D. Keterpaduan antara ilmu pengetahuan dengan manajemen
Perencanaan pengelolaan wilayah pesisir terpadu, perlu didasarkan pada input data dan informasi ilmiah yang memberikan berbagai alternatif rekomendasi
bagi pengambilan keputusan yang relevan sesuai dengan kondisi karakteristik sosial-ekonomi, budaya, kelembagaan dan bio-geofisik lingkungannya.
BOGOR TANGERANG
JAKARTA SELATAN
DEPOK JAKARTA BARAT
KODYA TANGERANG JAKARTA TIMUR
JAKARTA PUSAT
KODYA BOGOR JAKARTA UTARA
CIANJUR CIANJUR
SUKABUMI BOGOR
TANGERANG BOGOR
BOGOR KODYA TANGERANG
Gambar 70. Sungai Ciliwung yang melalui beberapa wilayah administrasi
E. Kompromi tingkat kebutuhan
Perlu dibentuk wadah diskusi yang dapat mempertemukan masing-masing stakeholder
dalam merencanakan pengelolaan Teluk Jakarta, khususnya dalam pengendalian pencemaran yang terjadi sehingga mengetahui tingkat permasalahan
yang dirasakan akibat dampak dari masing-masing kepentingan serta untuk mengetahui tingkat kebutuhan dari masing-masing stakeholder.
Termasuk didalamnya partisipasi masyarakat untuk turut aktif dalam suatu proses kegiatan bagi siapapun yang terlibat dan berkepentingan atau berkaitan
dengan proses yang bersangkutan. Pemberdayaan masyarakat dan peningkatan
partisipasi masyarakat sebagai salah satu upaya dalam pengelolaan dan penanggulangan pencemaran di Teluk Jakarta. Adanya kerjasama yang baik
antara pihak pemerintah dan masyarakat masyarakat lokal, LSM, dunia usaha dan akademis melalui pengamatan dan evaluasi serta pencarian solusi dalam rangka
peningkatan kualitas perairan Teluk Jakarta. keterbukaan secara demokrasi di dalam proses penyusunan peraturan
perundang-undangan memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk memahami bahwa perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah pada
dasarnya dibuat untuk kepentingan masyarakat; memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyampaikan aspirasi dan
kepentingannya untuk dapat dibuat dalam naskah RUU, serta ikut berperan dalam melakukan pemantauan sekaligus pengendalian dalam pelaksanaan perundang-
undangan tersebut. Partisipasi masyarakat dapat berkembang setelah adanya keterbukaan dari
pihak yang memprakarsai, dalam hal ini pemerintah. Keterbukaan pemerintah menginformasikan draft rumusan aturan-aturan, kebijakan dan rencana kegiatan
sebelum ditetapkan oleh pihak yang berwenang merupakan kesempatan bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam menyampaikan pandangan, keberatan,
serta usul perubahan ataupun gagasan lain yang berangkat dari aspirasi dan persepsi masyarakat.
Keterbukaan, memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk menambah wawasan dan ikut dalam proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan
yang dilakukan pemerintah, sehingga kebijakan atau kegiatan tersebut dapat mengurangi potensi konflik pemanfaatan atau konflik yuridiksi yang diakibatkan
oleh kesalahan prosedur penetapan kebijakan.
5.7.4. Menyamakan Visi, Misi dan Tujuan dalam Pengelolaan Lingkungan
Perlunya membangun visi dan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan ekologi dan lingkungan dengan menjadikan permasalahan pencemaran limbah
sebagai masalah penting yang harus ditanggapi secara serius. Persamaan dalam pandangan perbaikan kualitas lingkungan khususnya Teluk Jakarta seperti
pemulihan secara bertahap dimana kegiatannya difokuskan pada upaya
rehabilitasi, konservasi dan pengendalian sumber-sumber pencemar dari daratan landbased sources yang masuk melalui sungai.
Kewajiban dalam pengelolaan lingkungan khususnya yang berdampak pada pencemaran Teluk Jakarta perlu dilakukan bagi masing-masing stakeholder
sehingga dalam hal ini setiap stakeholder terkait dengan pencemaran Teluk Jakarta wajib memasukkan salah satu visi, misi dan tujuan pengelolaan
lingkungan khususnya pengendalian pencemaran Teluk Jakarta dalam rencana pengembangan pada kegiatan masing-masing. Tidak terlepas juga pada wilayah
administrasi yang lintas sektoral, perlunya penerapan dalam menyamakan visi, misi dan tujuan khususnya yang dilalui oleh aliran DAS sehingga dapat
mewujudkan perbaikan kualitas perairan Teluk Jakarta seperti yang diharapkan dalam sistem pengendalian pencemaran laut ini.
5.8. Rencana Pengelolaan terhadap Sumber Pencemaran Teluk Jakarta
5.8.1. Rencana Pengelolaan terhadap Sumber Pencemar A.
Untuk Limbah Domestik
Inventarisasi sumber-sumber pencemaran limbah domestik terutama yang memberikan kontribusi terhadap pencemaran sungai yaitu sekitar 100
meter kanan dan kiri sungai. Peningkatan pelayanan pengangkutan sampah dimulai dari unit
lingkungan terkecil sampai ke kawasan perkotaan melalui pola pengelolaan sampah terpadu
Meningkatkan kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang pencemaran limbah logam berat, B3, red tide serta peran serta
masyarakat Peningkatan kesadaran publik public awareness dan mobilisasi
partisipasi masyarakat dalam usaha penanggulangan pencemaran. Hal tersebut dimaksudkan agar mengingatkan kepada masyarakat terhadap
perilaku mereka yang tidak ramah lingkungan. Perilaku masyarakat demikian itu telah menyebabkan tingginya tingkat pencemaran dan
gagalnya berbagai program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah untuk menanggulangi permasalahan pencemaran di Teluk Jakarta.