Penetapan Solusi Perancangan Model Manajemen Krisis

pada Lampiran 10 dan Lampiran 11. Rekomendasi solusi krisis komprehensif merupakan keterpaduan rekomendasi dari masing-masing tingkat krisis dengan memperhatikan prioritas penanganan krisisnya.

4.2.5. Validasi

Suatu model harus direkayasa guna kepentingan atau aplikasi yang ditentukan dan kesahihannya diukur sehubungan dengan tujuan rekayasa tersebut. Validasi terhadap CrismanSoft dilaksanakan guna menjamin agar model yang direkayasa berperilaku sesuai dengan parameter dan tujuan pembentukannya Martis, 2006; Sargent, 2005; Marimin, 2004; Carson, 2002; Sargent, 2000; Blanchard, 1998; Eriyatno, 1998. Jika dalam validasi ternyata model dan proses yang berlangsung dalam model itu tidak menghasilkan kesesuaian dengan parameter dan sasaran yang ditetapkan dalam perencanaan, dilakukan perancangan dan pemodelan ulang sampai hasil validasinya menunjukkan kesesuaian dengan perencanaan Kusumadewi, 2003; Marimin 2002; Daihani, 2001; Indrajit, 2000; Jackson, 2000; Blanchard, 1998; Eriyatno, 1998; Kahaner, 1998; McLeod, 1998; Coyle, 1995.

4.2.7. Rekayasa Model

Rekayasa CrismanSoft dilakukan sesuai dengan konfigurasi simulasi Gambar 27 dan konfigurasi model Gambar 32 yang dirancang. Model manajemen krisis CrismanSoft merupakan paket aplikasi komputer yang mampu menyajikan peringatan dini dan tahapan maupun risiko krisis internal yang dihadapi perusahaan agroindustri dan menyuguhkan rekomendasi alternatif solusi terhadap krisis tersebut. CrismanSoft tersusun atas Sistem Manajemen Basis Data Data Base Management System, Sistem Manajemen Basis Model Model Base Management System dan Sistem Manajemen Basis Pengetahuan Knowledge Base Management System, yang dihubungkan dengan Sistem Pengolahan Data data processing, yang kemudian berinteraksi dengan Sistem Manajemen Dialog yang berfungsi sebagai tampilan bagi pengguna user interface. Pemrograman dilakukan dengan Bahasa Pascal yang dikenal sebagai piranti Delphi 7. Inferensi fuzzy dilakukan dengan menggunakan komponen Delphi 7 dan MATLAB 7, sedang pusat data menggunakan bantuan piranti Microsoft Excel 2003 dan Microsoft Access 2003.

4.2.8. Verifikasi

Verifikasi terhadap CrismanSoft dilakukan guna memastikan bahwa model manajemen krisis ini terbebas dari kekeliruan proses logis logical errors dan berkemampuan menjalankan fungsi sesuai dengan tujuan rekayasanya. Langkah verifikasi dilaksanakan antara lain dengan penelisikan debugging berulang terhadap pemrograman guna mengurangi kesalahan masing-masing modul sebelum memadukannya menjadi suatu kesatuan. Verifikasi model juga dilakukan dengan memeriksa kemampuan kinerja model, ketepatan interface antara model yang dibentuk dengan aplikasi lainnya Martis, 2006; Sargent, 2005; Marimin, 2004; Carson, 2002; Sargent, 2000; Blanchard, 1998; Eriyatno, 1998.

4.2.9. Perancangan Implementasi

Pengembangan model manajemen krisis CrismanSoft dilakukan dengan menerjemahkan representasi pengetahuan menjadi bahasa perintah yang dapat dipahami komputer. Model ini dibangun berdasarkan asupan data dari sebuah perusahaan industri tapioka di Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Setelah model divalidasi dan diverifikasi serta mampu menunjukkan secara konsisten kinerja kepakaran dalam manajemen krisis, model ini dapat diimplementasikan pada industri tapioka yang sudah berjalan, dengan memenuhi beberapa ketentuan. Krisis yang dianalisis dalam model ini adalah krisis internal yang mencakup krisis bahan, krisis ekonomi dan finansial, krisis teknologi dan krisis sosial. Model manajemen krisis CrismanSoft dirancang berkemampuan menyajikan peringatan dini, menyajikan dampak dan peluang krisis internal dan menyajikan rekomendasi guna mengatasi krisis atau kemungkinan krisis tersebut. Rekomendasi yang dihasilkan hanya akan bermanfaat bagi para pengambil keputusan atau pihak-pihak yang memiliki otoritas guna mengeksekusikan rekomendasi yang dimaksud. Model CrismanSoft dapat diimplementasikan pada industri tapioka yang sudah berjalan. Perusahaan tapioka tersebut harus memiliki data yang lengkap sebagaimana diperlukan oleh model ini, yang meliputi pasokan bahan baku, pasokan air, pasokan bahan pembantu, pasokan bahan bakar, produksi tapioka maupun penjualan tapioka. Data finansial dan ekonomi, data ketersediaan teknologi dan data sosial yang didaur dari pakar, harus diperbarui sesuai dengan kenyataan di perusahaan yang mengimplementasikan model ini.