Data Pasokan air Data bahan

hasil volume pasokan air bulanan sejak Januari 2000 sampai Desember 2006. Data pasokan air digunakan untuk memperkirakan tingkat persediaan air yang diperlukan untuk keperluan produksi. Jika perkiraan pasokan air mengalami kekurangan maka akan diperhitungkan sebagai salah satu pertimbangan dalam penentuan krisis air.

6.2.1.4. Data Produksi

Data produksi menggambarkan produksi tapioka per satuan waktu atau ton per bulan. Data produksi tapioka yang tersedia adalah data bulanan sejak Januari 2000 sampai Desember 2006. Data produksi tapioka digunakan dalam perkiraan produksi pada waktu yang ditetapkan, yang kemudian dijadikan acuan penentuan kebutuhan bahan bakar, kebutuhan air, kebutuhan bahan pembantu dan persediaan tapioka di gudang. Perhitungan krisis dilakukan berdasarkan perbedaan antara tingkat kebutuhan dengan tingkat pasokan atau persediaan pada waktu yang ditetapkan.

6.2.1.5. Data Pasokan Bahan Pembantu

Data bahan pembantu menggambarkan keadaan bahan pembantu per satuan waktu. Data bahan pembantu terdiri dari penggunaan zak, penggunaan PAC, penggunaan tawas dan penggunaan belerang. Pada penelitian ini diperoleh data bahan pembantu dari perioda Januari 2000 sampai Desember 2006. Krisis bahan pembantu dihitung dari perbedaan antara persediaan dengan kebutuhan bahan pembantu pada waktu yang ditetapkan.

6.2.1.6. Data Pengeluaran Tapioka

Data pengeluaran gudang menggambarkan data pengeluaran tapioka dari gudang per satuan waktu, yang diasumsikan sebagai data penjualan. Dalam penelitian terkumpul data pengeluaran tapioka dari gudang selama perioda Januari 2000-Desember 2006. Krisis pemasaran dihitung dari perbedaan antara jumlah persediaan tapioka dengan daya tampung gudang.

6.2.2. Data Ekonomi dan Finansial

Data finansial dan ekonomi menggambarkan likuiditas perusahaan agroindustri. Meliputi biaya produksi, pendapatan, keuntungan dan berbagai data finansial yang lain seperti rataan tingkat sukubunga yang berlaku, likuiditas perusahaan dan kenaikan atau penurunan harga saham perusahaan yang bersangkutan. Data ini digunakan sebagai asupan bagi submodel kelayakan finansial dan ekonomi. Dalam penelitian tidak diperoleh data finansial perusahaan secara lengkap. Pengelola hanya dapat memberi data yang menyangkut biaya operasional. Data lebih rinci mengenai pemasaran, harga penjualan, serta biaya-biaya lain merupakan wewenang dari kantor pusat. Setelah berkali-kali gagal mendapatkan data tersebut, dilakukan pendekatan dengan mencari data statistik dan data perkiraan dari berbagai sumber. Data analisis finansial ini disimpan menggunakan Microsoft Excel yang mampu menghitung kelayakan finansial dan berintegrasi dengan program utama, yaitu dengan Borland Delphi 7 maupun dengan MATLAB 7. Hasil analisis finansial memberikan gambaran mengenai kemampuan perusahaan dalam mencapai keuntungan, tingkat pengembalian modal, tingkat perolehan perusahaan dibandingkan dengan pengeluaran, keberlanjutan perusahaan dan lain sebagainya. Data ini digunakan dalam penentuan krisis finansial yang kemudian dijadikan dasar dalam penetapan solusi krisis finansial.

6.2.3. Data Ketersediaan Teknologi

Data ketersediaan teknologi menggambarkan kecukupan penyediaan teknologi dan peralatan utama bagi proses pengolahan, kelancaran pasokan utilities listrik, telepon dan lain-lain maupun penyediaan sistem penunjang atau cadangan yang dapat menjamin kelancaran operasi perusahaan.. Data ini digunakan sebagai asupan bagi submodel ketersediaan teknologi.

6.2.4. Data Sosial

Kelompok data ini menggambarkan gejala ketidakpuasan, keresahan, tingkat pengunduran diri karyawan atau manajemen yang menduduki posisi penting, aksi mogok, kekerasan, ancaman atau teror, serta ada tidaknya pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan atau pengelola perusahaan agroindustri. Data ini diperlukan bagi penetapan krisis sosial.

6.2.5. Data Solusi Krisis

Data mengenai solusi alternatif krisis merupakan kumpulan pengetahuan yang diakuisisi dari para praktisi, pakar maupun pustaka. Kumpulan data ini digunakan dalam analisis dan penyajian solusi krisis. Akuisisi pendapat narasumber dilakukan melalui wawancara dan pengisian angket.

6.3. Sistem Manajemen Basis Model

Sistem Manajemen Basis Model merupakan model simulasi yang tersusun oleh sekumpulan submodel sistem penunjang keputusan. Model yang dirancang dapat menyajikan peringatan dini dan tahapan krisis maupun risiko yang sedang dihadapi suatu