Submodel Ketersediaan Teknologi Submodel Ekonomi dan Finansial

peluang dan dampak krisis itu dijadikan dasar dalam penentuan alternatif solusi krisis ketersediaan teknologi Gambar 42.

6.3.3. Submodel Ekonomi dan Finansial

Submodel ini dibangun guna membantu pengambilan keputusan mengenai krisis ekonomi dan finansial di perusahaan agroindustri. Dalam submodel ini terdapat metoda penilaian kelayakan usaha dengan penghitungan IRR, NPV, BEP, PBP, ROI dan BC Ratio yang lazim digunakan dalam analisis kelayakan usaha. NPV, IRR, BEP, PBP, ROI dan BC Ratio diperhitungkan dari data modal usaha, asumsi finansial, biaya tetap, biaya tidak tetap, dan parameter analisis finansial modal, nilai pemeliharaan, nilai penyusutan lain. Hasilnya dinormalisasikan dan dibobot lalu ditransformasikan ke dalam himpunan fuzzy dan diagregasikan, sehingga diperoleh agregat nilai dampak krisis finansial maupun peluang krisis finansial. Agregat nilai itu kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis finansial dan dijadikan dasar penentuan solusi krisis finansial Gambar 43. Gambar 42. Konfigurasi model manajemen krisis teknologi.

6.3.4. Submodel Masalah Sosial

Submodel ini dibangun guna membantu penetapan krisis sosial. Submodel ini disusun menggunakan teknik pengambilan keputusan menggunakan fuzzy. Asupan peubah krisis sosial meliputi nilai dampak dan peluang ketidakpuasan karyawan, keresahan karyawan, pengunduran diri karyawan penting, pemogokan karyawan, tingkat teror pada perusahaan, dan ancaman kekerasan pada perusahaan Gambar 44. Penilaian mengenai dampak dan peluang krisis masing-masing peubah itu dilakukan oleh para pakar. Nilai yang dihasilkan ditransformasikan ke dalam fungsi keanggotaan fuzzy masing-masing peubah, dan agregat nilainya digunakan dalam penentuan tingkat krisis sosial. Agregat nilai dampak dan peluang krisis itu diproyeksikan pada kuadran krisis sosial dan dijadikan dasar dalam penetapan alternatif solusi krisis. Gambar 43. Konfigurasi manajemen krisis finansial.

6.3.5. Submodel Alternatif Solusi

Submodel ini dibangun guna membantu pengambilan keputusan mengenai tingkat krisis yang dihadapi oleh perusahaan agroindustri. Asupan submodel ini diperoleh dari hasil olahan empat submodel lainnya dan dianalisis dengan mengacu pada basis data sistem pakar yang berasal dari akuisisi pengetahuan para narasumber. Submodel ini dikembangkan dengan teknik fuzzy. Hasil analisis krisis komprehensif merupakan gabungan dari nilai dampak dan peluang krisis bahan, krisis finansial, krisis teknologi, dan krisis sosial. Hasil inferensi fuzzy itu berupa agregat nilai dampak dan peluang krisis komprehensif yang kemudian diproyeksikan pada kuadran krisis dan digunakan dalam penetapan solusi krisis komprehensif. Rincian kaidah fuzzy yang digunakan dalam penentuan krisis dapat dilihat pada Lampiran 10 Inferensi Fuzzy Penetapan Krisis. Sedang rincian kaidah yang digunakan dalam penetapan solusi dicantumkan secara lengkap pada Lampiran 11 Kaidah Penetapan Solusi. Kaidah solusi tersebut merupakan hasil akuisisi pendapat dan pengalaman pakar. Gambar 44. Konfigurasi analisis krisis sosial.