Dampak Pencemaran Laut Pencemaran Perairan Pesisir

7 Limpasan dari areal pertanian. Kegiatan pertanian umumnya menggunakan pupuk dan pestisida dalam jumlah yang besar, hal ini menyebabkan limpasan air dari areal pertanian mengandung pencemar pupuk dan pestisida yang tinggi. Selain dari kegiatan pertanian, limpasan air yang mengandung pupuk dan pestisida juga dapat berasal dari padang golf. 8 Kecelakaan kapal, tumpahan minyak, dan air ballast. Kegiatan pengeboran minyak lepas pantai, tumpahan minyak dari kapal, kecelakaan kapal, dan pencucian kapal air ballast merupakan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan pencemaran minyak di pantai dan laut.

2.2.2. Dampak Pencemaran Laut

Beberapa jenis dampak lanjutan akibat pencemaran di pesisir dan lautan diantaranya adalah sedimentasi, eutrofikasi, anoksia, dan kesehatan umum. Di bawah ini dipaparkan secara detail masing-masing dampak tersebut Hartono, 2004: 1 Sedimentasi Sedimen yang tersuspensi, terutama dalam bentuk partikel yang halus dan kasar, akan menimbulkan dampak negatif terhadap biota perairan pesisir dan lautan. Secara garis besar dampak tersebut terjadi melalui tiga mekanisme. Pertama , bahan sedimen menutupi biota laut, terutama yang hidup di dasar perairan benthos seperti hewan karang, lamun, dan rumput laut, atau menyeliputi sistem pernapasannya. Akibatnya biota-biota tersebut akan susah bernapas dan akhirnya akan mati lemas. Kedua, sedimentasi menyebabkan peningkatan kekeruhan air. Kekeruhan menghalangi penetrasi cahaya yang masuk ke dalam air dan mengganggu organisme yang memerlukan cahaya seperti fitoplankton. Efek ini juga berpengaruh pada komunitas dasar yang juga memerlukan cahaya untuk fotosintesa misalnya padang lamun dan zooxanthellae pada terumbu karang. Ketiga, sedimen yang berasal dari lahan pertanian yang mengandung nitrogen dan fosfat tinggi dapat menimbulkan eutrofikasi. 2 Eutrofikasi Fitoplankton dalam masa pertumbuhannya dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketersediaan nutrien, terutama nitrogen dan fosfor. Namun, jika kadar nitrogen dan fosfor hadir dalam jumlah yang berlebihan, maka hal itu dapat menyebabkan pertumbuhan fitoplankton yang luar biasa, yang diistilahkan dengan eutrofikasi. Dalam kondisi normal, jumlah individu berbagai spesies fitoplankton hadir dalam kondisi seimbang dalam komunitas. Namun pada saat terjadi ledakan populasi, sebagian besar spesies komunitas plankton musnah dan kemudian diganti oleh jenis yang tidak diinginkan dalam jumlah yang sangat besar. Dengan demikian, eutrofikasi menyebabkan terjadinya penurunan keanekaragaman komunitas mikroalga. Ketidakseimbangan komunitas ini dapat menimbulkan bahaya bagi lingkungan, yaitu berupa racun yang dihasilkan atau menciptakan kondisi tanpa oksigen pada malam hari, hal ini akan mengancam kehidupan biota lain. 3 Kekurangan Oksigen anoksia Kondisi kekurangan oksigen anoksia terjadi bila organisme pengguna oksigen dan proses penggunaan oksigen di dalam air berada pada kisaran yang lebih besar daripada persediaan oksigen yang berasal dari udara atau hasil fotosintesis. Umumnya, penyebab anoksia adalah kelebihan organisme pemakai oksigen yang sering dikombinasikan dengan stratifikasi oksigen dalam kolom air. Pada lapisan dasar kolom air, biasanya kandungan oksigen relatif rendah, karena di sini hanya terjadi proses pemakaian yang tidak diimbangin dengan suplai oksigen. Penyebab utama kekurangan oksigen adalah kelebihan bahan organik yang masuk ke dalam perairan, baik yang berasal dari limbah industri dan domestik ataupun ”ledakan populasi” alga. Bahan organik yang masuk secara berlebihan ke dalam perairan pesisir dan laut akan diuraikan oleh bakteri, baik secara aerob maupun anaerob. Pada kondisi tanpa oksigen, proses penguraian yang berlangsung dapat membahayakan kehidupan ikan dan invertebrata dasar. Kematian biota yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh ketiadaan oksigen dalam kolom air, melainkan juga disebabkan oleh senyawa gas yang bersifat racun. Senyawa ini dihasilkan oleh proses dekomposisi bahan organik secara anaerob. Senyawa gas tersebut terdiri dari gas amonia, metana, hidrogen sulfida, dan karbonmonoksida. Selain bersifat racun, senyawaaan gas tersebut mengeluarkan bau yang tidak sedap. 4 Masalah Kesehatan Umum Limbah rumah tangga banyak mengandung mikroorganisme, diantaranya bakteri, virus, fungi, dan protozoa yang dapat bertahan hidup sampai ke lingkungan laut. Meskipun limbah rumah tangga telah mengalami pengurangan kandungan mikroorganisme, namun mikroorganisme yang bersifat patogen dapat tetap bertahan dan berpotensi menimbulkan masalah pada kesehatan manusia.

2.2.3. Penanggulangan Pencemaran Pesisir dan Lautan