemar 4. Meningkatkan
sarana dan prasarana sosial
5. Memperluas wilayah perbaikan
lingkungan 6. Menurunkan
resiko ekologi
Gambar 41.
Diagram hierarki dari subelemen tujuan dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk
Jakarta
Hasil analisis ini menggambarkan pendapat para ahli bahwa tujuan dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta diawali oleh
sosialisasi pengetahuan, berbagi keahlian dan pengalaman penanganan limbah, informasi bersama, serta menggabungkan research and development, berarti
diawali oleh perlunya strategi untuk melakukan kebersamaan dalam membuka wawasan baik pengetahuan, penelitian, serta keahlian dalam menangani
pencemaran Teluk Jakarta.
Tujuan-tujuan lainnya yang juga merupakan elemen kunci dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta adalah
mempermudah akses pada pengawas lingkungan, mempermudah akses pada sumber pencemar, dan mempermudah akses pada teknologi penanganan limbah.
Selain mempunyai kekuatan penggerak besar, ketiga tujuan tersebut mempunyai ketergantungan besar pada sistem. Kajian atas ketiga tujuan ini perlu dilakukan
secara hati-hati karena setiap tindakan pada peubah yang ada dalam sektor linkage akan memberikan dampak terhadap lainnya dan umpan balik pengaruhnya bisa
memperbesar dampak tersebut. Mempermudah akses pada pengawas lingkungan, mempermudah akses pada
sumber pencemar, dan mempermudah akses pada teknologi penanganan limbah menyambungkan empat tujuan di sektor independent dengan enam tujuan yang
berada di sektor dependent yaitu mengamankan bahan pencemar, memperpendek jalur bahan pencemar, meningkatkan sistem penanganan bahan pencemar,
meningkatkan sarana dan prasarana sosial, memperluas wilayah perbaikan lingkungan, serta menurunkan resiko ekologi.
Hasil analisis ini memberikan makna bahwa keenam tujuan yang terakhir sangat tergantung pada sistem dan tidak mempunyai kekuatan penggerak yang besar.
Dalam pengembangan model pengendalian pencemaran Teluk Jakarta posisinya akan mengikuti tujuan-tujuan lainnya yang berada di sektor linkage dan
independent .
Perlu dicermati bahwa posisi tujuan mengamankan bahan pencemar, memperpendek jalur bahan pencemar, meningkatkan sistem penanganan bahan
pencemar hampir berada pada garis batas antara sektor dependent dengan linkage, yang berarti bahwa kekuatan penggeraknya dalam pengembangan model
pengendalian pencemaran Teluk Jakarta relatif tinggi dibandingkan meningkatkan sarana dan prasarana sosial, memperluas wilayah perbaikan lingkungan, serta
menurunkan resiko ekologi yang berada pada posisi paling bawah, berarti bahwa hal ini dianggap relatif kurang perlu dibandingkan tujuan-tujuan yang lainnya
selama tujuan-tujuan tersebut dapat direalisasikan.
7,8,9
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 10,11,12,13
11 D
10
Catatan 1. Mengamankan bahan
pencemar 2. Memperpendek jalur bahan
pencemar 3. Meningkatkan sistem
penanganan bahan pencemar 4. Meningkatkan sarana dan
prasarana sosial 5. Memperluas wilayah
perbaikan lingkungan 6. Menurunkan resiko ekologi
7. Mempermudah akses pada pengawas lingkungan
8. Mempermudah akses pada sumber pencemar
9. Mempermudah akses pada teknologi penanganan
limbah 10. Sosialisasi pengetahuan
11. Berbagi keahlian dan pengalaman penanganan
limbah 12. Informasi bersama
13. Menggabungkan research
and development
4,5,6 1,2,3
9 8
7 6
5 4
3 2
1 r
i v
e r
P o
w e
r 13
12
Gambar 42. Matriks DP-D untuk elemen tujuan dalam pengembangan sistem pengendalian pencemaran Teluk Jakarta
5.3.3. Kendala dalam Pengembangan Model Pengendalian Pencemaran