Krisis Bahan Pembantu Analisis Krisis Bahan Gabungan

6.3.1.6. Analisis Krisis Bahan Gabungan

Analisis krisis bahan merupakan gabungan dari nilai dampak dan peluang krisis bahan baku, krisis pemasaran, krisis bahan bakar, krisis bahan pembantu dan krisis air. Hasil inferensi fuzzy terhadap nilai-nilai tersebut adalah agregat nilai dampak dan peluang krisis bahan gabungan. Berdasarkan nilai tersebut ditentukan alternatif solusi krisis bahan Gambar 40-41. Gambar 39. Konfigurasi manajemen krisis bahan pembantu. Gambar 40. Model inferensi fuzzy krisis bahan gabungan.

6.3.2. Submodel Ketersediaan Teknologi

Submodel ini dibangun guna membantu pengambilan keputusan mengenai krisis teknologi dan peralatan yang diperlukan bagi kelancaran operasi perusahaan agroindustri. Submodel ini disusun menggunakan teknik pengambilan keputusan kelompok menggunakan fuzzy. Peubah yang berperan terhadap krisis teknologi adalah ketersediaan teknologi, perawatan peralatan, tingkat dan peluang ketersediaan suku cadang, serta tingkat dan peluang krisis ketergantungan teknologi. Penilaian terhadap dampak dan peluang krisis yang ditimbulkan masing-masing peubah tersebut dilakukan oleh para praktisi di perusahaan tapioka yang menjadi narasumber. Hasil penilaiannya ditransformasikan dalam himpunan keanggotaan fuzzy masing-masing peubah. Hasil keluaran berupa agregat nilai dampak krisis dan peluang masing-masing peubah, yang kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis. Agregat nilai Gambar 41. Konfigurasi analisis krisis bahan gabungan. peluang dan dampak krisis itu dijadikan dasar dalam penentuan alternatif solusi krisis ketersediaan teknologi Gambar 42.

6.3.3. Submodel Ekonomi dan Finansial

Submodel ini dibangun guna membantu pengambilan keputusan mengenai krisis ekonomi dan finansial di perusahaan agroindustri. Dalam submodel ini terdapat metoda penilaian kelayakan usaha dengan penghitungan IRR, NPV, BEP, PBP, ROI dan BC Ratio yang lazim digunakan dalam analisis kelayakan usaha. NPV, IRR, BEP, PBP, ROI dan BC Ratio diperhitungkan dari data modal usaha, asumsi finansial, biaya tetap, biaya tidak tetap, dan parameter analisis finansial modal, nilai pemeliharaan, nilai penyusutan lain. Hasilnya dinormalisasikan dan dibobot lalu ditransformasikan ke dalam himpunan fuzzy dan diagregasikan, sehingga diperoleh agregat nilai dampak krisis finansial maupun peluang krisis finansial. Agregat nilai itu kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis finansial dan dijadikan dasar penentuan solusi krisis finansial Gambar 43. Gambar 42. Konfigurasi model manajemen krisis teknologi.