polyaluminum chloride atau PAC 0,000049 persen dari produk tapioka juga diamati pasokannya. Demikian pula pasokan zak pengemas tapioka. Volume pasokan masing-
masing bahan itu didekati menggunakan metoda peramalan berdasarkan data yang tersedia.
4.2.5.2. Penilaian Krisis Teknologi
Diagnosis dan identifikasi krisis dilakukan terhadap kondisi teknologi dalam perusahaan dengan mengamati ketersediaan suku cadang, fasilitas perawatan peralatan
utama, hambatan mendapatkan suku cadang atau peralatan utama maupun aspek teknis lainnya Lihat Lampiran 1 dan Lampiran 3. Para narasumber diminta pendapat atau
pengalamannya mengenai hal-hal tersebut, baik dari segi peluang terjadi krisisnya maupun dampak krisisnya terhadap kelancaran produksi. Penilaian dilakukan dengan skala hedonik
mulai dari SR Sangat Rendah, R Rendah, S Sedang, T Tinggi dan ST Sangat Tinggi. Agregasi pendapat pakar mengenai keadaan ‘teknologi’ dilakukan menggunakan
metoda modus pengulangan yang terbanyak atau metoda rata-rata geometris jika tidak diperoleh modus yang diinginkan. Para pakar juga dimintai pendapat mengenai
kemungkinan solusi jika perusahaan tapioka dihadapkan pada masing-masing krisis teknologi tersebut Lihat Lampiran 2 dan Lampiran 4.
4.2.5.3. Penilaian Krisis Ekonomi dan Finansial
Kelayakan perusahaan industri tapioka dinilai menggunakan beberapa kriteria kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha yang dilakukan dalam model manajemen krisis
ini menggunakan perhitungan Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR, manfaat netto atau Net Benefit Cost Ratio Net BC, pengembalian modal atau Return on
Investment ROI, titik impas atau Break Even Point BEP, dan perioda pengembalian modal atau Pay Back Period PBP. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha Lihat
Lampiran 9 diagregasikan menggunakan inferensi fuzzy Metoda Sugeno.
4.2.5.4. Penilaian Krisis Sosial
Diagnosis dan identifikasi krisis dilakukan terhadap kondisi sumberdaya manusia di perusahaan, pelanggaran hukum yang dilakukan oleh perusahaan atau pimpinan
perusahaan, hubungan atau kemitraan perusahaan dengan warga di sekitar perusahaan, aksi kekerasan maupun aksi teror yang mungkin terjadi dan pencitraan perusahaan. Para
narasumber diminta pendapat atau pengalamannya mengenai hal-hal tersebut, baik dari segi peluang terjadi krisisnya maupun dampak krisisnya terhadap kelancaran produksi.
Penilaian dilakukan dengan skala hedonik mulai dari SR Sangat Rendah, R Rendah, S
Sedang, T Tinggi dan ST Sangat Tinggi. Agregasi pendapat pakar dilakukan menggunakan metoda modus pengulangan yang terbanyak atau metoda rata-rata
geometris jika tidak diperoleh modus yang diinginkan. Para pakar juga dimintai pendapat mengenai kemungkinan solusi jika perusahaan tapioka dihadapkan pada masing-masing
krisis sosial tersebut Lihat Lampiran 2 dan Lampiran 4.
4.2.5.5. Penetapan Solusi
Hasil analisis dampak maupun peluang krisis bahan, analisis krisis teknologi, analisis ekonomi dan finansial serta analisis krisis sosial dipadukan menggunakan
inferensi fuzzy metoda Sugeno sehingga diperoleh agregat nilai krisis gabungan. Penilaian dampak dan krisis pada masing-masing tahap, sebetulnya menghasilkan rekomendasi
solusi bagi krisis tersebut. Keluaran analisis dampak dan peluang krisis komprehensif diproyeksikan pada
kuadran krisis kuadran Fink seperti pada Gambar 28 lihat juga Gambar 3. Barometer Krisis pada halaman 15 dan disajikan rekomendasi solusinya. Pada kuadran Fink, sumbu
tegak menggambarkan dampak krisis dan sumbu datar menggambarkan peluang terjadinya krisis.
Penetapan rekomendasi solusi komprehensif dilakukan menggunakan inferensi fuzzy metoda Sugeno berdasarkan kaidah tertentu rule base sebagaimana bisa dilihat
Gambar 28. Proyeksi dampak dan peluang krisis pada kuadran Fink.