Krisis Bahan Baku Submodel Bahan
Krisis akibat kekurangan bahan baku terjadi jika pasokan kurang dari kebutuhan produksi pada tingkat titik impas atau BEP break even point atau hasil peramalan
produksi dipilih nilai yang lebih tinggi. Besarnya dampak krisis akibat kekurangan bahan baku diukur dari tingkat kekurangan terhadap kebutuhan pada tingkat produksi setara
BEP atau hasil perkiraan produksi, tergantung mana yang lebih tinggi, sehingga diperlukan transformasi tingkat kekurangan bahan baku menjadi nilai dampak krisis bahan
baku. Makin banyak kekurangannya dari kebutuhan produksi pada titik impas atau hasil peramalan, makin tinggi dampak krisisnya. Tingkat kekurangan bahan baku ini kemudian
ditransformasikan dalam himpunan fuzzy kekurangan bahan baku guna ditentukan dampak krisisnya. Himpunan fungsi keanggotaan asupan mengunakan fungsi Gaussian dengan
table nilai gamma dan c sebagai berikut:
2 2
2
, ,
σ
σ
c x
e c
x f
− −
=
…………………....................……..64
Nama Himpunan Fuzzy
σ
c
Sangat Tinggi 10
100 Tinggi 10
75 Sedang 10
50 Rendah 10
25 Sangat Rendah
10
Nilai keluarannya mengunakan persamaan linier fx = ax + b inferensi fuzzy Sugeno orde 1. Nilai konstanta a dan b dalam persamaan tersebut sebagai berikut:
Gambar 35. Model inferensi fuzzy krisis bahan baku.
Nama Himpunan Fuzzy a b
Sangat Tinggi 1
10 Tinggi 1
8 Sedang 1
6 Rendah 1
4 Sangat Rendah
1 2
Kaidah yang digunakan dalam inferensi fuzzy perhitungan dampak krisis kekurangan bahan baku adalah sebagai berikut:
Rule I jika persen kekurangan bahan baku sangat tinggi maka dampak krisis
sangat tinggi Rule II
jika persen kekurangan bahan baku tinggi maka dampak krisis tinggi Rule III
jika persen kekurangan bahan baku sedang maka dampak krisis sedang. Rule IV
jika persen kekurangan bahan baku rendah maka dampak krisis rendah Rule V
jika persen kekurangan bahan baku sangat rendah maka dampak krisis sangat rendah
Kelebihan bahan baku dihitung dari batas 120 persen kapasitas produksi. Pasokan bahan baku dinilai mulai krisis jika melampaui 120 persen dari kebutuhan bahan baku
pada kapasitas terpasang. Tingkat persentase kelebihannya ditransformasikan secara fuzzy menjadi nilai dampak krisis. Himpunan fungsi keanggotaan asupan mengunakan fungsi
Gaussian dengan nilai konstanta gamma dan c sebagai berikut:
Nama Himpunan Fuzzy
σ
C
Sangat Tinggi 10
100 Tinggi 10
75 Sedang 10
50 Rendah 10
25 Sangat Rendah
10
Nilai dampak krisis mengunakan persamaan linier fx = ax + b inferensi fuzzy Sugeno orde 1. Konstanta a dan b dalam persamaan liner tersebut sebagai berikut:
Nama Himpunan Fuzzy a
b
Sangat Tinggi 1
10 Tinggi 1
8 Sedang 1
6 Rendah 1
4 Sangat Rendah
1 2
Kaidah dalam inferensi fuzzy penetapan dampak krisis akibat kelebihan bahan baku sebagai berikut:
Rule I Jika persen kelebihan bahan baku sangat tinggi maka dampak krisis
sangat tinggi Rule II
Jika persen kelebihan bahan baku tinggi maka dampak krisis tinggi Rule III
Jika persen kelebihan bahan baku sedang maka dampak krisis sedang. Rule IV
Jika persen kelebihan bahan baku rendah maka dampak krisis rendah Rule V
Jika persen kelebihan bahan baku sangat rendah maka dampak krisis sangat rendah
Nilai peluang krisis bahan baku diperoleh dari pendapat pakar yang didaur melalui angket dan wawancara. Dengan menggunakan perhitungan fuzzy, diperoleh nilai dampak
krisis dan nilai peluang krisis. Data ini kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis.
Deskripsi Persamaan
Keterangan
Pasokan Internal Pi -
Data hasil perkiraan Pasokan Eksternal Pe
- Data hasil perkiraan
Pasokan Total Pt Pt= Pi+Pe
ProduksiPr -
Data hasil perkiraan Kebutuhan Bahan Baku
Kbb Kbb= Pr x Randemen Bb
Randemen Bb = Randemen bahan baku menjadi tapioka.
Nilai BEP BEP -
Diperoleh dari data analisis finansial Kebutuhan Bahan Baku
basis BEP KebBBbep KebBBbep=BEP x Randemen
Bb
Penentuan solusi krisis yang diperoleh dari pakar akan mempertimbangkan nilai dampak krisis dan peluang krisis pada kelebihan atau kekurangan bahan baku. Kuadran
krisis bahan baku menjadi dasar dalam penentuan krisis dan pengambilan solusi krisis bahan baku.