5.7.1. Penegakan Hukum
Penegakan hukum dalam penerapan Undang-undang harus benar-benar ditegakkan karena merupakan prinsip utama dalam pelaksanaan Undang-undang
tersebut secara tegas dan konsisten. Hal ini dapat dilaksanakan jika dalam proses perumusannya, masyarakat yang menjadi objek hukum terlibat untuk memperkuat
sistem pemerintahan yang bersih dan berwibawa, serta terjaminnya rasa keadilan dan keamanan masyarakat. Adanya penegakan hukum bagi masyarakat akan
mendorong iklim yang kondusif dimana masyarakat bersedia mengikuti dan mentaati hukum.
Selain itu perlunya pengawasan, pemantauan untuk memaksimalkan penegakan hukum. Pemantauan ditujukan untuk memantau aktivitas-aktivitas di
perairan Teluk Jakarta sehingga diperoleh informasi yang jelas baik mengenai penyebab dari pencemaran maupun kualitas perairan. Pemantauan tersebut
dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab di bidangnya. Upaya pengawasan difokuskan pada pengendalian sumber pencemar baik yang berada di
sepanjang pesisir maupun lautan. Sedangkan untuk upaya penegakan hukum yaitu dengan memberikan sanksi yang berat kepada para pelaku pencemaran atau
industri-industri agar para pelaku tersebut menjadi jera dan mengindahkan kaidah yang berlaku dan telah ditetapkan oleh pemerintah. Di samping itu, upaya lain
yang dilakukan yaitu dengan memberikan insentif kepada pihak-pihak yang melakukan usaha penanggulangan pencemaran.
5.7.2. Memperbaiki Hubungan yang Harmonis antar Stakeholder
Dalam penerapan pengendalian pencemaran Teluk Jakarta perlunya hubungan yang harmonis antar stakeholder, sehingga dalam hal ini masing-
masing stakeholder perlu memperhatikan dampak dari kegiatan yang dilakukannya terhadap stakeholder lainnya, Jika dampak negatif terjadi akibat
kepentingan masing-masing maka sudah mempunyai antisipasi terhadap dampak tersebut agar hubungan tetap terjalin dengan baik.
5.7.3. Meningkatkan Hubungan antar Daerah Khususnya dalam
Pengelolaan DAS
Dalam meningkatkan hubungan antar daerah khususnya dalam pengelolaan DAS sangatlah penting dalam terwujudnya sistem pengendalian pencemaran
Teluk Jakarta yang efektif dan efisien. Peningkatan hubungan tersebut dapat dilakukan dengan prinsip keterpaduan, dimana keterpaduan yang dimaksud antara
lain keterpaduan antara ekosistem darat dan laut, keterpaduan antar wilayah administrasi, keterpaduan antar sektor, serta keterpaduan antara ilmu pengetahuan
dan manajemen.
A. Keterpaduan antara ekosistem darat dan laut
Perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, dengan memperhatikan kemampuan dari ekosistem darat untuk dieksploitasi dan memperhatikan
kemampuan pesisir untuk menerima dampak yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Misalnya pembukaan lahan pertanian atau pemukiman akan
menimbulkan sedimentasi baik pada badan sungai maupun di perairan pantai, sehingga dalam suatu perencanaan diperlukan keterpaduan antar ekosistem.
B. Keterpaduan antar wilayah Administrasi
Sungai merupakan suatu sistem terbuka dan mengalir dari daerah hulu ke hilir sehingga dampak aktivitas dari wilayah administrasi di bagian hulu akan
berdampak pada masyarakat di wilayah hilir, sehingga dalam pengelolaan limbah terutama domestik perlu adanya keterpaduan wilayah baik ditingkat
desa, kecamatan, kabupaten ataupun pusat. Sebagai contoh DAS Ciliwung yang melalui Kota Bogor, Depok, Jakarta dan lain-lain Gambar 70.
C. Keterpaduan antar sektor
Besarnya dampak dan banyaknya aspek kehidupan yang ditimbulkan oleh limbah maka dalam pengelolaannya perlu adanya keterpaduan antar sektor-
sektor yang terkait dengan hal tersebut, misalnya Departemen Pertanian. Departemen Kehutanan, Departemen Perkerjaan Umum, Dinas Tata Ruang
dan Lingkungan Hidup, Dinas Kebersihan, serta Dinas Kelautan dan Perikanan.
D. Keterpaduan antara ilmu pengetahuan dengan manajemen
Perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, perlu didasarkan pada input data dan informasi ilmiah yang memberikan berbagai alternatif rekomendasi
bagi pengambilan keputusan yang relevan sesuai dengan kondisi karakteristik sosial-ekonomi, budaya, kelembagaan dan bio-geofisik lingkungannya.
BOGOR TANGERANG
JAKARTA SELATAN
DEPOK JAKARTA BARAT
KODYA TANGERANG JAKARTA TIMUR
JAKARTA PUSAT
KODYA BOGOR JAKARTA UTARA
CIANJUR CIANJUR
SUKABUMI BOGOR
TANGERANG BOGOR
BOGOR KODYA TANGERANG
Gambar 70. Sungai Ciliwung yang melalui beberapa wilayah administrasi
E. Kompromi tingkat kebutuhan
Perlu dibentuk wadah diskusi yang dapat mempertemukan masing-masing stakeholder
dalam merencanakan pengelolaan Teluk Jakarta, khususnya dalam pengendalian pencemaran yang terjadi sehingga mengetahui tingkat permasalahan
yang dirasakan akibat dampak dari masing-masing kepentingan serta untuk mengetahui tingkat kebutuhan dari masing-masing stakeholder.
Termasuk didalamnya partisipasi masyarakat untuk turut aktif dalam suatu proses kegiatan bagi siapapun yang terlibat dan berkepentingan atau berkaitan
dengan proses yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan
partisipasi masyarakat sebagai salah satu upaya dalam pengelolaan dan penanggulangan pencemaran di Teluk Jakarta. Adanya kerjasama yang baik
antara pihak pemerintah dan masyarakat masyarakat lokal, LSM, dunia usaha dan akademis melalui pengamatan dan evaluasi serta pencarian solusi dalam rangka
peningkatan kualitas perairan Teluk Jakarta. keterbukaan secara demokrasi di dalam proses penyusunan peraturan
perundang-undangan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memahami bahwa perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah pada
dasarnya dibuat untuk kepentingan masyarakat; memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyampaikan aspirasi dan
kepentingannya untuk dapat dibuat dalam naskah RUU, serta ikut berperan dalam melakukan pemantauan sekaligus pengendalian dalam pelaksanaan perundang-
undangan tersebut. Partisipasi masyarakat dapat berkembang setelah adanya keterbukaan dari
pihak yang memprakarsai, dalam hal ini pemerintah. Keterbukaan pemerintah menginformasikan draft rumusan aturan-aturan, kebijakan dan rencana kegiatan
sebelum ditetapkan oleh pihak yang berwenang merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyampaikan pandangan, keberatan,
serta usul perubahan ataupun gagasan lain yang berangkat dari aspirasi dan persepsi masyarakat.
Keterbukaan, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menambah wawasan dan ikut dalam proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan
yang dilakukan pemerintah, sehingga kebijakan atau kegiatan tersebut dapat mengurangi potensi konflik pemanfaatan atau konflik yuridiksi yang diakibatkan
oleh kesalahan prosedur penetapan kebijakan.
5.7.4. Menyamakan Visi, Misi dan Tujuan dalam Pengelolaan Lingkungan